[Reading List September 2023 - RomanceID as Dangerous Love Category]
#1 on Mitologi - 29/01/24
#1 on War - 28/01/24
#1 on Yunani - 19/12/23
#1 on Slowburn - 19/12/23
⚠️ May contain explicit things (21+) that can triggering you. ⚠️
Brie cuma punya t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
꧁Bersama Seduh, Kau Kurengkuh꧂
ℬeberapa malam dan selalu berturut-turut. Brie sudah menandainya.
Pria yang tidur seranjang dengannya itu selalu bergerak-gerak. Menggeliat seperti ditimpa resah. Padahal mata si pria masih terpejam teguh.
Entah apa yang dihadapi Achilles dalam tidurnya, tetapi Brie menebak, apa pun itu adalah sesuatu yang buruk. Deru napas tak melodis dan derai peluh tiada putus itu saling melengkapi satu sama lain.
Lenguhan tipis disertai dengan mata yang membeliak menjadi aksi penutup opera mimpi buruk itu. Membuat Brie yang sudah memiringkan badan dengan posisi tangan bersidekap menceletuk, "Mimpi buruk lagi?"
Achilles, masih dengan terengah, menoleh ke sisi ranjang. Menatap lamat gadisnya usai jeda tiga detik. "Apakah aku membangunkanmu?"
"Berani sekali menganggap aku pernah tidur di sini," keluh Brie. Selama dia menempati sisi ranjang kiri Achilles, ia tidak pernah mengategorikan tidur ayamnya sebagai benar-benar tidur. Dia menganggap tidurnya yang sungguhan hanya saat dia terlelap di pondok tenun atau di bilik tunggu bersama Iphis.
Bibir Achilles terbelah sedikit, seperti ingin menyanggah. Jelas-jelas Achilles secara sadar melihat sebagaimana lelap Brie kala ia mengobati luka di kaki sang gadis. Namun, Achilles menolak untuk membuka suaranya.
Malah sekarang tangan Achilles bergerak mengusap wajah sendiri. Menyeka peluh di pelipis, buah dari permainan Oneiroi* dalam tidurnya. Sesaat kemudian, ia bangkit untuk duduk di pinggir ranjang. Tangan Achilles mencengkeram erat pinggir dipan, menciptakan kerut-kerut dari alas linen yang mengalasinya. Menarik pula selimut bulu yang tadi disibaknya.
Tarikan yang tercipta dari cokolan tersebut seolah ikut menarik Brie pula. Tergerak batinnya untuk bertanya-tanya, tetapi tidak muncul satu patah kata. Ada diam yang cukup lama. Hingga kemudian Brie memutuskan untuk ikut bangun.
"Ingin sesuatu yang dapat membantumu tidur kembali?" tawar Brie tiba-tiba. Sebuah ide yang terbersit dalam otaknya serta merta mendorong Brie bergerak.
Seolah sengaja tidak membiarkan Achilles untuk menjawab atau menolak, Brie langsung berderap keluar bilik tidur sembari menyambar cawan emas yang teronggok di meja kecil.