Ruang kecewa

1.7K 106 1
                                    

Pagi pagi Salsa sudah di sambut oleh kehangatan keluarga yang sangat ia rindukan. Keluarganya  telah berkumpul untuk sarapan pagi, sebelum mereka melakukan aktivitas masing-masing nantinya.

Salsa menuruni tangga dengan seragam sekolah yang sudah ia kenakan, "Morning princess bunda," ucap bunda ita yang sedang menyiapkan meja makan.

Salsa berjalan menuju meja makan, "morning bun." mencium pipi bundanya itu.

"Sarapan dulu ya, panggil Lian sekalian."

"Iya bun, Salsa ajakin dulu." Salsa membuka handphone nya dan memberi pesan pada Lian untuk sarapan di rumahnya saja.

Liankebo👶

Sarapan di sini aja Li. Bunda yang ngajakin.

Meluncur sayang.

"Caca udah bilang sama Lian, soal pembahasan malam tadi?" tanya bunda duduk di depan Salsa.

Salsa menggeleng, " Belum, nanti caca bilang pas berangkat sekolah."

Bunda mengangguk, "iya, jangan kelupaan."

"Iya bun."

Tak lama menunggu, Lian telah sampai dan bergabung di meja makan. Sedangkan ayah Alman lebih dulu berangkat ke kantor hari ini.

"Pagi bundanya Lian." Sapa Lian.

"Pagi anak bunda,"

"Bunda aku ya, Li." tolak Salsa yang mendengar sapaan Lian.

"Kemarin aja sok-sokan gak pengen ketemu sama bunda, sekarang malah rebutan sama aku." Ledek Lian.

"Ihhh bundaaa, Liat Lian." rengek Salsa mengadu pada bundanya.

"Ish udah-udah. Mau nikah juga, masa berantem si." tegur bunda.

Lian terdiam, "Caca nya kuliah dulu, habis itu Lian nikahin." jawab Lian sedikit menjelaskan bahwa caca kemarin menolak ajakannya untuk menikah.

"Caca nya pengen abis sekolah katanya." ucap bunda sambil terkekeh.

"Udah ngebet banget kayaknya tuh, Li." lanjut bunda.

"Ih, gak gitu juga ya bun. Nanti aku ceritain ya Li. Sekarang kita sarapan dulu." Mereka kembali fokus sarapan lalu berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

***

Salsa dan Lian berjalan dengan tangan yang saling menggenggam, seperti hari hari lainnya, mereka akan menjadi pusat perhatian. Menurut mereka yang menikmati pemandangan ini, Salsa dan Lian adalah perpaduan sempurna.

Mawar berjalan dari arah berlawanan dan berhenti di hadapan Lian dan Salsa.

"Kita boleh ngomong sebentar gak?" Salsa dan Lian saling bertatapan lalu mengangguk menyetujui.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin dan mencari tempat yang sedikit sepi dari siswa.

"Gue mau pamit, Terima kasih ya, kalian udah banyak bantu di saat gue ngerasa gak punya siapa-siapa untuk bertahan. Maaf kemarin gue sempat ngomong hal yang seharusnya gak pernah gue omongin sama lo Sal. Maaf juga karena gue  pernah berfikir untuk merebut Lian dari lo. Gue gak menyesal karena menjatuhkan hati gue sama Lian tapi gue menyesal karena telah merendahkan harga diri gue untuk berusaha mendapatkan Lian." Ucap Mawar.

"Ini baru lo ma, gue yakin lo masih bisa mencintai Lian dengan bentuk lain. Lo bisa coba dengan cara mengikhlaskan dia dengan pilihannya." Salsa menjawab perkataan Mawar.

Mawar mengangguk, "Gue besok pergi ke Singapura, do'ain gue bisa pulang dan hadirin pernikahan kalian. Gue pengen sembuh dan hidup normal lagi."

"Lo pasti sembuh, Mawar." jawab Lian.

"Terimakasih ya, gue pamit. Mau urus yang lainnya. "Mawar pergi berjalan keluar kantin.

" Lian," panggil Salsa.

"Iya, ca."

"Aku mau nikah sama kamu." Lian terkejut dengan ucapan Salsa yang terkesan tiba-tiba itu.

"Serius? Gimana sama mimpi kamu."

"Aku yakin, kamu bisa membersamai aku untuk meraih itu." Lian mengacak gemas rambut Salsa.

"Kamu percaya aku bisa?"

"Aku percaya, tapi gak sepenuhnya. Aku masih menyimpan sedikit ruang kecewa kalau nantinya kamu berubah."

"Gimana cara dapetin sepenuh nya kepercayaan kamu ca?"

"Manusia itu rentan berubah, Li. Jadi biarin aku sedikit mencintai diriku dengan cara menyiapkan ruang kecewa itu."

"Begitupun kamu, Li. Jangan sepenuhnya  percaya aku ya. Aku manusia biasa." Lanjut Salsa.

Lian tersenyum, ia mengerti maksud Salsa. Manusia itu rentan berubah dan melakukan kesalahan, kadang mereka tidak sadar telah menyakiti orang terdekatnya. Jadi, ruang kecewa itu harus tetap ada agar kita bisa menerimanya.

"Kita masuk kelas, bentar lagi pelajaran dimulai." ajak Lian dan di ikuti oleh Salsa.

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang