[Sudah terbit]
Bagi Ezra, melukis adalah napas. Tetapi karena masa lalu Ratu-mamanya mulai merenggut napasnya itu. Di tengah asa yang mulai sirna, Ezra dipertemukan oleh seorang gadis dengan biola di pelukannya.
Kisah mereka akan abadi di sebuah ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari libur. Biasanya, semua orang akan menghabiskan waktunya untuk menjelajahi pulau kapuk. Tapi, kini Ezra akan mengunjungi studio barunya. Kata Farel, studionya sudah bisa ditempati. Karena mamanya sedang tidak ada di rumah, Ezra akan mengangkut lukisan-lukisannya yang ia sembunyikan di gudang ke studio barunya.
Lalu ia menemukan lukisan yang belum selesai dibuat. Lukisan seorang anak yang sedang memainkan biola. Ia tersenyum, tapi senyumnya pedih. Dengan segera ia membawanya lalu meletakkannya di mobil yang sudah disiapkan Farel di depan.
"Udah semua?" Ezra mengangguk mantap. Farel segera menancap gas melaju kencang ke arah barat.
Setelah ini, namanya tak akan lagi membuang alat melukisnya, tak ada lagi drama dilarang melukis. Sekarang, Ezra bebas menoreh keluh kesahnya ke kanvas. Ia hanya tinggal pergi ke studio barunya, lalu melukis sepuasnya di sana.
Saat sudah sampai, Ezra dan Farel menurunkan semua lukisan ke dalam dan diikuti Fanny yang ikut bantu. Fanny sampai ke studio lebih awal.
"Lo mau namain studio ini apa?" tanya Farel disela-sela sibuknya mengangkat lukisan.
"Menurut lo?"
"Kok, tanya balik? Ini studio 'kan, punya lo. Jadi bebas lo mau namain apa," jawab Farel seraya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa, lalu Farel mengangkat kanvas terakhir dan meninggalkan Ezra yang sibuk berpikir.
"Gugusan bintang," gumam Ezra.
Ia tersenyum kemudian mengarah pandangannya ke kedua temannya. "Galaksi studio."
Ucapan Ezra membuat Farel dan Fanny yang tengah sibuk menata kanvas, menengok ke Ezra. Kemudian Mereka mendekat ke arah Ezra.
"Galaksi?" Ezra mengangguk.
"Di dalam galaksi, ada yang namanya gugus bintang. Di gugus bintang itu, terdiri dari ribuan bahkan miliaran bintang. Dan dari miliaran bintang itu, ada tiga bintang yang terikat erat satu sama lain," jelas Ezra sembari tersenyum bangga. Sesekali matanya menatap Farel kemudian Fanny.
Farel dan Fanny ikut hanyut dalam senyum. Menatap satu sama lain sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Bowlehhhh." Setelahnya mereka tertawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.