Awal yang baru

1K 61 8
                                    

Dear Teman hidup, suami, papi dan segalanya buat aku.

Aku gak berani ngomong, hehe. Jadi inisiatif buat surat untuk kamu.
Kita mulai dari mana ya? Ulang ke yang awal aja gimana?

19 Oktober, 20 tahun lalu.

Laki-laki bernama Gamalian Rony Latupian lahir di dunia. Lucunya tuhan juga izinin aku lahir beberapa bulan setelah nya. Ya, 11 Januari aku lahir.
Aku enggak ingat kenangan kita waktu itu, hihi. Tapi, aku tahu kita sudah saling mengenal sejak saat itu.

Aku sama kamu tuh kayak anak kembar gak si? Bahkan kita gak bisa jauhan
lama-lama:(

Berapa tahun si kita bareng? Seumur hidup aku, Li ternyata. Kita sudah selama itu ya!
Aku gak nyangka, ternyata sahabat kecil ku ini yang berhasil buat aku jatuh cinta.

Aku di treat dengan baik sama kamu, terus kita nikah di usia yang masih muda banget ya kan? Untung kita punya orang tua yang selalu suport dan ajarin kita dengan baik!

Sampai akhirnya kita bisa bangun rumah tangga yang baik. Kehadiran Gracia juga pelengkap buat kita. Terus gak lama Tuhan kasih titipan buat kita, aku hamil. Aku masih ingat wajah bahagia kamu saat tahu bakal jadi ayah. Rasanya semua udah lengkap banget ya, Li.

Wajah happy itu selalu kamu tunjukkan tiap kali kita USG adik. Kamu enggak pernah absen buat temenin aku. Selalu perhatikan hal-hal kecil dari aku.

Setiap hari aku selalu ucapin beribu-ribu kata syukur. Bersyukur karena memiliki suami seperti kamu.
Sampai aku ngerasa ada hal lain dari kamu. Ada wangi perempuan lain di kemeja kamu. Ada tanda kemerahan di tubuh kamu.

Bodohnya, aku selalu percaya, kamu tidak akan pernah melakukan hal-hal buruk yang selalu aku bayangkan.
Namun, ternyata sejauh itu ya, Li.

Hidup berpuluh-puluh tahun bersama kamu, ternyata tidak menjadi jaminan untuk kamu bisa bertahan.

Selalu aku bertanya, apa yang kurang? Apa yang kamu cari?

Apa cinta dan ketulusan saja belum cukup?

Tidak ada hari tanpa air mata setelah kejadian itu, dunia ku ikut hancur, Li.

Sama seperti kamu yang beralih, aku juga memilih beralih. Beda nya bukan pada lawan jenis. Tapi beralih pada hal yang lebih baik.

Saat ayah menanamkan luka yang sama, kamu adalah orang pertama yang memeluk aku. Ternyata pelukan itu hanya untuk menambah luka ku.

Aku mencoba menatap mata kamu, aku cari sebaik mungkin rasa sesal itu. Tidak, aku tidak menemukan nya.
Bahkan tatapan teduh itupun tidak aku temukan lagi.

Kamu tahu apa yang selalu aku tunggu? Sebuah kata maaf, Li. Aku bakal menerima semuanya dengan baik. Aku akan mengerti setiap alasan yang kamu berikan. Tapi, tidak sama sekali.
Gak papa, semua sudah berlalu. Aku sudah terlanjur hapus air mataku sendiri.

Kita flashback lagi yuk, hehe.

Kamu ingat waktu penyakit asma ku kambuh? Kamu sampai berhenti ngerokok loh. Bahkan selalu siaga buat jagain aku dari asap rokok. Sampai berantem juga kan sama temen kamu, gara-gara ngerokok pas ada aku? Hehe.

Kenapa sakit banget ya, Li.

Kamu jahat.

Lian lukanya bukan hanya berdampak ke aku, tapi juga anak-anak kita. Kamu buat luka baru untuk Gracia dan aku. Dan ya adik, apa dia harus mengenal ayahnya sebagai laki-laki gila wanita?
Apa harus aku ceritakan bahwa ayahnya bermain gila dengan perempuan lain saat istrinya sedang mengandung?

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang