"AAAARGH!"
"...HAH?!" Aira terduduk, tersadar dari alam mimpi buruknya membuat napasnya menjadi tak beraturan.
"Aira, kenapa?!" Arkan yang terkejut tentu langsung mendekatinya.
"Gamau.. gamau.." lirih Aira hampir tak terdengar, ia menekuk lutut dan mundur sembari menepuk dada kirinya yang terasa sesak.
"Aira--"
"STOP! JANGAN DEKETIN GUE!!"
Arkan justru tak menghentikan langkahnya. Bagaimana mungkin ia bisa tenang melihat Aira yang meraung histeris seperti itu.
Tanpa peduli Aira memberontak, Arkan menarik tubuh Aira ke dalam pelukannya. Ketara sekali badan Aira gemetar hebat.
"LEPAS!! LEPASIN GUEE!"
"Humaira, tenang. Istighfar, Humaira." Ucap Arkan, "Astaghfirullahal'azim.. astaghfirullahal'azim.." tuntunnya kemudian.
"Lepasin gue!" suara Aira yang tadinya meninggi berubah lemah, lirih. Sedangkan Arkan terus merapalkan istighfar sambil tangannya mengusap punggung dan kepala Aira.
"Jangan apa-apain gue... lepas.."
"Gue bukan cewek murahan.."
"Kamu istri saya, Humaira. Kamu bukan wanita seperti itu. Dan kamu nggak perlu takut, di sini saya akan terus melindungi kamu, saya nggak akan menyakiti kamu." Ucap Arkan, terus menenangkan Aira yang perlahan pasrah di pelukan Arkan dengan isakan kecilnya yang melemah.
Arkan membiarkannya, terus mengusap kepala dan punggung Aira yang bergetar hebat.
Ini pelukan kedua yang Aira rasakan begitu hangat dan nyaman setelah kejadian buruk itu terjadi. Bahkan tangisannya kali ini lebih banyak tumpah dan tercurah daripada pelukannya pada sang Mama tempo hari yang singkat.
"Kalau ini ujian dan takdir, kenapa harus gue? Gue nggak sanggup. Bahkan hubungan gue sama orang tua gue langsung hancur gitu aja dalam sekejap. Gue gamau gini. Gue udah kotor, hina. Gue mau ini semua selesai, balik lagi ke normal."
"لَايُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا."
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Ucap Arkan, menjawab pertanyaan Aira, "Semuanya sudah terjadi. Allah memberikan kamu ujian ini berarti kamu pasti bisa menghadapinya. Tak usah terlalu larut dalam kesedihan, yang ada hanya sakit yang kamu terima. Tapi terimalah ujian ini dengan seikhlas hati, memohon ampun, mendekatkan diri kepada Allah, dan berusaha sesuai kemampuan kamu."
"Manusia merupakan tempat salah dan harus selalu memohon pengampunan hanya kepada-Nya. Allah SWT juga menjanjikan kepada hamba-Nya bahwa setiap ada kesulitan akan selalu datang kemudahan. Janji Allah SWT tersebut ditegaskan dalam Alquran surat Al Insyirah ayat 5-6 yang artinya: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
"Gue udah kotor, apa pantas datang ke ... Allah?" Tanya Aira tercekat.
"Masih belum terlambat untuk bertaubat."
Hati Aira tergerak. Luluh mengikuti saran Arkan. Semuanya dimulai, terlebih dahulu Arkan menyuruh Aira berwudhu sedangkan ia memperhatikan.
Aira berwudhu dengan tak berurutan. Asal, lalu selesai. Aira menghadap Arkan yang terheran.
"Masih belum sempurna." Ucap Arkan.
Aira mengerjap, "Eh, bilang aja salah ... kan? Gue.. sebenarnya lupa." Lebih tepatnya Aira grogi diperhatikan Arkan dengan tatapan yang begitu lekat dan tak teralihkan.
Arkan terkekeh kecil, "Gapapa. Saya ajari kamu sampai bisa. Sekarang kamu perhatikan, ya." Bergeser, Arkan menggulung lengan bajunya sampai siku.
Aira mengerjap. Dengan matanya yang bersih dan masih berlinang air mata serta sedikit merah, ia tampak lucu sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Kanaira (On Going)
RomanceBagaimana kalian menghadapi semua hal baru yang tiba-tiba datang tanpa persiapan dan diluar kehendak kalian? Siapa yang tahu takdir, setelah menghadapi hal besar yang membuatnya hancur ia dipaksakan menikah dengan orang baru yang bahkan ia tidak ken...