Rencana hangout akhir pekan di Hongdae benar-benar terlaksana. Karena Donghyun dan Yoonseo juga ikut, Junhee harus pasrah saat Jiwon bilang dia akan datang bersama Donghyun dan Junhee bisa bersama Yoonseo saja. Karena tidak diberi pilihan lain, Junhee ahkirnya setuju.
Pagi itu, Junhee menjemput Yoonseo di rumahnya. Gadis itu sudah siap dengan pakaian yang terkesan feminim dan cocok untuknya. Tidak lupa meminta izin pada orang tua Yoonseo, Junhe dan Yoonseo akhirnya berangkat bersama ke lokasi yang sudah ditentukan untuk pertemuan.
Langit tampak cerah pagi itu, sisa-sisa cuaca dingin nyaris tidak lagi terasa. Bulan April adalah waktu untuk musim semi datang. Pohon sakura sudah menunjukan kuncupnya dan siap untuk mekar. Jalanan tampak merah muda ketika di lewati. Namun begitu tiba di Hongdae, keramaianlah yang mendominasi.
"Yoonseo-a! Junhee-ya!"
Suara Jiwon terdengar diantara keramaian, dan tidak butuh waktu lama untuk menemukan gadis itu bersama Donghyun yang tengah berdiri di depan sebuah toko tepi jalan. Segera, Junhee dan Yoonseo pergi menghampiri mereka.
"Kalian menunggu lama?" tanya Junhee.
Jiwon menggeleng. "Kami juga baru sampai," katanya.
Donghyun yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya akhirnya nimbrung dan memotong basa-basi dua orang itu. "Hei, katanya ada cafe bagus disebelah sana? Mau mencobanya?" tanya lelaki itu. Sepertinya hal yang membuatnya sibuk adalah mencari rekomendasi tempat di internet.
"Tentu. Ayo," sahut Junhee. Lalu meraih tangan Jiwon dan mengikuti Donghyun yang sudah berjalan lebih dulu. Meninggalkan Yoonseo yang sejenak terpaku saat menyaksikan bagaimana Junhee begitu mudah meraih tangan Jiwon dan mengajaknya pergi.
Mengulum bibir dengan agak sakit hati, Yoonseo segera pergi menyusul mereka.
Donghyun sebagai penunjuk arah, membawa mereka ke cafe yang dimaksud. Dan sesuai banyak komentar bagus diinternet yang dibaca Donghyun, tempat itu memang sesuai.
Mereka menikmati menu dan juga mengobrol ringan, bersuka cita di hari yang ceria itu."Junhee-ya," panggil Donghyun. Saat itu mereka sudah selesai bercengkrama di cafe dan tengah berjalan bersama menyusuri Hongdae. Jiwon berjalan bersama Yoonseo di depan, sementara Junhee dan Donghyun dibelakang.
Junhee menoleh dengan tampang bertanya apa gerangan Donghyun memanggilnya. Alisnya sedikit berkerut saat melihat tampang Donghyun yang agak serius kali ini, padahal sejak tadi cowok itu banyak tersenyum dan bercanda. Itu membuat Junhee lebih penasaran dengan apa yang hendak Donghyun bicarakan.
"Kau, menyukai Jiwon, ya?" Itu jelas adalah pertanyaan, namun sependengaran Junhee, Donghyun seperti baru saja membuat pernyataan tepat untuknya.
Pandangan Donghyun lalu beralih ke depan, memandang sosok Jiwon yang sedang mengorbol seru bersama Yoonseo. Gadis itu tersenyum lebar, sangat ceria.
"Sikapmu cukup jelas terlihat. Dan kurasa kau tidak berniat menutupinya juga," lanjut Donghyun. Pandangannya masi tertuju ke depan.
"Aku memang ingin menunjukannya." Tatapan Junhee juga tertuju ke arah orang yang sama dan dia tersenyum saat melihat Jiwon juga tengah tersenyum.
Donghyun bisa melihatnya. Tatapan mata Junhee saat dia memandangi Jiwon. Itu dipenuhi dengan euforia jatuh cinta yang tulus. Donghyun mulai agak memperhatikannya sejak mendengar sesuatu dari Jiwon kala itu. Jiwon menduga bahwa Junhee mungkin menyukainya, tapi, Donghyun membalasnya bercanda dengan mengatakan bahwa Jiwon terlalu percaya diri dan geer. Namun, setelahnya, Jiwon tidak pernah mengungkit topik itu lagi padanya. Tapi, secara diam-diam, Donghyun memikirkannya dengan sedikit serius dan dari sana dia mulai memperhatikan tingkah laku Junhee saat berhadapan dengan Jiwon dan orang lain, dan memang benar. Jiwon tidak salah menduga karena kenyataannya, Kim Junhee memang menyukai sahabat kecilnya tersebut.
"Kau tahu? Jiwon orangnya cukup peka. Jika aku tahu, mungkin dia juga."
Perkataang Donghyun barusan sontak membuat Junhee langsung menghentikan langkah dan ikut menahan langkah Donghyun juga. "Apa Jiwon mengatakan sesuatu padamu?"
Donghyun tersenyum kecil. "Apa? Mau bertanya kalau mungkin saja Jiwon curhat tentangmu padaku?" Donghyun menggeleng. "Jika memang iya, aku tetap tidak bisa mengatakannya padamu. Kami punya aturan untuk itu."
Junhee menghela napas kecewa. Mereka lanjut berjalan lagi. Mulai sedikit berjarak dari Jiwon dan Yoonseo yang sudah lebih jauh di depan.
"Tapi, jika kau serius. Aku akan mendukungmu," kata Donghyun, sembari memegang sebelah bahu Junhee.
"Kau tidak keberatan aku mendekati Jiwon?" tanya Junhee, alisnya menekuk agak ragu.
Donghyun terkekeh. "Untuk apa keberatan? Jika Jiwon menerimamu, apa yang bisa kulakukan? Lagi pula kenapa kau mengira hal semacam itu?"
"Kau tahu, kau dan Jiwon sangat dekat, jadi kupikir..."
Belum selesai Junhee mengungkap pemikirannya, Donghyun segera memotong, "kau pikir aku menyukai Jiwon?" Dia tertawa geli. "Aku memang menyukai Jiwon, tapi sebagai sahabat yang sudah seperti keluarga. Bukan sesuatu yang romantis seperti dugaannmu."
Junhee diam-diam menghembuskan napas legah. Beban pikirannya seolah baru saja terangkat satu. Dia cukup senang mendengar pernyataan Donghyun. Lagi pula, sudah cukup Junhee harus bersaing dengan Ko Kyungjun, jika dia harus bersaing dengan Donghyun juga, entah apa yang akan terjadi.
"Hei!"
Suara panggilan Jiwon menarik perhatian Junhee dan Donghyun, membuat keduanya sama-sama melihat ke depan dimana Jiwon tampak memasang ekspresi berang.
"Kalian berjalan terlalu lambat," tegur Yoonseo, begitu Junhee dan Donghyun sudah berada di hadapannya dan Jiwon.
"Benar, sudah seperti pasangan yang sedang kencan saja," timpal Jiwon, dia mencibir dan balik memelototi Donghyun ketika cowok berlesung dangkal itu melotot setelah mendengar perkataannya barusan.
"Maaf, maaf," kata Junhee, memberi senyum permintaan maaf.
Jiwon memutar bola mata malas. "Sudah. Katanya ingin photobox. Ayo cepat, aku dan Yoonseo juga berencana pergi ke toko aksesoris setelah ini." Tidak membutuhkan tanggapan lagi, Jiwon segera meraih tangan Yoonseo dan mengajak gadis itu berjalan duluan, kembali membuat formasi yang sama dimana Junhee dan Donghyun harus terpaksa berjalan dibelakang seolah mereka adalah pengawal dua gadis tersebut.
"Dia sangat semberono," komentar Donghyun, lantas menatap Junhee dengan ekspresi wajah mengeruh. "Kau yakin menyukai orang itu?"
Junhee hanya bisa terkekeh mendengar pertanyaan absurd Donghyun. Seperti pengakuan Donghyun, mereka memang hanya sebatas sahabat, sahabat yang sudah seperti keluarga.
Jika Donghyun benar-benar akan mendukungnya mendekati Jiwon, Junhee merasa bersyukur, karena itu berarti, seolah Junhee mendapat izin dari keluarga Jiwon.
Tiba-tiba, seruan bernada jengah Jiwon kembali terdengar. Namun Junhee yang mendengarnya justru merasa gemas, membuat Donghyun tidak habis pikir saat melihatnya. Tidak hanya membuat buat, cinta rupanya juga bisa menganggu otak.
"Berjalanlah lebih cepat! Astaga! Apa perlu kubelikan sepatu roda untuk kalian?"
To Be Continued
A/n
Jangan lupa vote dan komentarnya~
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴʜᴄ: ᴄᴀᴛᴄʜɪɴɢ ғᴇᴇʟɪɴɢs ✓
FanfictionMasa-masa penuh duka itu sudah berlalu. Kini, mereka telah duduk di bangku senior, bersiap menghadapi ujian kelulusan yang sudah berada di depan mata. Namun, dalam masa-masa singkat itu, masih ada banyak cerita yang belum usai dan menunggu untuk dit...