Keindahan Bercampur Darah

1.8K 101 0
                                    

Seteleh selesai membersihkan diri, kini Salsa sudah siap dengan gaun hitam nya. Polesan make-up natural menambah kesan indah pada dirinya.

Lian pun telah siap dengan setelan jas hitamnya. Warna yang sama membuat keduanya terkesan serasi malam ini.

Malam ini mereka akan diner di restoran dekat hotel. Lian berusaha seromantis mungkin malam ini. Meskipun Salsa tahu Lian sangat menahan tingkah random nya agar tak keluar.

Salsa dan Lian berjalan beriringan memasuki restoran, mencari meja yang memang telah di siapkan khusus untuk mereka.

Tenang dan romantis adalah kata yang dapat mereka gambarkan untuk suasana saat ini. Sapuan angin malam dengan alunan musik memberikan suasana hati yang tenang.

"Ca, Aku gak bisa bicara seromantis orang-orang di luar sana. Tapi aku cuma pengen kamu tahu, aku beruntung bisa menjadi bagian dari hidup kamu, and i love you." Lian menjeda kalimatnya, menghirup udara tanpa polusi  itu. "Ini langkah awal kita sebagai pasangan, sesuai ucapan kamu, 'manusia itu di dampingi oleh masalah', begitu juga hubungan kita. Aku harap sebesar apapun badai nya nanti, bertahan adalah hal yang akan kita pilih."

Salsa menghapus jejak air di ujung matanya, entah mengapa seketika hatinya begitu lunak. Beberapa kalimat dari Lian ternyata mampu membuat dirinya terharu.

" Li, kamu laki-laki terhebat setelah ayah, aku akan selalu berusaha menjadi istri sempurna agar bisa setara dalam menemani hidup kamu."

"Kalau manusia punya alasan sendiri kenapa mereka bertahan dan pergi. Aku berharap alasan pergi ku nanti hanya untuk kembali, Li." Salsa melanjutkan ucapannya.

Lian merengkuh tubuh Salsa, membawanya perlahan dalam pelukan nya. Erat, sangat erat.

@Gamalianrl

Disukai oleh Bilaaagnii dan 544

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disukai oleh Bilaaagnii dan 544.970 lainnya.

@Gamalianrl lots of love 💙

***

Esok hari Salsa dan Lian bangun lebih awal. Mereka akan jalan jalan hari ini. Tempat pertama yang mereka singgahi kali ini yaitu intarlaken.

Keindahan dari lake brienz tak bisa di ragukan lagi. Danau yang begitu bersih tanpa ada pencemaran sedikit pun.

Salsa dan Lian menaiki kapal pesiar agar lebih dalam menjelajahi keindahan danau itu. Layaknya film Titanic mereka ikut berdiri di ujung kapal. Menikmati indahnya alam semesta.

"Suka?" tanya Lian sambil memeluk tubuh Salsa dari belakang.

"Sukaa banget Lian. Terima kasih."

"Terima kasih kembali caca."

"Nanti kalau kita punya anak, aku bakal ajak dia kesini. Dia harus merasakan tenang nya tempat ini."

Lian mengulum senyum, " Senyaman-nyamannya suatu tempat, pulang ternyaman ya tetap pelukan seorang ibu ca."

"Pelukan ibu dan secangkir kopi bersama ayah, Lian."

"Kita wujudkan rumah yang indah untuk anak kita nanti ya? " lanjut Salsa.

"Tentu, rasa bahagia harus selalu jadi isi dari rumah kita."

Setelah menjelajahi lake brienz, kini museum menjadi tempat kedua yang mereka pilih. Sebenarnya pilihan Lian.
Mereka kembali menjelajahi museum, Lian mengamati satu per satu benda di dalamnya. Lian membaca beberapa tulisan sejarah tentang Swiss dan beberapa bangunan di sana. Secara tidak langsung ia sudah banyak mengetahui keping demi keping sejarah di Swiss.

Sedangkan Salsa, ia sibuk mengambil potret beberapa tempat yang menurutnya indah. Salsa merasa beberapa hari di sini, telah membuat mata dan juga lidahnya di manjakan oleh keindahan dan cita rasa.

Meski hanya menjelajahi sebagian tempat saja dan menghabiskan sisanya di dalam kamar bersama suaminya dan teman baru mereka, Cia. Salsa sangat merasakan senang. Terlebih ia begitu bahagia dengan kehadiran Cia dalam beberapa hari terakhir. Ah, sialnya mereka akan pulang besok. Mungkin malam ini Salsa harus menghabiskan waktunya dengan Cia sebelum pulang ke Indonesia.

Mereka memilih untuk kembali ke hotel sekarang. Mengingat mereka belum packing untuk keberangkatan besok pagi.

Salsa terperanjat saat tiba di hotel. Pasalnya orang-orang berkerumunan dan sudah banyak polisi di sana. Salsa berlari kalau melihat Cia menangis di pelukan seorang polisi.

"Sorry, what is this? "Salsa bertanya pada polisi. Mereka pun menjelaskan bahwa ada seorang pria jatuh dari gedung lantai lima. Mereka sedang menyelidiki semuanya, tapi di duga pria itu bunuh diri. Mereka juga menjelaskan bahwa perkataan mereka bukan tanpa alasan sebab mereka menemukan surat yang tampak baru di tulis sebelum kejadian.

Lian perlahan melihat jasad korban, tak tanpa jelas karena wajahnya berlumuran darah. Polisi kembali memberi identitas korban dan benar nama kalvin tertulis di sana.

Salsa menangis memeluk Gracia, bagaimana mungkin kalvin bertindak sebodoh ini. Apakah ia tak memikirkan Cia yang bergantung hidup dengan nya.

Salsa membawa Cia untuk duduk terlebih dahulu. Menenangkan nya agar tak ketakutan.

Lian menghampiri mereka dengan membawa surat dari kalvin. Menurut pernyataan polisi, surat itu menyebut nama Salsa dan Lian. Sebelumnya polisi sudah bertanya banyak pada Lian.

"Caca, Cia udah bobok?" Salsa mengangguk sebagai jawaban.

"Udah sayang."

Lian menyodorkan surat dari kalvin dan di Terima oleh Salsa. Salsa membaca surat itu perlahan namun mampu di dengar oleh Lian. Seketika Salsa menangis harus dan memeluk Lian. Tubuhnya bergetar hebat, ada ketakutan dalam dirinya sekarang.


Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang