Kebanggaan Lian

1.9K 107 1
                                    

@Laquena_cabill11

Disukai oleh Gamalianrl dan 876

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh Gamalianrl dan 876.127 lainnya.

@Laquena_cabill11 pink💓

Bilaaagnii ucull ya kalian🤗

Dimantryga21 diluar sangar ya, asli nya main boneka ternyata 😭

Gamalianrl ya ampun ca😌

***

Salsa menikmati pemandangan sunrise yang ada di depannya, menghirup udara pagi sambil meminum Susu vanila hangat. Salsa selalu menyukai hal ini, ketika ia bisa merasakan sedikit ketenangan untuk kepala nya.

Susana ini mengingatkan nya pada kehangatan keluarganya dulu. Sebelum kedua orang tuanya menjadi gila akan pekerjaan dan lupa dengan nya. Salsa merasa bersyukur karena ada kehadiran Lian dalam hidupnya, jika tidak mungkin  ia akan hidup dalam kesepian.

Ah, mengingat Lian membuat ia juga teringat kejadian semalam. Bagaimana Mawar dengan terus terang mengatakan perasaannya. Hal itu membuat kepala Salsa menjalar kemana-mana. Rasa takut juga menemani dirinya sekarang.

Overthinking adalah hal yang selalu Salsa benci, ini membuat ia berfikir hingga sangat jauh. Membuatnya cemas secara berlebihan.

Apakah Salsa akan sanggup berpisah dengan Lian selama 4 tahun atau lebih? Bahkan ia tak pernah berpisah lebih dari 24 jam selama ini. Salsa bimbang sekali, apa ia harus nikah muda agar tak jauh dari Lian? Dia sangat butuh seseorang yang bisa menjawab pertanyaannya sekarang juga.

Tangan kekar melingkar di leher Salsa dan menyalurkan kehangatan dari sana. Salsa tahu pemilik lengan itu, lalu membawanya duduk di sebelah Salsa.

Tanpa mengalihkan pandangannya Salsa menyandarkan kepalanya pada pundak Lian. Mencari kenyamanan di sana dan perlahan memejamkan matanya.

Lian menatap ketenangan wajah Salsa, wajah yang tak pernah bosan ia tatap sejak 17 tahun lalu. Perempuan yang hanya dengan melihat nya tersenyum mampu menularkan kebahagiaan pada Lian.

"Cepat banget si tidurnya," Lian mengambil segelas susu yang masih di genggam Salsa. Lian mengakui kali ini puncak bogor tak cukup memberinya ketenangan, karena melihat wajah Salsa memberinya ketenangan yang sesungguhnya.

Lian menggendong Salsa dan membawanya masuk kedalam villa.
Lian meletakkan Salsa di sofa dengan pelan, memberikan jaketnya sebagai selimut dan paha sebagai bantalan nya.

"Aku sayang kamu ca, aku gak bakal bisa jauh dari kamu. Jadi, aku berharap kamu berubah pikiran dan memilih menikah sama aku." Gumam Lian.

Aro keluar dari kamarnya dan ikut bergabung duduk di sofa.

"Masih pagi bro, bucin amat." ledek Aro.

Lian hanya terkekeh dan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "Shuttt, "

Jatuh padamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang