22. Rangga Menyukaiku?

191 171 0
                                    

Ost untuk part ini | Tiara Andini, Arsy Widianto - Cintanya Aku

~•••~

"Yang kurasakan denganmu semua berbeda."

"Kekasih yang baik hati kini ada di sampingku."

~•••~
______________________________________

Siang ini ku putuskan pergi ke rumah Rangga tanpa meminta izin dari Mas Livai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini ku putuskan pergi ke rumah Rangga tanpa meminta izin dari Mas Livai.

Peduli amat sama Mas Livai, dia sendiri aja gak peduli sama perasaan istrinya, bahkan katanya sebentar lagi ingin menceraikan ku.

"Jumin, mata lu kok sembab? Lu habis diomelin Livai?" Tanya Rangga khawatir.

Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan.

"Juminten, jawab gue. Terjadi sesuatu kan di antara kalian berdua?" Rangga mendesakku untuk mengaku.

"Mas Livai marah waktu tau aku dekat sama kamu dan katanya sebentar lagi mau menceraikan ku," jawabku.

"Apa gue yang jadi sumber dari masalah kalian berdua?"

"Bukan kamu kok Rang, sebenarnya Mas Livai udah bilang dari awal ingin menceraikan ku suatu hari nanti karena pernikahan kami atas dasar taruhan," terangku.

Tanpa dapat aku kendalikan lagi, air mataku terurai jatuh, aku tidak sanggup lagi menahan begitu dalamnya kesedihan ku.

Rangga yang melihat itu tentu saja tak tinggal diam, dia menarik tubuhku ke dalam pelukannya.

Aku menangis sampai sesenggukan dan sulit bernafas, itu tentu saja membuat Rangga semakin tak terima.

Dia memegang kedua pipiku yang basah karena air mata. Ditatapnya mataku begitu serius.

"Jum, lu mau gue kasih pelajaran ke Livai? Bakal gue hajar tuh si brengsek!" Cetus Rangga.

"Gak perlu Rang," tolakku.

Rangga melepaskan pelukannya, lalu mengusap air mata yang ada di pipiku.

"Gapapa, jangan sedih. Ada gue yang akan selalu berdiri di sisi lu. Pundak gue selalu tersedia kok buat lu, kapanpun lu ngerasa sedih, lu bisa datang kapanpun ke gue, oke?" ucapnya lalu menggenggam tangan ku.

Aku kembali menangis mendengar ucapannya karena rasa haru setelah mendengar perkataannya barusan. Aku gak pernah menyangka cowok seperti Rangga begitu baiknya padaku.

"Jumin, gue boleh ngungkapin sesuatu ke elu?"

"Mengungkapkan apa?" Tanyaku heran.

"Maaf kalau gue ngomong gini kesannya kayak kagak sopan," Rangga menarik nafas dalam-dalam lalu dia memberi jeda sebentar sebelum mengungkapkan sesuatu.

Pelet Halal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang