Luka yang berPAMITan

1K 69 7
                                    

Malam ini Salsa terjaga karena Ara yang terus saja menangis usai imunisasi. Suhu tubuhnya juga terus meningkat sehingga membuat Ara rewel.

Sebelumnya Salsa sudah diingatkan agar tidak panik karena demam adalah reaksi umum setelah imunisasi. Tapi, ia adalah seorang ibu, rasa cemas itu tentu saja tak bisa ia hilangkan.

Untung saja demamnya tak terlalu tinggi, sehingga Salsa masih bisa menenangkannya. Salsa menyusui Ara sambil bersandar di kepala tempat tidur. Sesekali ia tertidur karena lelah dan rasa kantuk nya.

" Bobo ya Ra, ibu capek banget hati ini." Salsa menepuk-nepuk pelan tubuh Ara agar tertidur.

Namun seperti nya Ara tak bisa kerja sama, ia terus rewel sehingga membuat Salsa sedikit kesal.

"Ayo dong sayang," Salsa memberikan asi pada Ara namun mulut Ara terus menghindar.

"Ra di minum ya." Bujuk Salsa.

"Ibu harus gimana lagi sih nak!" Kesal Salsa, jujur ia lelah sekali.

Salsa bahkan telat memasak hari ini karena Ara yang terus saja merengek. Ia harus menyelesaikan pekerjaan rumah nya dengan cepat dan tanpa istirahat.

Salsa meneteskan air matanya saat tersadar tak sengaja membentak anaknya, "maafin ibu ya. Kita hidup tanpa papi, tolong bantu ibu juga ya nak."

Ingin sekali mengeluh lelah tapi pada siapa? Hanya dia orang dewasa disini.

"Ternyata tanpa papi, ibu susah ya. " Ucap Salsa lagi.

Salsa terus saja menggendong Ara hingga pukul enam pagi. Syukurlah Ara sudah lebih baik setelah Salsa memberikan kompres.

Salsa akhirnya bisa tidur, ia menelepon Alvino terlebih dahulu agar bisa menjaga Ara sebentar saja.

"Halo, kak al"

"Iya Sal kenapa?"

"Boleh bantu jagain anak gue gak kak?"

"Dia baru tidur sekarang, gue gak tidur semaleman gara-gara Ara rewel banget."

"Gue istirahat bentar, lu jagain ya, takutnya gue gak kebangun kalau dia nangis."

"Oh ya udah, gue ke sana."

Tak lama Alvino datang, ia memang memiliki kartu akses masuk unitnya. Salsa sengaja memberikan nya, menurutnya selama Alvino masih bisa menjaga privasi dan batasan, hal itu bukan masalah.

Alvino mengetuk kamar Salsa, "Sal izin masuk ya?"

"Masuk kak."

"Hari ini free kan kak? Sebentar aja." Alvino mengangguk. "Pasien ku masih kamu dan aku ke kampus nanti siangan kok." Jelas Alvino pada Salsa.

"Ya udah, makasih ya kak. Aku tidur dulu." ucap Salsa lalu meninggalkan kamarnya dan pindah ke kamar satu lagi.

Alvino yang memang selalu bangun subuh sama sekali tak keberatan untuk menjaga Ara. Apalagi selama dua bulan mereka disini, dia sudah cukup dekat dengan Ara dan Gracia.

Alvino juga bersyukur, kesembuhan Salsa hampir 90%. Mungkin beberapa Minggu Salsa bukan pasiennya lagi. Ia selalu bahagia saat berhasil membuat orang-orang kembali mendapatkan semangat untuk hidup. Salsa salah satunya, ia selalu berproses dengan baik. Meskipun di awal-awal ia masih saja berlarut tapi sekarang semuanya sudah ia terima dengan baik.

Alvino mengelus pipi Ara, ia ikut berbaring di sebelah Ara. Anak kecil ini semakin menggembung.

"Om al izin bobo sini lagi ya?" Alvino merebahkan tubuhnya di kasur yang sama dengan Ara.

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang