Ch. 18 - Radit dan Ratu

66 22 1
                                    

I'm sorry if i say, "I need you"
But i don't care
I'm not scared of love
'Cause when i'm not with you
I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong
That you make me strong?

Strong-One Direction

Strong-One Direction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meta sakit. Ya, dia sakit karena bermain hujan tadi.

"Kenapa nggak tunggu hujannya reda?" tanya Ayah sembari mengompres kening anaknya telaten.

Meta terbatuk, hidungnya mampet dan badannya panas. "Lama, Yah, redanya," jawab Meta dengan lesu. Suaranya sengau karena pilek.

Ditarik selimutnya sampai menutup tubuh yang dingin. Ia menutup rapat matanya, bersiap untuk menyusuri alam mimpi. Meta teringat Ezra, lelaki pecinta seni lukis itu pasti akan menertawakan dirinya yang sekarang terbaring lemah di kasur dan tidur seharian di sana.

Wili-Ayah Meta mengelus pucuk kepala anaknya lembut. Baginya, Meta adalah permata. Permata yang tidak akan bisa ditukar dengan apapun. Meta gadis kuat. Teringat akan masa lalunya yang begitu berat, ia bisa bertahan dengan hebat. Wili bangga.

 Wili bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra menyeringai ketika membaca pesan dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra menyeringai ketika membaca pesan dari seseorang. Nomor tidak dikenali, tapi ia tahu siapa. Padahal, waktu kemarin, gadis itu kekeuh pada pendiriannya tidak akan sakit, tapi sekarang ia malah jatuh sakit. Ezra menggelengkan kepalanya seraya terkekeh pelan.

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang