Bahkan menangis, lelah, gundah juga bagian dari proses penyembuhan. Maka, bersyukur saja, banyak dari mereka yang terpaksa sembuh tanpa sebuah proses. Mari menerima dengan sebaik-baiknya bentuk luka.
Di sini dia sekarang, hamparan hijau yang membentang luas, tempat orang-orang memilih berpulang dari pada harus bertahan. Batu nisan berbaris berjejeran, menyaksikan seorang perempuan dengan kerudung yang belum sempurna pasang nya.
Dipeluknya nisan berukuran kecil yang tanahnya belum mengering itu, " Nak, maaf ibu baru berani jenguk kamu sekarang." isak tangis Salsa kembali terdengar.
" Entah kenapa keberanian Ibu ikut menghilang bersama kepergian Pria itu. Rasanya setiap melangkah, ibu selalu di sertai rasa takut." Tangan Salsa terus mengusap nisan bertuliskan Ayanna Camelia Salsabil.
"Adek tahu? Adik Ara tumbuh dengan baik di sini. Semoga Adek juga ya." Salsa tersenyum, memandangi nisan itu.
Pergantian siang menuju sore, tapi Salsa enggan meninggalkan tempat itu. Ia sibuk membersihkan makam yang sebenarnya sudah bersih. Rasanya tak pernah bosan memandangi tempat beristirahat anak nya itu.
Awan mulai merubah warnanya menjadi kelabu, tapi Salsa masih sibuk di sana. Bercerita tentang nasib nya pada sang buah hati. Air mata itu tak kunjung berhenti, rasanya tak pernah selega ini saat bercerita. Air mulai turun dari langit, seirama dengan suara tangisnya.
Dan ternyata hujan juga tak mampu membuat Salsa beranjak dari tempat nya. "Dek, ibu susah buat pejamkan mata, padahal kalau ibu buka pun tidak akan merubah segalanya."
"Kira-kira, ibu bakal kuat gak ya untuk kalian. Ibu harus kuat dong hehe." Salsa terkekeh.
"Ibu izin tidur disini ya? Kayaknya nyaman kalau di peluk adek." Salsa menyandarkan kepalanya pada nisan anaknya. Perlahan mulai memejamkan matanya.
Salsa kembali membuka matanya saat tetes hujan tak terasa membasahi tubuhnya, tapi anehnya suara hujan masih ada.
Sebuah payung hitam melindunginya, mata keduanya bertemu.Seorang pria dengan balutan kemeja hitam dan celana yang senada. "Jangan mati saat Tuhan kasih kamu kesempatan hidup."
Salsa hanya diam, "Ibu pamit ya dek." Salsa mencium nisan anaknya. Lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Salsa kembali ke rumah sakit, tidak membutuhkan waktu yang lama karena tempat nya berdekatan. Saat memasuki ruang inap nya. Ia melihat dua ibunya sudah duduk di sana.
"Kamu kemana aja Ca?" Tanya Ati khawatir saat melihat baju Salsa yang kotor.
Mata sembab, baju kotor dan kerudung yang tak rapi itu sudah menjawab pertanyaan Ati.
"Kamu bersih-bersih dulu, sebentar lagi adik di bawa ke sini." Salsa mengangguk dan memasuki kamar mandi ruangan itu.
Rasa senang saat berita anaknya sudah membaik tapi ia juga merasa sedih saat kedua ibunya itu memberikan tatapan kecewa padanya. Meskipun begitu, keduanya tak pernah marah. Mereka selalu mengerti jika ia butuh waktu untuk menerima semuanya.
Saat memandangi putrinya, ia meneteskan air matanya. Ini pertama kali, ia menyusui anaknya secara langsung. Meskipun tak deras tapi ASI-nya cukup untuk anaknya.
"Nanti Caca harus makan banyak biar anaknya dapet ASI-nya juga banyak ya sayang." Ati memberikan nasehat pada Salsa.
Senyumnya terus saja mengambang menatap putrinya, ia mengelus pipi kecil putrinya. Gemas sekali rasanya.
"Caca pengen gigit pipinya, ihh gemes banget nak."
"Billa sama Syarla mau jenguk nanti katanya." ucap Ita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh padamu
RandomTentang cowok cool bernama Gamalian Rony Latupian dan perempuan berisik bernama Laquena Salsabill Alman. Perjalanan cinta antara keduanya, di penuhi makna akan kehidupan. Tentang bagaimana bahagia yang selalu bergandengan dengan luka, mampu mereka t...