Sore ini Salsa dan Lian sudah berada di mall untuk berbelanja keperluan rumah. Lian memang menginginkan semua perabotan rumah sesuai dengan selera Salsa. Dengan alasan agar Salsa sendiri merasa nyaman nantinya.
Setelah selesai memilih beberapa peralatan rumah dan dapur. Kini mereka sedang membeli bahan-bahan untuk dapur. Salsa memutuskan untuk masak sendiri agar lebih hemat, sambil menunggu ART mereka.
"Kulkasnya langsung di antar hari ini kan Li?" Salsa bertanya.
"Iya, ca. Semua barang langsung di antar hari ini."
"Iyaa, berarti aku nyetok banyak bahan makanan aman ya?"
"Aman kok."
Lian mendorong troli sambil memperhatikan Salsa yang memilih bahan-bahan makanan.
"Ca malam nanti Aro berangkat ke Swedia. Aku ikut antar ya? "
"Boleh, tapi aku ikut, Li."
"Kamu capek gak? Seharian gak istirahat loh kamu."tanya Lian sedikit khawatir.
" Aman kok, Li. Kamu juga gak istirahat kan. Nanti biar sekalian istirahat abis ngantar Aro." Lian mengangguk menyetujui perkataan Salsa.
"Udah nih, cukup."ucap Salsa.
" Ya udah, kita bayar dulu."
Salsa dan Lian memutuskan untuk pulang ke rumah setelah berbelanja.
Lian melaju menyelusuri jalanan ibu kota, ia berhenti sejenak di alfamart.
"Aku mau beli minum dulu, kamu mau nitip sesuatu?"
"Gak deh, Li. Udah kenyang kita kan habis makan tadi." tolak Salsa.
Lian mengangguk lalu keluar menuju alfamart. Setelah 10 menit akhirnya Lian selesai dengan aktivitas nya.
"Beli apa aja, kok pake kantong?" tanya Lian.
"Besok kayaknya tanggal kamu datang bulan, jadi aku siapin ini." Lian memperlihatkan kantong berisi barang belanjaan nya.
Lian ternyata membeli pembalut, kiranti dan eskrim vanilla.
"Makasih sayang," Salsa menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Lian. Menghirup aroma parfum Lian yang sudah menjadi aroma favorit nya.
Lian tersenyum dan mengacak-acak gemas rambut Salsa.
"Ya udah kita langsung pulang ya. Biar nanti bisa istirahat sebentar sebelum antar Aro." Salsa mengangguk menyetujui perkataan Lian.
***
Malam ini Salsa dan Lian telah sampai di bandara untuk ikut mengantarkan Aro terbang ke Swedia. Lian sedikit merasa sedih saat ini, walaupun tingkah Aro yang random tak dipungkiri selama ini Aro selalu menjadi sosok yang care. Aro juga merupakan sohib akrab Lian dalam beberapa tahun terakhir. Tak apa, semua akan berpisah dan bertemu pada waktunya kan?
Salsa melihat Billa yang berdiri bersama dengan Mama Aro. Dua wanita kesayangan Aro itu tampak sedih saat ini. Tapi pada akhirnya menerima akan menjadi ending terbaik bukan?
Lian menyapa Aro dan memeluknya singkat, " Ingat pulang Ro."
"Aman, Bantuin gue jagain Billa sama Mama ya."
"Gue bakal bantu sebisa gue. Tapi kalo lo kelamaan gue gak bisa janji bakal bisa."
"Take care ya Aro, Nabila sama Mama aman disini."
"Makasih sal."
"Gue masuk dulu ya. Jadwalnya bentar lagi." pamit Aro. Aro kembali memeluk Mama nya dan mengecup singkat kening nya.
Lalu beralih menuju billa, "jangan nangis lagi hm." Aro menghapus sisa air mata Billa.
"Kita LDR dulu ya, bertahan sebentar ya sayang." Aro memeluk erat billa dan mengecup singkat kedua pipi billa.
"Jaga kesehatan, mentang-mentang aku gak di sini bukan berarti bebas minum." ucap Aro. Ia tahu pasti tabiat kekasihnya ini. Meski larangan ini tak akan membuat Billa berhenti setidaknya ia akan mengurangi.
Salsa mengambil Billa dan membawanya kepelukan. Sedikit menenangkan Billa agar tak terlalu terbuai dalam kesedihan.
Setelah tenang billa dan Mama Aro memutuskan untuk pulang sedangkan Salsa dan Lian memilih untuk berkeliling terlebih dahulu.
"Dekat sini ada pasar malam, mau ke sana?" tanya Lian.
"Mauu, Li." Jawab Salsa dengan nada yang menggemaskan.
"Sebentar aja tapi ya." Salsa mengangguk setuju.
Sesampainya di pasar malam, Salsa melebarkan matanya takjub. Pasalnya ia sudah lama tak ke pasar malam.
"Lian mau naik itu, ya ya." pinta Salsa.
"Nanti pusing ca, yang Lain aja ya."
"Ya udah mau masuk rumah hantu."
"Sesekali di dalam itu ca, yang lain deh."
"Ya terus apa Lian." Kesal Salsa.
"Ayo ikut aku. Kita main di sana aja pasti seru." Salsa tersenyum senang membayangkan ke wahana mana Lian akan membawanya.
Bibir Salsa berubah menjadi masam, ia mengerucutkan bibir nya.
"Ihh Lian mah." Salsa merengek kesal.
Bagaimana tidak Lian malah membawa Salsa menuju tempat memancing ikan mainan.
"Ini seru loh ca."
"Aku mau pulang aja." kesal Salsa dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kok nangis si ca. Maaf ya sayang." Lian menarik Salsa ke dalam pelukan nya.
Salsa memukul dada bidang Lian dan menangis sesegukan,"Gak mau, mau pulang Lian."
Lian menangkup wajah Salsa lalu mengecup kedua mata Salsa." Ya udah ayo. Udah dong nangisnya sayang. "
Mereka keluar dari pasar malam dan pulang menuju rumah.
Selama perjalanan Salsa sudah terlelap. Berpergian selama seharian penuh sangat menguras tenaganya ditambah harus di jailin oleh Lian. Lian menggendong Salsa membawanya masuk menuju kamar. Lian mengganti pakaian Salsa dan membuka sepatunya.
Lian melanjutkan untuk bersih bersih dan bergabung dengan Salsa untuk tidur. Hari yang bahagia dan melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh padamu
RastgeleTentang cowok cool bernama Gamalian Rony Latupian dan perempuan berisik bernama Laquena Salsabill Alman. Perjalanan cinta antara keduanya, di penuhi makna akan kehidupan. Tentang bagaimana bahagia yang selalu bergandengan dengan luka, mampu mereka t...