Kala Gelap memilihmu

1K 78 33
                                    

Kurang lebih satu jam, proses operasi telah selesai, meskipun sempat mendapatkan kesadaran nya, kini kondisi Salsa kembali melemah dan belum menyadarkan dirinya.

Anak Salsa pun sudah lahir ke dunia, meskipun satu bulan lebih awal dari waktu yang seharusnya. Sayangnya dokter hanya dapat menyelamatkan satu anaknya saja. Jarak yang terlalu lama saat Salsa mengalami pendarahan dan proses penanganan membuat ia harus merelakan salah satu dari kedua bayinya. Walaupun selamat, bayi Salsa terlahir prematur dan harus berada di ruangan NICU untuk penanganan lebih lanjut.

Lian menatap sendu box putri kecilnya. Anak nya harus bertahan dengan selang yang menempel di tubuhnya. Rasa sakit yang di terima anaknya adalah murni kesalahan dirinya.

"Maafin papi sayang." Mawar yang berada di samping Lian ikut sedih dan meneteskan air matanya. Ia mengusap lengan Lian lembut, memberikan kekuatan dari sana.

"Kamu pulang ya, mertua aku bakal datang sebentar lagi. Aku gak bisa jelasin ke mereka semuanya sekarang sayang." Mawar mengangguk menyetujuinya.

"Kamu jaga kesehatan ya! Jangan lupa sama aku, ada anak kamu di sini." Mawar membawa tangan Lian ke perutnya.

Ya, usia kehamilan mawar sudah memasuki 2 bulan setengah. Belum terlalu terlihat tapi sudah mulai membuncit.

Lian sangat berusaha agar tak menyentuh Mawar di usia kandungan muda nya, tapi hari ini ia kelepasan sehingga ceroboh melakukan nya di kantor.

"Iya hati-hati ya sayang." Lian mengecup sekilas kening Mawar.

****

Keesokan harinya, semua sudah berkumpul di rumah sakit. Kedua orang tua dan kedua mertua nya.

Salsa juga sudah siuman, ia hanya menatap kosong sekeliling nya. Salsa sudah berhenti menangis saat mengetahui hanya satu anaknya yang selamat.

Ia tak tahu, luka mana yang harus ia nikmati sekarang. Semuanya membuat dadanya sesak.

"Kalian ada masalah? Bunda ngerasa kesedihan ini bukan karena kehilangan anak aja." tanya Bunda ita memecahkan keheningan.

Ia sudah ingin bertanya sejak semalam saat sampai di rumah sakit, tapi ia merasa belum tepat waktunya.

Lian yang awalnya duduk di sofa, kini jatuh bersimpuh, " Lian gagal, gagal." Tangis yang ia tahan, kini kembali keluar. Air matanya membasahi seluruh wajahnya.

Mama Ati mendekati putra semata wayang nya itu. " Kenapa sayang? Ada masalah?" Mama ati membenarkan posisi Lian untuk duduk kembali di sofa.

" Caca mau ketemu anak Caca boleh?" tanya Salsa tak menghiraukan lelaki yang sedang menangis itu.

"Nanti ya ca, tunggu 24 jam baru boleh gerak." Larang Bunda Salsa.

"Caca bisa pakai kursi roda, Bun."

"Nanti ya Ca, dengerin kata Bunda." Lagi-lagi Bunda Salsa masih melarang.

"Selama ini Caca dengar kata Bunda teruskan? Sampai menikah dengan laki-laki itu juga karena Caca dengerin Bunda." ujar Salsa yang membuat semua terkejut, kecuali Lian.

"Jaga mulutmu LAQUENA SALSABILL!!" Bentak Alman dengan keras.

" Ayah gak ngajarin kamu buat gak menghargai suamimu! " Lanjut  Alman lagi.

Salsa terkekeh, " Terus apa yang ayah ajarin? Mengkhianati Bunda?"

Alman terdiam, ia tahu hubungan nya dengan Salsa belum membaik.

"Salsa kira luka yang ayah kasih udah cukup, ternyata Lian mau kasih luka yang sama juga." Salsa tidak memanggil dirinya dengan panggilan Caca lagi.

Semua terkejut dengan ucapan Salsa dan sontak menoleh ke arah Lian.

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang