Ch. 13 - Suruhan Ratu

62 24 3
                                    


Don't wanna know
If you're looking into her eyes
If she's holding onto you so tight the way I did before

We Don't Talk Anymore—
Charlie Puth



Seorang waitress dengan pakaian merah putih tengah cekatan membersihkan noda pada meja pelanggan, setelah tidak sengaja menumpahkan minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang waitress dengan pakaian merah putih tengah cekatan membersihkan noda pada meja pelanggan, setelah tidak sengaja menumpahkan minuman. Perempuan itu baru pertama kali ceroboh seperti ini. Berulang kali kata maaf beruntun dari mulutnya. Ia juga membungkukkan tubuh berkali-kali. Perempuan itu bernapas lega, karena pelanggannya itu tak mempermasalahkan perbuatannya.

"Santai aja kali Put, bawanya," ucap waiter bernama Fauzi sambil melihat Putri yang ingin mengganti minuman yang tumpah.

"Nggak akan tutup tuh, galeri seni, orang masih sore gini, kok," imbuh Fauzi.

Ya, alasan kenapa Putri ceroboh menumpahkan minuman, karena ia terburu-buru ingin melihat pameran seni di galeri sebelah kafe di mana tempatnya bekerja. Perempuan berusia 23 tahun itu memiliki hobi melukis. Wajar jika ada pameran dengan tiket murah, mencuri perhatiannya.

"Takutnya bos besar nggak ngizinin kita buat pergi ke galeri seni. Lo nggak tau pegawai sebelumnya yang diam-diam melukis di kafenya? Langsung dipecat, gila," cerocosnya panjang.

Fauzi berdecak, "Iya juga, sih. Sana lo buat minuman baru dulu aja," kata Fauzi sambil mendorong pelan punggung Putri dari belakang.

Putri mendengus, kemudian berjalan cepat ke arah dapur.

Ratu memperhatikan lembaran kertas berisi data-data keuangan dan pengunjung di kafenya selama seminggu setelah cabang keduanya buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ratu memperhatikan lembaran kertas berisi data-data keuangan dan pengunjung di kafenya selama seminggu setelah cabang keduanya buka. Matanya meneliti setiap angka yang terpampang jelas dikertas. Untunglah, pengunjung di kafenya menyukai menu best seller di Queen cafe. Dan tata ruangan kafenya, sangat cocok dengan selera para anak muda.

Setelah berjam-jam berhadapan dengan kertas, Ratu memilih keluar dari ruangannya untuk mengecek para pegawainya.

Matanya melihat dua orang pegawai yang ingin keluar dari kafe. Lalu Ratu menghampirinya. Dia Putri dan Fauzi.

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang