Hubungan tanpa status

2.8K 156 5
                                    

Cahaya matahari pagi dari sela jendela kamar telah mengusik tidur nyenyak Salsa, ia perlahan membuka matanya dan menyadarkan pandangannya, ternyata ia berada di rumah Lian.

Salsa beralih menatap pria yang sibuk memandanginya di pinggir ranjang tempatnya tidur.

"Lian? Sejak kapan kamu disini?"

"20 menit yang lalu, siap-siap kita harus ke sekolah." ucap Lian masih dengan senyuman dan mata yang terus memandangi Salsa.

" Kok gak di bangunin si aku nya? " Salsa kini sudah kesal melihat tingkah laku Lian.

"Nyenyak banget, ga tega aku bangunin."

"Baju kamu udah aku bawa, tadi aku minta tolong bi mirna antar." Lian menunjuk paperbag seragam Salsa.

"Aku tunggu di bawah," lanjut Lian lagi.

Salsa tak merespon ia langsung menuju kamar mandi dan bersiap siap.

***

Suasana highschool Alman telah ramai di penuhi oleh siswa siswi dari berbagai sekolah di jakarta. Tak hanya itu, para tamu undangan juga membantu memenuhi lingkungan sekolah. Sederetan media juga ikut serta dalam memenuhi lapangan tentunya mereka siap menyoroti berita hari ini.

Kegiatan Expo memang sudah melekat dengan Highlight Alman, pihak sekolah menjadikan kegiatan ini menjadi kegiatan wajib tahunan. Kegiatan ini juga menjadi hal yang sangat dinanti oleh sederetan siswa-siswi, tentunya karena sekolah mereka selalu menghadirkan guest star yang tak terduga.

"Tahun ini kamu undang siapa?" tanya Salsa yang duduk di sofa yang di siapkan khusus untuk anak OSIS.

"Tulus ca,"

"Ih seriusss?"

"Iyaa caca ku, " jawab Lian gemas, ia reflek mencubit pipi chubby Salsa.

"Sal, " panggil Diman berjalan dari arah berlawanan. Salsa hanya menengok sebagai jawabannya.

"Hari ini Gue ada penampilan duet sama Syarla tapi dia lagi radang tenggorokan dan gak memungkinkan juga kayaknya buat nyanyi."

"Jadii?"

Diman tersenyum menampakkan deretan giginya, "Lo bisa gantiin Syarla gak? Lo tau kan anak anak yang lain belum pada pede buat tampil, apalagi ini acara besar sal." Lanjut diman.

Salsa merasakan genggaman tangan Lian semakin erat saat diman menawarkannya duet bersama, ia tahu sekali bahwa Lian tidak akan melarangnya bernyanyi tapi ia menolak keras saat Salsa duet dengan laki laki lain, meskipun itu temennya,Lian mode posesif on going.

"Gue si mau-mau aja, tapi lo harus ngomong sama temen gue ini." Salsa mengangkat tangannya yang di genggam erat dan memperlihatkan nya pada Diman.

"Tolong lah Li, satu kali aja. Janji habis ini gak bakal ada duet-duet lagi. Nanti citra gue sebagai ketua ektrakurikuler musik bakal hancur kalau sampai gak ada penampilan sama sekali." ujar Diman memohon.

Lian hanya memberikan bombastis side aye pada Diman dan sejenak memikirkan perkataan Diman, ia tentu tidak boleh egois dan dia juga tidak akan merasa senang jika Diman di pandang buruk oleh orang-orang.

"Oke tap-" ucapannya terjeda saat Diman tiba-tiba memeluknya.

"Makasih banyak Li, lo sahabat terbaik gue. Kapan lagi kan bisa duet sama Nona Salsa." ujar Diman dan dihadiahi satu tendangan oleh Lian.

"Enak aja lo, gue belum selsai ngomong." ujarnya ketus

"Gue yang bakal nyanyi bareng Salsa, jadi buang mimpi lo jauh-jauh." Diman mengumpat dalam hatinya sembari mengusap tulang kering yang di tendang oleh Lian.

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang