𝟝𝟠

1.3K 288 112
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

please keep the prayer for them all #freepalestine #freesudan #freecongo #eyesonlebanon the genocide is still happening. if its not us who stay loud against the occupation, who else will?

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Separuh Bagian Yang Dipisahkan Sang Agung


𝕬chilles belum sempat kembali ke pondoknya, terhitung dari hari di mana Patroclus membuka mata. Pada hari kelima, setelah Patroclus merengek ingin kembali karena rindu pondok sendiri dan dikabulkan permintaannya, barulah ia menapaki kaki di sana. Myrmidons menyambut kedatangan Patroclus penuh sukacita. Mengusungnya dalam deret mulai dari pintu masuk, laksana sosok yang baru saja meraih kemenangan. Sebab memang sejatinya ia menang bertarung melawan ketidaksadaran diri yang memerangkap.

"Kubilang aku ingin di pondokku sendiri," protes Patroclus saat Achilles justru memapahnya ke undakan pondok utama.

"Hanya sampai jamuan malam jika begitu," bujuk Achilles. Ia masih belum membiarkan Patroclus berjalan sendiri. Padahal jelas-jelas tongkat yang dipakai menyangga tubuh Patroclus sudah lebih dari cukup membantu.

Ketika Achilles mendudukkan Patroclus di salah satu kursi di balai, Iphis langsung menghampiri sambil membawa oinochoe. Wajah sumringah gadis berkain sewarna madu tersebut tidak pupus. Akan jadi abadi malahan, terlihat dari sebagaimana antusiasnya Iphis bergantian menatap dua tuannya.

"Ah... Tuan Achilles, isi dari gerobak di depan sudah dipindahkan ke gudang penyimpanan. Permadani, koin emas, dan perhiasannya sangat cantik."

Achilles hanya merespon dengan anggukan singkat. Seberapa elok tenun yang diberi, bukan itu yang ia nanti-nanti. Sebanyak apa keping yang diterima, tidak menarik untuk ia hitung. Seberkilau apa aksesori yang didapat, tak pula berminat ia longok.

Sapuan tatap Achilles menjelajah sepenjuru pondokan. Bukannya mencium sesuatu yang akrab, kejanggalan justru menjerembab. Achilles biarkan Iphis dan Patroclus bercengkerama, selagi ia menyeret dirinya perlahan membuka bilik. Seisi kamar kentara sekali baru dirapikan.

"Aku sedikit merapikan bilikmu, Tuan Achilles... kupikir Tuan Patroclus akan mau berbaring di sana siang ini," lapor Iphis kala Achilles membalikkan badan kembali.

Dengan cepat, Achilles mencecar. "Apakah kau tidur di dalam semalam?" Meski pada hakikatnya sudah tahu apa jawaban Iphis, ia tetap berharap diiyakan.

Patroclus mengamati bagaimana Achilles sepanjang hari menahan senyumnya. Ia cakap menyadari ada suatu hal lain yang sama-sama membuat Achilles bungah. Lebih dari kepulangan Patroclus sendiri, malahan. Achilles seperti tidak sabar menapaki pondokan lagi. Merasa ada yang dinanti agar lekas ditemui.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bride Who Never WasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang