13. Pelet Salah Sasaran?

432 294 813
                                    

"Lama-lama gue nikahin sekalian aja tuh si Juminten Ngatinem!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama-lama gue nikahin sekalian aja tuh si Juminten Ngatinem!"

Tlak

Spontan aku jatuhin sapu toh ya begitu dengar kalimat yang baru saja dilontarkan Mas Livai ke seseorang lewat telepon.

Lambe mu Mas!

Jangan harap bisa nikahin Jumin!

Intinya Jumin gak sudi!

"Kok Mas Livai bisa ngomong gitu? Jangan-jangan efek pelet ku yang salah sasaran kah?" Batinku curiga.

"Jumin, tolong belikan sepuluh slop rokok di supermarket," perintah bapaknya Mas Livai tiba-tiba dari arah belakang ku.

"Baik, Om. Jumin izin keluar dulu nggih."

Aku langsung beranjak pergi dengan menyisakan berbagai pertanyaan di benak ku atas apa yang baru saja aku dengar.

Bahkan saat ini Mas Livai masih sibuk berteleponan.

Jangan-jangan masih ngebahas aku kah?

Ngebahas sama siapa sih?

~💙❤️~

Livai POV

KAMPRET!

Gara-gara Kayla Adeline sang penyebar hoax tentang hubungan istimewa gue dengan Juminten ke seluruh mahasiswa kampus, jadi anjlok reputasi gue dah seketika.

Itu pun baru-baru ini rumornya beredar.

Apa karena kemarin gue bikin Kayla gedeg dan ingin balas dendam akibat perkataan gue yang sangat menohok qalbu kali ya?

Mau tau omongan gue kek gimana ke Kayla saat itu?

"Honey~," panggil Kayla dengan nada sok seksi.

Honay honey, money aja sekalian!

Gue tau lu ngincer duit gue, bukan kasih sayang dari gue, elah.

"Hm," Respon gue sambil ngupil.

"Honey, sebenarnya kamu masih sayang gak sih sama aku?" Tanya Kayla sambil ngelus-elus pipi gue dengan tangannya.

Ingin gue basmi tuh tangan.

"Kayla.." Ucap gue dengan nada kalem nan lembut, gak kayak biasanya aja etdah.

"I-iya, honey? Apa kamu ingin minta maaf dan kembali setia padaku?" Tanya nya dengan masang ekspresi penuh harap dan malu-malu tai kucing gitu.

Dih, ge'er banget jadi cewek.

Jangan pikir karena gue makai nada kalem gitu, gue bakal ngelakuin sesuai dengan ekspektasi lu itu.

"Sorry, lu itu gak lebih dari sekedar mainan di saat gue gabut. Berhubung sekarang gue udah punya prioritas, gue gak butuh mainan kayak lu lagi," jelas gue dengan rasa tak bersalah sama sekali.

Pelet Halal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang