"Hoaamm.."
Aku terbangun dari tidur nyenyak ku. Namun saat kubuka mataku, aku mendapati sosok Mas Livai yang berada di sampingku dalam posisi masih berbaring di tempat tidur dan terus menatapku.
"Jumin, kok udah bangun?" Tanyanya dengan nada lembut.
Lah, berarti dia udah bangun dari tadi, terus lihatin aku tidur dong?
Kok aku jadi malu gini?
"M-mas Livai gak pergi kerja?"
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan untuk menutupi rasa malu ku.
"Ini hari Minggu, Jum."
"Oh, Minggu toh?" Aku menepuk jidatku karena sadar atas kepikunan ku ini.
Mas Livai tertawa melihat tingkahku barusan.
Aku bergegas turun dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi.
Sambil aku menggosok gigiku, aku senyum-senyum sendiri karena masih terbayang-bayang kejadian tadi. Tapi tunggu, bukankah hari ini aku punya janji khusus?
Aku baru ingat, hari ini ada jadwal check up ku ke dokter kandungan. Tak perlu berlama-lama lagi, aku bersiap untuk pergi ke dokter.
"Mau kemana Jum?" Tanya Mas Livai yang sedang menonton televisi.
"Hari ini Jumin ada janji temu sama Risma, Mas. Boleh kan?"
Maaf ya Mas, aku terpaksa bohong lagi ke kamu.
"Oalah, yaudah pergi aja Jum. Tapi lu berangkat naik apa? Mau gue anter gak?" Tawarnya padaku.
Aku menolak tawaran itu, aku gak mau percakapan ini menjadi ajang investigasi yang akan dilakukannya.
Jadi aku harus buru-buru berangkat sebelum dia bertanya, "Kok gak mau dianter?"
~💙❤️~
Aku melangkahkan kakiku ke ruangan dokter spesialis kandungan.
Hal pertama yang kulakukan adalah USG. Beberapa saat kemudian hasil USG bisa langsung dilihat.
Lalu aku duduk di depan dokter yang ingin menyampaikan sesuatu padaku.
"Ibu Juminten, ibu kesini sendirian lagi tanpa didampingi suami? Lain kali suami diharuskan ikut karena pemeriksaan begini harus didampingi suami ya Bu," terang bu dokter.
"Maaf Bu, suami saya memang selalu sibuk hehe," jawabku berbohong.
"Baiklah Bu, untuk hasil USG nya cukup baik, janinnya berkembang dan sehat."
Aku yang mendengarkan hasil nya sangat senang dan refleks tersenyum lebar.
"Alhamdulillah saya sangat senang Bu," ucapku sumringah.
"Saya turut berbahagia untuk Ibu. Oh iya ini tambahan penjelasan dari saya, Ibu jangan lupa perbanyak istirahat dan makan makanan yang mengandung vitamin ya Bu."
"Baik, terimakasih atas penjelasannya Bu dokter."
.
.Setelah selesai cek kandunganku, aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil memikirkan kandunganku ini.
Haruskah Mas Livai tau?
Di luar hujan sangat deras sehingga aku harus berdiri untuk menunggu sampai hujan sedikit reda.
"Ya ampun dek, maafin mama ya. Kamu pasti kedinginan ya? Mama janji akan selalu memberimu kehangatan." Batinku seraya mengelus perutku, aku rapatkan cardigan pink yang aku pakai.
Aku melihat sekelilingku, beberapa mobil lewat di depan rumah sakit. Tapi mataku tanpa sengaja menangkap pemandangan yang sebenarnya akan lebih baik jika aku tak melihatnya.
Aku pikir mereka sepasang suami istri atau kekasih, namun ketika aku amati lebih jeli, ternyata orang itu tidaklah asing.
Ya, dia suamiku. Jelas-jelas itu adalah Mas Livai yang seperti tengah memayungi seorang wanita lalu membukakan pintu mobil untuknya, apa wanita itu sakit lalu datang kesini?
Setelah aku amati, ternyata wanita itu adalah Milea yang kata Mas Livai hanya sahabat baginya. Tapi perlakuan Mas Livai untuk Milea itu terlihat bukan hanya seperti hubungan sahabat.
Aku terdiam melihat mereka berdua naik ke mobil pajero abu-abu yang sudah tentu miliknya Mas Livai.
Aku kembali tertunduk meraba perutku.
Ada sebuah rasa perih yang mengalir di hatiku saat melihat suamiku pergi bersama wanita lain. Ya walau aku tau itu bukan hak ku untuk cemburu.
Mas Livai dan aku sama sekali tak terlibat dalam perasaan apapun.
"Sayang, maafin mama ya, mungkin mama janji ke kamu untuk selalu memberikan kehangatan dan kasih sayang. Tapi maaf, sepertinya kamu gak bisa mendapatkan itu dari papa kamu."
Kira-kira ada apa nih si Livai sama Milea?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelet Halal [ON GOING]
RomanceIngin membuat si gebetan jatuh hati secara instan tanpa mendapatkan penolakan sedikitpun? Pakai pelet cinta solusinya! Tapi takut dosa karena musyrik? Tenang saja karena pelet yang dipakai bukan berasal dari dukun, melainkan pelet versi halal lewa...