Ch. 4 - Galaksi Studio

181 55 60
                                    

"Kamu abadi, karena ini seni."



Hari ini adalah hari libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari libur. Biasanya, semua orang akan menghabiskan waktunya untuk menjelajahi pulau kapuk. Tapi, kini Ezra akan mengunjungi studio barunya. Kata Farel, studionya sudah bisa ditempati. Karena Mamanya sedang tidak ada di rumah, Ezra akan mengangkut lukisan-lukisannya yang ia sembunyikan di gudang, ke studio barunya.

Lalu ia menemukan lukisan yang belum selesai dibuat. Lukisan seorang anak yang sedang memainkan biola. Ia tersenyum, tapi senyumnya pedih. Dengan segera ia membawanya lalu meletakkannya di mobil yang sudah disiapkan Farel di depan.

"Udah semua?" Ezra mengangguk mantap. Farel segera metancap gas, melaju kencang ke arah barat.

Setelah ini, Mamanya tak akan lagi membuang alat melukisnya, tak ada lagi drama dilarang melukis. Sekarang, Ezra bebas menoreh keluh kesahnya ke kanvas. Ia hanya tinggal pergi ke studio barunya, lalu melukis sepuasnya di sana.

Saat sudah sampai, Ezra dan Farel menurunkan semua lukisan ke dalam dan diikuti Fanny yang turut bantu. Fanny sampai ke studio lebih awal.

"Lo mau namain studio ini apa?" tanya Farel disela-sela sibuknya mengangkat lukisan.

"Menurut lo?"

"Kok, tanya balik? Ini studio 'kan, milik lo. Jadi bebas lo mau namain apa," jawab Farel seraya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa. Lalu Farel mengangkat kanvas terakhir dan meninggalkan Ezra yang sibuk berpikir.

"Gugusan bintang," gumam Ezra.

Ia tersenyum kemudian mengarah pandangannya  ke kedua temannya. "Galaksi studio."

Ucapan Ezra membuat Farel dan Fanny yang tengah sibuk menata kanvas, menengok ke Ezra. Kemudian Mereka mendekat ke arah Ezra.

"Galaksi?" Ezra mengangguk.

"Di dalam galaksi, ada yang namanya gugus bintang. Di gugus bintang itu, terdiri dari ribuan bahkan miliaran bintang. Dan dari miliaran bintang itu, ada tiga bintang yang terikat erat satu sama lain," jelas Ezra.

Farel dan Fanny ikut tersenyum. Menatap satu sama lain sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Bowlehhhh." setelahnya mereka tertawa.

" setelahnya mereka tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang