─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───
please keep your prayers to all the victims of the genocide that is still occurring right now. #ceasefirenow
─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───
˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗
꧁Shall We Called This As 'Shit Hits The Fan'?꧂
ℬagi Brie, hukuman paling menyebalkan selain dikurung tidak boleh keluar rumah oleh sang ayah selama seminggu, adalah di mana ketika terpaksa keluar rumah, Brie harus dibuntuti oleh salah satu kakaknya. Di sini, Brie merasakan hal yang sama kendati bukan sang kakak yang mengawalnya.
Dari hari kemarin, Alcimedon sudah membuntuti Brie. Ke mana pun. Kapan pun. Padahal kerjaan Brie cuma ke pondok tenun saja tiap hari, tetapi pria itu tetap mengintil. Achilles yang menugaskan pria itu dan sekarang dia harus terperangkap bersama dengan Alcimedon sepanjang waktu.
Oh, dan omong-omong soal Achilles, sejak kejadian tertangkap basahnya Brie, dia sama sekali tidak menghabiskan malam di pondok sendiri.
Iphis jadi tidur dengan Brie, karena Achilles bermalam di pondok Patroclus. Entah memang bermalam sungguhan atau tidak, tetapi yang jelas pria itu hanya ke pondoknya sendiri ketika jamuan malam saja dan bermain lyre. Selebihnya, Brie tidak pernah melihat batang hidung Achilles dan Patroclus ketika larut tiba.
Brie merasa ini adalah hal baik tetapi memiliki konsekuensi buruk juga. Maksudnya di bagian ia jadi tidak harus dilanda kecanggungan atau tertimpa kemurkaan pria itu sepanjang malam.
Selebihnya, tentu tidak.
Semenjak hari kejadian itu, hidupnya seperti di neraka. Tidak bisa leluasa berbicara dengan siapa pun. Bahkan dengan Iphis. Saat malam di bilik kamar pun, ada serdadu yang akan berjaga di luar, di bilik tunggu. Ditugasi begitu karena dua tuannya ada di pondok sebelah.
Oh, how thoughtful they are didn't want their slaves to be left unguarded when they were away.
"Daripada kau hanya berdiri saja di ambang pintu, bagaimana jika kau membantu ambilkan bulu wolnya di luar?" tegur Brie. Ia sudah berada di titik muak, mendapati kerjaan Alcimedon yang selalu memakukan pandangan padanya melulu.
"Tugasku bukan untuk membantumu menenun," timpal Alcimedon dengan tangan bersidekap di dada.
"Tidakkah kau bisa meminta tuanmu menugaskan hal lain?"
"Oh, percayalah, Lady, aku lebih senang hari-hariku sebelumnya, menghabiskan siang di bawah terik bergelut dengan Menesthius daripada berteduh di sini dan tak melakukan apa pun." Alcimedon memutar matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Who Never Was
Fantasy[Reading List September 2023 - WattpadRomanceID as Dangerous Love Category] #1 on Mitologi - 29/01/24 #1 on War - 28/01/24 #1 on Yunani - 19/12/23 #1 on Slowburn - 19/12/23 ⚠️ May contain explicit things (21+) that can triggering you. ⚠️ Brie cuma...