Pagi minggu Papa Latupian telah sampai di Jakarta. Ia datang sedikit terlambat, lantaran harus menyelesaikan beberapa pekerjaan terlebih dahulu. Terjadilah Ia mengambil penerbangan pagi hari. Ia juga tak meminta di jemput karena takut membuat Salsa kelelahan.
" Kakek," Gracia berlari ke arah Latupian dan memeluknya.
"Halo sayang kakek, gimana kabar nya baik?"
" Baik Kakek, Kakek tau Cia akan jadi kakak." Cerita Gracia dengan begitu semangat.
"Wahh benarkah? Cia senang?" tanya Latuoian tak kalah semangat.
Gracia mengangguk, " Tentu kakek, ayo kita bertemu ibu dan menyapa adik."
Ati terkekeh melihat suami dan cucu nya yang begitu akrab. Sempat ada ketakutan saat Salsa dan Lian membawa Gracia untuk mereka asuh saat ituh. Namun pikiran hanyalah sebuah pikiran, semua tak semenakutkan itu. Terbukti suaminya bisa dengan baik menerima Gracia.
Siapa yang menyangka bahwa banyak kebaikan yang datang setelah kehadiran Gracia, kehamilan Salsa juga bagian dari kebaikan yang berdatangan. Ati berharap kebahagian ini tak lekas sirna.
" Papa baru sampai?" tanya salsa saat melihat ayah mertuanya melangkah menuju taman belakang, sambil menggendong Gracia.
"Iya Papa ambil penerbangan pagi karena harus menyelesaikan beberapa pekerjaan terlebih dahulu." Salsa mengangguk.
" Ada kabar dari ayah dan bunda? " Salsa menjeda kalimatnya, " sampai sekarang mereka belum kasih kabar." lanjut nya.
" Belum, nanti Papa hubungi mereka lagi ya?"
"Kalimat penenangan yang baik Pah, Caca oke kok kalau kalian mau ngomong jujur," Salsa menatap mata kedua mertuanya secara bergantian lalu beralih menatap suaminya. Ia sudah curiga sejak kedua orang tuanya yang tak pulang hingga 6 bulan. Ia mulai memahami bukan sibuk tapi ada hal lain yang ia tak ketahui. Ia semakin penasaran saat sebulan terakhir kedua orang tuanya tak lagi mengaktifkan nomor mereka.
Salsa tak berusaha mencari tahu segalanya, ia hanya berharap ada yang akan memberitahukan segalanya. Tapi sekarang ia sudah cukup lelah untuk pura pura tidak peduli semuanya.
" Ayo gak ada yang mau jelasin semuanya? Caca siap dengan segala kemungkinan buruk itu, dengan kalian sembunyiin ini lebih lama justru malah jadi beban untuk pikiran Caca." Salsa berbicara dengan suara yang bergetar.
" Hei jangan nangis dong sayang, Caca jangan sedih ya nanti adik ikut sedih." Lian tak tega melihat istrinya yang mulai meneteskan air matanya.
Ati yang baru ingin bergabung melihat kondisi yang tak kondusif memutuskan mengajak Gracia keluar agar tak menyaksikan lebih dalam. Lian menggenggam erat jemari Salsa, menguatkannya.
" Caca cerna denga baik ya, apa yang akan papa ceritakan." Salsa mengangguk, meskipun hatinya merasa belum siap.
" Dulu Ayah dan Bunda mu saling mencintai, papa saksi cinta mereka. Tapi dua tahun yang lalu mereka selalu bertengkar hebat, tapi hebatnya lagi mereka berhasil menyembunyikannya dari kamu. Alman main belakang Ca, dengan orang kantor. " Salsa menangis dalam diam. Kenapa? Kata itu masih jadi pertanyaan yang menghantuinya sekarang.
"Ayah kamu cerita semuanya benar- benar di luar kendali dia. Awal nya hanya sebatas rekan kerja tapi karena selalu intens bertemu dan selalu sharing bersama rasa itu datang begitu saja."
" Bunda kamu kasih penawaran untuk Ayah mu berubah. Ia akan melupakan hal buruk itu, asal ayah mu berubah dan melupakan selingkuhannya. Ayah mu setuju, dia perlahan menjauhi perempuan itu. Bunda kamu juga jadi sering ikut kemana pun ayahmu kerja. Tapi itu hanya bertahan sebulan, setelah itu ayah mu kembali mencari selingkuhannya. Kata bundamu itu penyakit, tidak akan sembuh." Latupian melihat keadaan menantunya sebelum melanjutkan ceritanya, ia seolah olah bertanya ' masih ingin mendengar?'
Salsa mengagguk, Meski sekarang ia sudah menangis di pelukan suaminya, ia membayangkan betapa sakit nya menjadi ibu nya. "Delapan bulan yang lalu Alman memulangkan Bundamu dengan baik kerumah nenek mu. Ia menjelaskan segalanya, Meskipun cara dia mengembalikan bundamu dengan baik tetap saja keadaan Ita tak baik. Bundamu sampai harus menjalankan perawatan mental nya.Menata kembali hatinya selama enam bulan kemarin. Saat kamu menikah mereka kembali bertemu, keadaan bundamu juga sudah lebih baik. Sekarang mungkin keduanya sedang mengurus perceraian mereka. "
Tertipu, mungkin satu kata yang bisa melambangkan keadaan nya sekarang. Bagaimana kedua orang tuanya bisa tampak tenang, Bahkan bundanya tampak tenang saat memberinya nasehat sebelum menikah. Begitu tenang saat menceritakan betapa Ayah adalah orang yang ia butuhkan.
Salsa kembali menangis sesegukan, ia benci terlahir sebagai anak ayah. Ia benci tidak mengetahui luka ibu nya.Dan ia juga benci rumahnya berantakan bahkan nyaris hancur.
" Caca boleh sedih, nangis itu wajar sayang, tapi jangan terlalu larut ya." Ucap Papa mertuanya mengelus lengan salsa menenangkan. Ia pergi meninggalkan Lian dan Salsa, Memberikan ruang keduanya.
" Lian hati Caca sakit," Hanya kata itu yang Salsa keluarkan. Hati Lian ikut merasakan sakit saat melihat kerapuhan Salsa. Lian hanya mengecup rambut Salsa berkali kali. Berharap itu akan menenangkan.
Tak lama suara tangis Salsa berubah menjadi ringisan," sakit Li." Salsa menekan perutnya.
Lian panik, " Kenapa sayang?" Salsa tak menjawab ia hanya terus menekan perutnya.
"Kamu tenangin diri dulu, tarik nafasnya Ca." Lian mengambil Gelas dan memberi Salsa minum.
" Argh sakit LIANN!" teriak Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh padamu
RandomTentang cowok cool bernama Gamalian Rony Latupian dan perempuan berisik bernama Laquena Salsabill Alman. Perjalanan cinta antara keduanya, di penuhi makna akan kehidupan. Tentang bagaimana bahagia yang selalu bergandengan dengan luka, mampu mereka t...