Prioritas Lian

7.8K 203 12
                                    

Minggu adalah hari bahagia untuk setiap pelajar, ketika mereka bisa tidur dan bangun sesuka hatinya. Bermanja-manja dengan kasur adalah hal yang menyenangkan bagi Lian. Tapi, itu hanyalah sebuah ilusi untuk Lian karena sepagi ini tidurnya harus terusik oleh suara berisik temannya itu. Siapa lagi jika bukan Salsa.

"LIAN BANGUN DONG"

"LIAN KATANYA MAU LARI PAGI, BENTAR LAGI UDAH PANAS CUACANYA!"

Salsa terus saja mengguncangkan tubuh Lian dan berteriak sesukanya dikamar itu. Namun, hasilnya nihil ia sudah melakukan aktivitas nya selama 30 menit tapi manusia kebo itu tidak kunjung bagun.

"Gue marah ya sama lo GAMA." Salsa membanting pintu kamar Lian dengan keras lalu menuju ke bawah.

"Mati lo Lian, Caca udah keluarin kata kata keramat nya." ucap Lian pada dirinya.

Jika Salsa sudah mengganti panggilannya menjadi Gama dan mengubah kosa kata menjadi Lo-Gue sudah dipastikan akan ada pertikaian besar hari ini.

Lian dengan cepat berlari mengejar Salsa dibawah. Ia menarik nafas lega, untung saja Salsa masih ada dirumahnya.

" Halo,ibu Yati," sapa Lian mencium pipi mamanya sekilas.

Lian beralih menuju salsa yang sedang mengiris bawang di sebelah ibunya,

" Halo, cantiknya Lian." Lian mengacak acak rambut Salsa dan berakhir mendapatkan tatapan tajam oleh salsa.

"Jangan digodain terus dong anak mama, Lian."

"Abisnya lucu kalau lagi ngambek."

"Maa, caca mau pulang aja." kini suara Salsa sudah bergetar.

Hari ini emosi Salsa sangat terguncang, apalagi ini adalah hari pertama ia red day membuat ia menjadi lebih sensitif.

"Eh, kok nangis sayang?" tanya mama yang melihat satu tetes air mata Salsa yang berhasil jatuh.

Salsa memeluk mama Yati dan bersembunyi di ceruk lehernya.

" Caca gak suka sama Lian." ucapnya sudah menangis.

Lian mengambil alih Salsa dan menariknya dalam pelukan.

"Jangan nangis dong ca, Aku minta maaf ya." ucap Lian mengelus punggung Salsa yang bergetar.

15 menit mereka berpelukan dengan posisi yang tidak berubah, Mama Yati hanya tersenyum gemas melihat putranya begitu memanjakan anak temannya itu yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

"Bawa caca nya ke kamar dulu, selsaiin masalah kalian. Nanti turun kalau mau makan."

Keduanya sudah berada di dalam kamar Lian, Salsa memilih untuk memunggungi Lian yang duduk di pinggir ranjang nya.

"Caca, liat aku dulu ya." suara Lian menjadi sangat lembut hingga dapat menutupi tingkah jail nya itu.

Salsa merubah posisinya menjadi duduk dan mendengarkan apa yang akan Lian sampaikan.

"Maafin aku ya,"

"Buat apa? Emang tau salahnya apa?" Lian dibuat gemas saat Salsa mode caca.
Salsa memang selalu begitu setiap kali ada yang berbuat salah padanya, alih-alih menceramahi, ia malah menginginkan pengakuan dari orang yang telah melakukan kesalahan padanya.

"Iya, Aku gak nepatin janji sama kamu, aku bilang mau ditemenin lari pagi tapi malah aku yang gak bangun. Dan hari ini kamu lagi red day tapi aku malah berlebihan buat jailin kamu. Maafin ya. "

"Terus kenapa gak bangun?"

" Malam tadi aku mempersiapkan acara expo sekolah bareng Mawar jadi tidurnya cuma tiga jam."

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang