"Apa itu sungguh menyenangkan?" Jiwon menongka dagunya menggunakan tangan yang bertumpu pada meja, memperhatikan layar komputer yang menampilkan permainan game yang tengah Kyungjun lakukan.
Kyungjun menoleh sekilas, masih dengan jemari yang sibuk menekan keyboard, melanjutkan game yang masih berlangsung. Lelaki itu tersenyum kecil. "Ya," jawabnya. "Mau coba bermain?"
Jiwon mengulum bibir dan menggeleng singkat. "Sebaiknya tidak. Kudengar, game bisa membuat kecanduan. Labih baik mencegah sebelum terjerumus."
Jawaban Jiwon membuat Kyungjun terkekeh. Dia lantas mengangkat satu tangan dari Keyboard hanya untuk mengusak puncuk rambut Jiwon sayang. "Baiklah"
Beberapa menit kemudian, setelah menyelesaikan satu ronde permainan, Kyungjun akhirnya mengajak Jiwon meninggalkan warnet. Jiwon bilang, dia akan pergi ke toko pakaian untuk membeli beberapa baju baru, jadi mereka segera pergi ke toko langganan Jiwon selepas dari warnet.
"Duduklah di sana, aku tidak akan lama."
Mengikuti perkataan Jiwon, Kyungjun duduk di sofa yang disediakan di toko, sementara Jiwon pergi untuk memilih beberapa pakaian dan mencobanya di bilik ganti.
Kyungjun mengira, Jiwon akan lama, jadi dia duduk dan terlalu santai menunggu sembari memainkan ponselnya. Tapi tidak butuh waktu lama untuk Jiwon menemukan pakaian pilihannya, dan datang menegur Kyungjun.
"Kau tidak mau membeli pakaian juga?"
Sedikit terkejut namun lekas menguasi diri. Kyungjun menyimpan kembali ponselnya dan memandang jiwon. "Sudah selesai?" Dia bangkit berdiri setelah Jiwon merespon dengan anggukan. "Kupikir perempuan butuh waktu lama untuk berbelanja."
"Yah, aku tidak terlalu suka berbelanja langsung. Melelahkan memutari toko. Aku lebih sering belanja online, tapi kebetulan hari ini kita keluar, jadi sekalian," jelas Jiwon. Kyungjun mengangguk paham. Jiwon lalu menatap Kyungjun, memberi kode untuk jawaban atas pertanyaan sebelumnya.
Paham, Kyungjun segera menyahut, "mau pilihkan untukku?"
Ekspresi Jiwon mengerut. "Kau yakin? Aku tidak begitu mengerti fasion laki-laki." Jiwon melongos, menuju deretan pakaian khusus laki-laki, berdiri di sana dan mulai melihat-lihat pakaian. Sementara Kyungjun hanya bisa tersenyum geli sebelum menghampiri pacarnya tersebut dan mengawasi.
Mengambil satu pakaian dan mencocokannya ke badan Kyungjun, Jiwon terus mengulang hal yang sama dengan setiap jenis pakaian yang ia tarik, menggeleng saat merasa tidak cocok dan mengangguk sekali saat merasa pas.
"Cobalah ini." Jiwon memberikan pakaian terakhir ke tangan Kyungjun, lalu menyuruh laki-laki itu pergi ke bilik ganti.
Kyungjun mencoba satu persatu pakaian yang dipilihkan untuknya, keluar masuk bilik ganti untuk memperlihatkannya di hadapan Jiwon, sembari berpose sok keren yang terkadang mendapat komentar pedas dari sang pacar yang muak.
"Hei, berhenti lakukan itu," tegur Jiwon dengan wajah sebal. Dia mengusir Kyungjun, menyuruhnya kembali ke ruang ganti untuk mencoba pakaian berikutnya.
"Oh, yang ini lumayan." Jiwon mengangguk dengan senyum terulas di wajahnya.
"Apa ini, katanya kau tidak paham fasion laki-laki," komentar Kyungjun begitu mereka selesai membeli pakain dan keluar dari toko.
"Aku memilihnya karena menurutku bagus, itu karena sepenglihatanku kau cocok memakinya," sahut Jiwon.
Kyungjun mengangguk-angguk remeh untuk menggoda Jiwon, membuat gadis itu berdecak dan memukul lengannya sebal. Kyungjun tertawa geli, tapi melihat wajah cemberut Jiwon, dia segera mengusak rambut gadis itu dan mencoba merayunya.
"Ayolah, jangan cemberut begitu," katanya. Dia membungkuk hanya untuk menyamai tinggi badan mereka, mencoba menampilkan senyum terbaiknya untuk membuat Jiwon luluh. "Tersenyumlah, dan aku akan membelikanmu ice cream."
"Hah, kau pikir aku anak kecil?" sahut Jiwon sembari mengerlingkan mata, tapi perlahan sudut-sudut bibirnya tertarik, perlahan membentuk senyum gengsi. Kyungjun yang menyadarinya tidak bisa menahan diri untuk tersenyum semakin lebar.
Lengan kekar Kyungjun segera merangkuh bahu Jiwon, menarik sang kekasih lebih dekat, sementara tangan lainnya digunakan untuk menenteng belanjaan mereka. "Ayo." Kemudian keduanya berjalan bersama-sama meninggalkan toko pakaian.
•°•°•°•°
Mereka duduk bersama-bersama ditaman, menikmati ice cream.
Jiwon yang diam-diam melirik ke arah Kyungjun segera memalingkan pandangan dengan cepat ketika aksinya kepergok. Semburan tawa Kyungjun membuat Jiwon mencibir sebal, rasa malunya makin meningkat.
Kyungjun kemudian menyodorkan eskirim miliknya. "Mau coba?" Dia menawari, mengangguk pasti saat Jiwon menatapnya.
Menyimpan eskrim miliknya sejenak, Jiwon memakan eskrim milik Kyungjun, penasaran dengan varian rasa yang dipilihnya. Dia mengangguk, menikmati rasa tersebut pas dilidahnya. Sebagai gantinya, Jiwon menawarkan untuk mencoba eskrim miliknya pada Kyungjun, agar lelaki itu juga mencicipi. Tapi, bukannya memakan sedikit saja, Kyungjun membuka lebar mulutnya dan melahap sebagian besar ice cream milik Jiwon, membuat mata Jiwon dengan sontak membelakak shyok. Dia terpaku sembari menatap cone ice cream yang tinggal setengah ditangannya dengan tidak percaya. Lalu dia mengangkat wajah, tatapannya dalam sekejap berubah tajam saat dia menemukan Kyungjun mencoba menahan tawa tapi mulutnya mengembung dipenuhi eskrim curiannya.
"Hei!" Suara murka Jiwon seolah menjadi sinyal untuk Kyungjun agar segera beranjak dari tempat duduk dan pergi melarikan diri. Tapi Jiwon lebih dulu mendaratkan pukulan keras dilengan Kyungjun, membuat laki-laki itu mengeluh dan tersedak, memuntahkan eskirm dari mulutnya.
Jiwon mencibir semakin merasa kesal, tapi Kyungjun justru tertawa, seolah bukannya jadi menyeramkan, Jiwon yang berwajah marah tampak sangat menggemaskan di matanya.
"Kembalikan eskrimku dasar kau pencuri!"
"Apa? Kau yang menawari eskrimmu sendiri."
"Untuk di cicip, sedikit saja! Kenapa kau melahap semuanya?"
"Hei, hei, berhenti memukulku."
"Pokoknya kau harus menggantinya."
"Okey, okey, tapi berhenti dulu. Kau memukulku kelewat keras."
"Salahmu sendiri."
Jiwon akhirnya berhenti memukuli Kyungjun, tapi masih dengan wajah cemberut dia kembali duduk di bangku. Kyungjun mengikuti, mengambil tempat disamping Jiwon dan menempel padanya. Mencoba merayu sang pacar sampai akhirnya luluh.
-FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴʜᴄ: ᴄᴀᴛᴄʜɪɴɢ ғᴇᴇʟɪɴɢs ✓
FanfictionMasa-masa penuh duka itu sudah berlalu. Kini, mereka telah duduk di bangku senior, bersiap menghadapi ujian kelulusan yang sudah berada di depan mata. Namun, dalam masa-masa singkat itu, masih ada banyak cerita yang belum usai dan menunggu untuk dit...