Heyyyy!
Bacanya pelan pelan aja, pastikan jangan skip narasi, okayyy?
"Kemarin Mama nemuin palet di dalam lemari kamu." Ezra seketika berhenti mengunyah makanannya. Lalu menatap Mamanya perlahan, yang tengah sibuk mengoleskan selai strawberi ke roti tawar.
"Dan sudah Mama buang," lanjut Ratu sembari meletakkan pisau bekas mengoleskan selai tadi, ke atas piring dengan keras. Sampai membuat dentingan yang nyaring.
Palet yang ia beli bersama Farel sepekan lalu, dibuang dengan begitu mudahnya. Sebenarnya, Ezra sudah terbiasa dengan sikap Mamanya, yang sering membuang alat-alat lukisnya. Bahkan, Ezra pernah menyaksikan sendiri kanvasnya dibakar tepat di depan matanya.
"Ezra lagi nggak mau berdebat sama Mama."
"Tapi kamu yang mancing, Ezra," sergah Ratu. Ezra segera menghabiskan sarapannya lalu berdiri, tidak mengacuhkan Mamanya. Mengambil tasnya dan melangkah keluar rumah.
"Ezra! Mama belum selesai bicara!" teriak Ratu.
"Dasar anak kurang ajar!"
Ezra langsung menancap gas motornya, lalu meninggalkan pekarangan rumahnya yang luas. Rumahnya megah, tetapi sepi. Yang terjadi, hanya perdebatan antaranya dan Ratu. Tidak ada canda tawa ataupun teriakan yang sekedar menyuruhnya untuk makan mau pun mandi. Ia tahu ia sudah dewasa, tetapi apakah pertanyaan seperti itu sangat sulit untuk dikatakan? Hanya teriakan untuk belajar saja yang setiap hari ia dengar dari mulut Mamanya. Ia muak. Sungguh.
Ezra baru saja sampai di sekolah. Dan ada saja, yang membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Perkelahiannya kemarin, malah menjadi berita hot di sekolahnya—SMA Negeri Bunga Bangsa. Dan beritanya itu, terpampang jelas di mading sekolahnya.
Hot news
"Murid berprestasi yang terkenal pendiam, tenyata memiliki sisi seramnya! Perkelahian berlangsung dramatis dan menegangkan!"
Ezra mengepalkan tangannya kuat. Jika Mamanya tahu, ini bisa menjadi malapetaka baginya. Apalagi si akal bulus Gala, akan melakukan segala cara untuk membuat dirinya terkena masalah.
Semua murid menatap Ezra kaget. Saling berbisik. Mereka tak menyangka, murid yang selalu memenangkan olimpiade, ternyata mempunyai sisi yang cukup beringas. Saat mengingat kejadian kemarin, Ezra begitu menampakkan wajahnya yang tak segan melukai lawannya secara kasar.
Ting!
Ezra melihat notifikasi dari layar ponselnya. Lalu ia membuka, memperlihatkan sebuah berita yang berisi tentang dirinya di sebuah akun sosial media milik sekolahnya. Bahkan, ada sebuah video yang menampakkan dirinya sedang berkelahi dengan Gala. Dan videonya itu, sudah mendapatkan banyak view juga like, mengingat sekolahnya yang cukup terkenal di Bogor. Ezra juga melihat banyak komen yang menjelek-jelekan nama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas Rusak
Teen Fiction[End] Bagi Ezra, melukis adalah napas. Tetapi karena masa lalu membuat Ratu-mamanya mulai merenggut napasnya itu. Di tengah asa yang mulai pupus, Ezra dipertemukan oleh seorang gadis dengan biola dipelukannya. Kisah mereka akan abadi di sebuah kanva...