𝟛𝟝

3K 422 100
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

have you acknowledge yourself that genocide is still happening til this day? #ceasefirenow #freepalestine #freecongo #freeyemen

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Only Girls Can Relate The Mess


ℬrie sudah tidak bisa membedakan lagi antara apakah yang mengejarnya berupa sahut serdadu dan tapak kuda tunggangan mereka, atau lolongan lynx yang membersamai derap Pedasos. Malam begitu pekat mendekap belantara. Meski ia tak berlari, napasnya tetap tercekat. Jantungnya serasa nyaris terkoyak, berebut udara dengan pohon-pohon yang ada.

Brie bersikeras tidak mau mengakui perbuatannya mengendap-endap ke istal dan melepas tambatan Pedasos adalah upaya pencurian. Sungguh. Ia akan kembali setelah mengantar Elpida ke goa.

Namanya Elpida. Belakangan Brie tahu siapa nama gadis malang yang duduk di sebelahnya dalam kapal dari Lyrnessus itu. Yang waktu itu bersimpuh dengan merana di hadapan Thersites ketika malam kelam. Hecamede yang membantu Brie mencari gadis tersebut. Dan malam ini, ketika jamuan malam, dia mengendap-endap bersembunyi di gudang persedian pondok Achilles.

Iphis yang punya akses tentu leluasa untuk mengatur siapa saja yang diperkenankan masuk dan keluar. Jadi di sinilah mereka berdua sekarang. Setelah Brie memastikan betul Achilles memejamkan mata dan memunggunginya, ia menyelinap lewat beranda samping.

Brie keliru mengira bahwa aksinya menuntun dan menaiki kuda Achilles ini tak bakal dapat kendala. Kejaran dari satu regu pasukan pecah ketika ia baru menyentuh bibir hutan. Meski sama sekali tidak mahir, ia sedikit bisa mengarahkan tali kekang Pedasos pasca tempo hari Achilles mengajarinya. Selebihnya insting nekatnya lah yang bekerja.

Ya. Achilles mengajarinya. Sedikit, hanya bagian mendasar. Mereka pisah dari rombongan setelah meminta Patroclus duluan ke kamp. Brie yang notabenenya menumpang hanya mengikuti arahan saja. Mereka berputar tak begitu jauh, tapi cukup untuk tidak dibuntuti oleh para serdadu.

Tatkala sampai di kamp dalam arak-arakan paling akhir. Tepat seperti dugaan Brie, para budak sudah mulai menjinjing jemuran kering masing-masing dari wadah cuci. The Favourites termasuk dalam rangkai mengular para budak yang mempersilahkan serdadu lewat.

Dan Brie hafal benar bagaimana reaksi teman-temannya. Hecamede menampilkan raut lega karena Brie kembali jua meski lebih lama dari seharusnya, ada selingan mimik mengolok di sana. Gestur tangan wanita itu menguncup tetap di bawah dada dan bibirnya merapal kata 'oh... gadis merahku!' sebelum kemudian bersandar pada Iphis.

The Bride Who Never WasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang