Salsa berdiri di depan cermin dengan kemeja biru muda di tubuhnya, kulot putih yang ia kenakan membuat perpaduan indah di tubuh Salsa. Rambut hitam ikal itu ia biarkan tergerai, Salsa menambah sedikit polesan make up di wajahnya. Hari ini ia akan menghadiri acara wisuda Al.
Salsa menatap arloji di pergelangan tangannya, ia masih punya sisa waktu lima belas menit. Akan ia habiskan di perjalanan saja nanti. Salsa mengemudikan mobilnya sendiri, jangan tanyakan kemana dua anaknya itu. Tentu saja mereka bersama nenek-nenek nya. Iya, mertua dan kedua orang tuanya sudah datang sejak seminggu yang lalu, sehari usai mereka saling mengabari. Sedangkan teman-temannya, mereka menunda datang karena masih berperang dengan tugas kuliah.
Salsa mengambil pesanan buket bunganya terlebih dahulu, Salsa juga menyiapkan hadiah lainnya di dalam paper bag yang ia bawa. Beberapa menit bengemudi kini ia telah sampai di campus Al. Ramai, satu kata yang mendefinisikan tempat itu. Dengan sedikit kesusahan, akhirnya ia bisa masuk ke dalam gedung utama. Salsa menyaksikan prosesi wisuda dengan seksama, ia bisa melihat banyak para perempuan-perempuan muda yang juga ikut melaksanakan prosesi wisuda.
Perempuan beruntung yang tak terikat pernikahan dan tak ditinggalkan suaminya, para perempuan yang mengutamakan diriya. Terbesit dalam pikiran Salsa, apa bisa menjadi seperti mereka? Apa tuhan kali ini mau berpihak padanya? Ah, ingin sekali rasanya menjadi bagian dari mereka.
Setelah menunggu lama, akhirnya acara inti telah usai. Salsa menghampiri Al yang baru menyudahi percakapan dengan laki-laki yang Salsa tebak adalah temannya.
" Haii kak Al, congrats ya!!" Salsa memeluk singkat tubuh Al. Ia memberikan buket dan hadiah yang ia bawa.
" Apa sih Sal, pake bawa hadiah segala." Salsa terkekeh, " malah aneh kak, kalo bawa tangan kosong ke sini."
Al mengangguk, " kita foto dulu mau?"
" Gak nunggu yang lain aja kak?" Tanya Salsa.
" Mau nunggu siapa lagi? Yang lain udah pada sama keluarganya,"
"Keluarga kakak gak dateng?" Tanya Salsa pelan, agar Al tidak tersinggung.
"Enggak, aku kan lusa pulang." Salsa mengangguk mengerti.
Mereka berjalan menuju stand foto yang telah di sediakan, Al mengalungkan selempang dan mengenakkan toganya pada Salsa.
" Kamu bisa raih ini juga Sal."
"ihh kok tau? cenayang ya kak?" Al tertawa mendengarkan pertanyaan Salsa.
" Ada-ada aja pertanyaan nya," Mereka memulai foto bersama.
"Makasih ya Sal," Salsa tersenyum mengangguk.
"Kita pulang ya kak, kasian Ara di tinggal lama."
Al mengangguk, mereka pergi menggunakan mobil masing-masing.
Sampai di apartemen, seperti biasa Al disambut baik dengan keluarga Salsa. Tangan kecil Gracia menarik Al untuk cepat bergabung di sofa bersama empat orang tua itu.
"Sini om Al, kita kakek Pian cerita," Al menurut, ia duduk bergabung di antara keluarga.
Pian tersenyum melihat ke arah Al, meski belum sempat mengobrol banyak dengan Al tapi ia tahu bahwa Al memberikan kenyamanan bagi cucunya.
"Selamat ya Al, om ikut bangga. Di usia yang masih muda kamu sudah begitu bersinar." Puji Pian.
"Terima kasih om, tapi jangan di puji gitu lah. Saya orangnya gampang terbang." Mereka tertawa mendengar lelucon Al.
Setelah mengganti pakaian nya, Salsa ikut bergabung dengan keluarga nya. " Seru banget kayaknya, ngomongin Salsa kan kalian?"
"Enak aja, kali ini Al yang jadi topik pembicaraan nya." Jawab Bunda Ita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh padamu
RandomTentang cowok cool bernama Gamalian Rony Latupian dan perempuan berisik bernama Laquena Salsabill Alman. Perjalanan cinta antara keduanya, di penuhi makna akan kehidupan. Tentang bagaimana bahagia yang selalu bergandengan dengan luka, mampu mereka t...