[22] a step closer

425 79 8
                                    

Setelah ujian selesai, Jiwon menepati janjinya bersama Junhee untuk pergi berdua ke taman hiburan. Maka pagi itu, Jiwon sudah bersiap-siap. Dia berdandan dengan sungguh-sungguh untuk kali ini, bahkan butuh waktu lama untuk memilih pakain yang menurutnya bagus dan sesuai.

Ini pertama kalinya dia pergi berkencan dengan laki-laki yang dia sukai, jadi menurutnya dia harus sungguh-sungguh memikirkan semuanya.

Junhee bilang, dia akan menunggu Jiwon di halte bus, jadi setelah selesai dengan urusan pakaian dan dandanan, Jiwon segera keluar dari rumahnya. Tidak lupa berpesan pada Jaewon bahwa dia mungkin akan lama pulang jadi dia meminta Jaewon untuk menghubunginya jika terjadi sesuatu.

Di sana, Jiwon melihat Junhee sudah duduk di halte. Tidak ada seorang pun selain lelaki itu yang berada di sana, membuat pandangan Jiwon langsung tertuju padanya. Mengulum bibir dengan sedikit gugup, Jiwon mencengkram tali tas selempangnya, dengan penuh tekad berusaha menghilangkan kegugupan tersebut, sebelum dengan percaya diri melanjutkan langkah menemui Junhee yang sedang menunggunya.

"Junhee-ya," panggil Jiwon, dengan suara yang terkesan lembut. Dia terseyum tak kalah Junhee menoleh dan tampak terdiam sejenak melihat kehadirannya.

Junhee terpanah, takjub melihat bagaimana Jiwon berdandan hari ini. Jiwon memang gadis yang cantik, tapi hari ini gadis tersebut beribu-ribu lebih cantik dari biasanya.

Menyadari ekpresi Junhee, Jiwon duduk dengan agak malu di samping Junhee. Dia bisa merasakan pipinya memerah melebihi blush on yang dia pakai, dan karena kegugupan itu, Jiwon jadi tidak berani menatap wajah Junhee saat ini.

Bus yang mereka tunggu sampai tidak lama kemudian. Junhee yang pertama kali menyadari segera berseru, mengajak Jiwon untuk segera naik.

"Bus nya sudah tiba. Ayo." Lelaki itu meraih tangan Jiwon tanpa peringatan, mengenggamnya dan menuntun gadis itu masuk ke dalam bus dan mengambil tempat duduk paling belakang yang masih kosong.

Karena tidak tahan dengan debaran dan rasa malu yang menghantamnya telak, Jiwon melepaskan genggaman Junhee dan menarik tangannya sendiri ke atas pangkuannya, memilin jarinya karena canggung. Sementara Junhee yang sedikit tidak rela, hanya bisa pasrah.

Pada akhir pekan, taman hiburan selalu lebih ramai dari hari biasanya. Berbagai macam warna mengisi mata ketika Jiwon dan Junhee sampai di tempat itu.

Orang-orang terlihat mengantri di loket tiket beberapa wahana. Jiwon menarik tangan Junhee tanpa sadar lantaran terlalu bersemangat. Hari itu dia lebih ceria seakan beban yang menumpuk karena ujian di hari-hari kemarin telah luruh dari pundaknya saat itu juga.

Sementara Junhee, dengan tidak keberatan mengikuti alur Jiwon ketika gadis itu menariknya ke sana kemari untuk mencoba beberapa wahanan, justru merasa senang karenannya.

•°•°•°

"Serang jalurku."

"Hei, hei, tunggu sebentar. Okey aku melihatnya."

"Hei! Dasar sialan. Aku menyuruhmu menyerang."

"Sial, aku terlambat."

Satu geplakan mendarat di kepala Jinha membuat laki-laki itu mengumpat kecil. Sementara Kyungjun -pelaku yang menggeplak kepala Jinha, kembali mengerang kesal karena melihat layar komputer yang menampilkan kekalahan permainan mereka.

"Aku sangat frustasi. Hei, pergilah membeli cola," pinta Kyungjun, tidak jelas menyuruh siapa, tapi Seungbin segera melepas headphone dan beranjak pergi. Meninggalkan Kyungjun dan Jinha di kursi mereka.

ɴʜᴄ: ᴄᴀᴛᴄʜɪɴɢ ғᴇᴇʟɪɴɢs ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang