• chapter 14 •

147 8 1
                                    




harraz duduk di ruang tamu sambil menonton televisyen dengan senyap

puan ezra yang baru pulang dari tempat kerja beberapa kali membetulkan pandangannya . betul ke anak aku yang duduk dekat ruang tamu tu ? ini adalah satu situasi yang amat sulit untuk disaksikan . jarang sekali anak terunanya  itu akan turun ke bawah

" hai harraz jarang jarang mama nak tengok kamu turun bawah . kena sampuk apa kamu ni " puan ezra melabuhkan duduknya di sebelah harraz . harraz hanya tersenyum kecil

" saja . dah lama rasanya tak tengok tv " jawabnya membuatkan puan ezra ketawa

" mama rasa last kamu tengok tv 3 bulan lepas lah harraz " ruang itu hanya dipenuhi dengan gelak ketawa puan ezra . terhibur betul businesswoman itu

" nope you're wrong . last harraz tengok tv masa hari jadi harraz " namun waktu itu dia langsung tidak tenang menonton rancangan tv apabila sepupu perempuannya itu tak henti henti mengganggunya . ada sahaja topik pembicaraan gadis yang bernama elvina itu

" oh yeah yang kamu tengok dengan elvina tu kan " harraz mengangguk kecil

" what do you think about her dia semakin cantik sekarang kan doesn't she grow so pretty ? " tanya puan ezra teruja . kalau anaknya itu mempunyai perasaan suka terhadap sepupunya sendiri apa salahnya kan

" ya tapi dia banyak mulut . I don't find peace when I'm with her " puan ezra mengangguk faham . tak dinafikan gadis itu memang banyak bercakap dia beberapa kali dapat menangkap semasa harraz berbual dengannya . harraz kelihatan malas dan acuh tak acuh ketika bersembang dengan gadis itu

" so who do you feel peace with ? "

lama harraz berdiam diri membuatkan puan ezra semakin tertanya tanya

" dhea "

" oh I did not expect that . mesti harraz dah anggap dia macam adik harraz sendiri kan "

" ya " balasnya ringkas . hanya dia sahaja yang tahu apa yang dia rasai tentang gadis itu

suasana di antara mereka senyap seketika . harraz di dalam dunianya sendiri manakala puan ezra sedang memikirkan sesuatu

" So have you decided which university you are going to? " tanya puan ezra . dia yakin tanpa perlu dia memohon pun pasti ada univerisiti yang menghantar surat penerimaan harraz manakan tidak harraz sahaja mendapatkan keputusan straight A+

tapi walau bagaimanapun rezeki di tangan tuhan kan tidak boleh juga kita terlalu yakin

" yes " balas harraz tenang

" jadii universiti mana ? "

" that one " mulutnya dimuncungkan ke arah meja kopi di hadapan mereka . puan ezra segera menoleh ke arahnya

terdapat satu pucuk surat berwarna putih di atas meja itu puan ezra segera mengambilnya

" what is this " surat itu dibelek belek sebelum dikeluarkan lalu dibaca . senyuman puan ezra semakin lebar tatkala membaca isi surat itu

" harraz ! really ? "

harraz hanya menguntumkan senyuman tanpa berkata apa apa . tanpa amaran puan ezra terus mendakap tubuh harraz . rambut jejaka itu diusap berkali kali

" aww I'm so proud of you " kata puan ezra masih memeluk anaknya . surat itu dibaca berulang kali tanpa jemu . begini kah perasaan pembaca buku novel di saat membaca buku kegemaran mereka ? "mama akan masak makanan sedap sedap untuk meraikan berita gembira ini " kata puan ezra kemudian mula naik ke tingkat atas . dia perlu memberitahu suaminya tentang berita ini

Enamoured to you Where stories live. Discover now