[31] a message

336 63 8
                                    

Entah bagaimana perasaan seseorang bekerja. Bagaimana hal-hal seperti jatuh cinta pada seseorang bisa begitu berpengaruh. Bagaimana seorang yang kita anggap teman seketika menjadi orang yang kita sukai, atau rasa benci yang terpendam bisa berubah menjadi kepedulian.

Tahap-tahap bagaimana perubahan itu terjadi, apa yang menyebabkannya?

-

"Sial, kenapa tidak diangkat?"

Taksi yang ditumpangi Jiwon akhirnya berhenti tepat di depan sebuah rumah. Terburu-buru, Jiwon keluar dari dalam taksi dan melangkah cepat menuju rumah tersebut.

Namun, baru saja dia hendak menekan bel untuk memberitahu orang di dalam rumah tersebut akan kedatangannya, suara yang terdengar familiar lebih dulu mencegahnya.

"Jiwon-na."

Kepala Jiwon tertoleh begitu saja, dan saat dia menemukan seseorang yang dia cari dan khawatirkan sejak tadi, emosinya meledak saat itu juga.

"Kenapa tidak diangkat!" Tatapan Jiwon tertuju tepat pada Junhee yang terkejut dan bingung.

"Ponselmu." Jiwon datang menghampiri Junhee, hampir seperti menahan tangis, dan dengan suara tercekat, dia melanjutkan "aku menelfonmu berulang kali. Kenapa kau tidak mengangkatnya?"

Junhee yang sejak tadi terpaku, akhirnya merespon, "ah, ponselku. Itu tertinggal di rumah. Maaf."

"Jiwon-na, ada apa?" Suara dari orang lainnya terdengar, saat itu barulah Jiwon menyadari keberadaan Yoonseo. Gadis itu berdiri disebelah Junhee, terkejut dan sama khawatirnya.

Jiwon menyugar rambutnya sembari menghela napas dalam-dalam. Lantas melirik antara Yoonseo dan Junhee sebelum dia menenangkan diri dan menunjukan apa yang membuatnya bertindak demikian.

Ada sebuah pesan yang diterima Jiwon. Pesan dari nomor tidak dikenal.

-luka Kim Junhee sepertinya sudah sembuh, jika ditusuk lagi ditempat yang sama, Shin Jiwon, menurutmu bagaimana?-

Yoonseo dan Junhee sama-sama terkejut setelah membaca isi pesan tersebut. Keduanya membagi tatapan penuh tanya, tapi kemudian kembali menoleh pada Jiwon karena tidak tahu apa-apa.

Tubuh Jiwon luruh, dia berjongkok dengan rasa frustasi akibat khawatir dan takut. Jantungnya bahkan masih berdetak cepat meski mulai merasa legah saat menemukan Junhee baik-baik saja.

Yoonseo segera menenangkan Jiwon, berusaha membuat gadis itu lebih tenang dan tidak perlu khawatir lagi. Meski dalam benak Yoonseo bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi.

Sebenarnnya. Yoonseo dan Junhee bersama beberapa teman mereka yang lain sedang mempersiapkan kejutan ulang tahun Jiwon yang akan di rayakan besok. Jadi itu membuat Yoonseo menduga-duga, bahwa teman-temannya membuat lelucon ulang tahun untuk Jiwon tanpa sepengetahuannya. Tapi, melihat reaksi Jiwon, Yoonseo merasa ini terlalu berlebihan.

•°•°•°

Sesuai rencana, ulang tahun Jiwon akan dirayakan. Yoonseo bersama teman-temannya telah mempersiapkannya, meski hanya pesta kejuatan kecil-kecilan yang diadakan di salah satu ruang karaoke.

Selain Yoonseo sendiri, di sana sudah ada Donghyun, Nahee, Hyunho, Eunha, Yeonwoo, Eunchan, dan Heoyul. Masing-masing sudah memegang properti kejuatan.

"Mereka sudah dekat," cetus Yoonseo setelah menerima pesan dari Junhee yang bertugas menuntun Jiwon. Yoonseo pun segera menerima kue ulang tahun dari Nahee, kemudian Donghyun menyalakan mulai menyalakan lilin.

Tepat ketika pintu didorong terbuka dan Jiwon munucul, mereka segera menyambut kompak dengan meriah.

"Selamat ulang tahun!!!"

Lalu, nyanyian lagu ulang tahun mengalun, menyelipkan nama lengkap Jiwon dalam bait liriknya. Membuat Jiwon yang sempat terkejut akibat suara terikan yang disertai ledakan konfeti hanya bisa tersenyum lebar, sedikit tidak menyangka bahwa teman-temannya akan merayakan ulang tahunnya.

Meski mereka tengah disibukkan dengan persiapan CSAT, pesta seperti ini tampaknya sedikit meringankan beban dan stress yang melanda anak-anak kelas 12 SMA Yooil itu.

"Ayo, tipu lilinya!" seru Yeonwoo.

"Jangan lupa mengucapkan harapanmu," kata Yoonseo. Jiwon mengangguk kecil dan mulai menyatukan tangan dan memejamkan mata, mengucapkan harapan dalam batin sebelum meniup lilin hingga padam.

Hura hara teriakan penuh keceriaan kembali memenuhi ruangan. Ucapa  selamat ulang tahun dari setiap temannya yang hadir di sana di terima Jiwon dengan suka cita. Sampai suara dering ponsel milik Jiwon membuat gadis itu harus undur diri, keluar dari ruang karaoke sementara teman-temannya melanjutkan pesta dengan ber karaoke ria.

"Kim Jinha?" Alis Jiwon mengeryit bingung setelah mendapati nama Jinha lah yang tertera sebagai penelfon. Penasaran akan niat Jinha menelfonnya, Jiwon segera menggeser ikon hijau dan mendekatkan ponsel ke daun telinganya.

"Apa?"

"Kau bersama Kyungjun kemarin, bukan?"

"Ya, kami mengerjakan tugas bersama kemarin. Ada apa?"

"Apa kau tahu dia pergi ke mana setelah kalian selesai mengerjakan tugas?"

Jiwon tertengun sejenak, entah kenapa dia merasa telah terjadi sesuatu yang buruk setelah menelisik nada suara Jinha saat ini.

"Aku tidak tahu, aku pergi lebih dulu," jawab Jiwon seadanya. "Jinha, ada apa? Kenapa kau menanyakan Kyungjun padaku, setauku kau lebih sering bersamanya daripada aku."

Ekspresi Jiwon mengeruh saat mendengar suara umpatan Jinha, dan sedikit percapakan cowok itu dengan seseorang yang sedang bersamanya, yang tampaknya adalah Seungbin.

Suara dari seberang telfon kembali terdengar, kali ini bukan suara Jinha, melainkan Seungbin. Seperti dugaan Jiwon bahwa mereka sedang bersama saat ini.

"Kyungjun menghilang."

Mata Jiwon membelakak seketika, terkejut dan rasa cemas mulai timbul dalam dirinya.

"Apa, maksudmu menghilang?"

"Dia sudah tidak pulang sejak keluar bersamamu kemarin. Kami sudah pergi ke rumahnya juga berusaha menghubunginya, tapi ponselnya selalu tidak aktif."

"Kami bahkan menghubungi beberapa teman kami, tapi mereka juga tidak tahu. Kau orang terakhir yang bertemu dengannya sebelum dia menghilang."

Jiwon terdiam, dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah mendengar penjelasan Seungbin. Pikirannya tiba-tiba kacau dan dipenuhi tentang Kyungjun saat ini. Dia berusaha mengingat skenario apa saja yang terjadi kemarin saat dia dan Kyungjun mengerjakan tugas bersama, tapi seperti yang Jiwon katakan pada Jinha, dia pergi lebih dulu setelah mendapat sms iseng tentang Junhee.

Tangan Jiwon tiba-tiba gemeter, dengan suara tercekat, dia mengatakan sesuatu pada Seungbin di seberang telfon, "bisakah kalian terus mencarinya, aku juga...aku juga akan berusaha mencarinya." Sambungan telfon langsung diputus. Jiwon yang masih dilanda panik, menemukan Junhee keluar dari ruangan karaoke dan bingung menemukannya yang tampak panik.

To Be Continued

ɴʜᴄ: ᴄᴀᴛᴄʜɪɴɢ ғᴇᴇʟɪɴɢs ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang