[05] unexpected invitation

825 147 7
                                    

"Akan diadakan pra ujian minggu depan, jadi belajarlah agak kalian bisa mengisi setiap soalnya." Pernyataan itu mengundang banyak keluhan dari seluruh kelas. "Terutama yang duduk di bangku belakang." Seolah tahu siapa yang dimaksud wali kelas, semua pandangan langsung tertuju ke arah bangku paling belakang dekat pintu. "Hei! Ko Kyungjun. Bangun!"

Di bangku belakang, Kyungjun yang sedang merebahkan kepalanya di atas meja, dengan malas mengangkat wajah dan melihat ke depan papan tulis. Mata mengantuknya menyipit ke arah wali kelas yang berwajah lelah, sebelum dia memperbaiki posisi bantalnya dan kembali tidur.

"Entah apa yang harus kulakukan dengannya, astaga." Wali kelas 3-3 itu mengambil bukunya dengan lekas keluar dari kelas sembari mencibir.

Bel pertanda waktu pelajaran telah selesai segera berbunyi, membuat situasi kelas menjadi cukup ramai meski hanya beberapa orang yang tinggal di kelas setelah yang lainnya pergi ke luar.

Jiwon merapikan bukunya dan pergi kebelakang kelas untuk menyimpan buku tersebut ke dalam loker. Tepat ketika dia menutup loker kembali, keberadaan tiba-tiba Kyungjun yang entah sudah sejak kapan bersandar diloker tepat di sebelahnya membuat Jiwon terpenjat kaget.

"Astaga, mengaketkan saja," dengus Jiwon. Dia mengunci lokernya lagi sebelum menghadap Kyungjun dengan ekspresi tanpa minat. "Apa?"

Kyungjun tersenyum miring. Kemudian mengungkapkan kalimat paling tidak terguda jika diucapkan olehnya -setidaknya itulah yang akan sebagian orang pikirkan. "Mau belajar bersama?"

Alis Jiwon dengan cepat berkerut heran. Ucapan Kyungjun barusan cukup tidak terduga dan sedikit tidak dapat dipercaya.

"Apa yang merasukimu? Tiba-tiba saja?" respon Jiwon. Masih dengan ekspresi tidak yakin. Apa benar yang sedang berdiri di hadapannya ini sungguhan Ko Kyungjun?

"Kau sendiri yang bilang kalau aku harus lebih peduli karena sudah kelas tiga," kata Kyungjun, Jiwon otomatis mengangguk.

"Hanya, benar-benar tidak terduga bahwa seorang Ko Kyungjun baru saja mengajak untuk belajar bersama," kata Jiwon, matanya seketika menyipit curiga. "Tapi, sungguhan belajar bersama untuk ujian, bukan?"

Kyungjun memutar bola mata muak. "Tentu saja. Memang untuk apa lagi?"

"Yah, kupikir..."

"Sudah," potong Kyungjun, bisa menebak lanjutan ucapan gadis itu, membut Jiwon menipiskan bibir dengan ekspresi datar. "Kau murid paling cerdas di sini, jadi ajari aku beberapa materi pelajaran."

Senyum jahil Jiwon muncul. "Bagaimana dengan mengatakan 'tolong' dengan ekspresi memohon?"

Tatapan Kyungjun menajam, menelil ekspresi jahil gadis disampingnya. "Tolong?"

Jiwon mendengus. "Coba lebih tulus dan pasang ekspresi memohon. Aku sudah jelas mengatakan intruksinya tadi."

Menghela napas pasrah, Kyungjun menyatukan kedua tangannya dan memasang ekspresi memohon di hadapan Jiwon, membut gadis itu menahan tawa. "Tolong. Ajari aku beberapa materi pelajaran." Kyungjun agak menekan kata 'tolong' ketika dia mengatakan kalimat barusan.

Kekehan Jiwon lolos begitu saja. Gadis itu lalu menepuk-nepuk bahu Kyungjun dengan senyum lebar terpatri di wajahnya. "Baiklah, baiklah. Mari bertemu di perpustakaan sabtu nanti." Jiwon lekas kembali ke tempat duduknya. Meninggalkan Kyungjun yang melebarkan senyum dengan perasaan senang.

Sudah Kyungjun duga ajakan seperti 'belajar bersama' akan menarik perhatian Jiwon. Dia akan menggunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan gadis tersebut.

Saat itu, tatapan Kyungjun tidak sengaja bersibobrok dengan tatapan Junhee yang sedang mengawasinyam. Tidak senang, Kyungjun segera melemparkan tatapan penuh kecam sebelum dia beranjak dari kelas.

Perhatian Junhee beralih pada Jiwon yang sudah kembali duduk di mejanya dan mengeluarkan ponsel. Junhee ingin menanyakan apa yang Jiwon bicarakan dengan Kyungjun barusan, tapi dia sedikit ragu.

"Apa yang kamu dan Kyungjun bicarakan?" tanya Yoonseo, membuat mata Junhee sedikit berbinar dan diam-diam berterima kasih padanya.

Jiwon mengalihkan pandangan dari layar ponselnya ke arah Yoonseo. Tiba-tiba menjadi begitu tertarik membahasnya. "Kau tahu? Ko Kyungjun bersikap agak aneh."

Alis Yoonseo berkerut tidak paham sampai Jiwon melanjutkan ucapannya, "dia baru saja mengajakku belajar bersama."

Sesuai dugaan, Yoonseo merespon kaget dan tidak menyangka. "Ko Kyungjun? Sungguh?" Dia kelihatan tidak percaya.

Jiwon mengangguk kuat. "Aku juga terkejut. Dia, sunguhan sudah berubah. Siapa sangka seorang Ko Kyungjun akan mengatakannya?"

"Lalu? Apa kau akan belajar bersamanya?" tanya Yoonseo.

Junhee bersikap seolah dia tidak mendengarkan dan sibuk dengan ponselnya, tapi dia mengharapkan jawaban 'tidak' dari Jiwon. Tentu dia tahu ini hanya akal-akalan Kyungjun agar lebih dekat dengan Jiwon.

"Ya, kami akan belajar di perpustakaan sabtu nanti."

Junhee diam-diam berdecak mendengar balasan Jiwon, merasa kecewa.

"Hei, bagaimana jika kalian juga ikut? Kupikir akan lebih baik jika Kyungjun mendapatkan bantuan dari lebih banyak orang. Aku tidak yakin dia akan paham hanya dengan penjelasan dariku," seru Jiwon. Dia menatap antara Junhee dan Yoonseo dengan tatapan menunggu respon.

Seperti padang pasir gersang yang kemudian dituruni hujan, Junhee dengan senyum cerah merespon cepat, "yah, sepertinya ide bagus. Aku juga berencana belajar di perpustakaan untuk ujian nanti."

Sebaliknya, Yoonseo sedikit kecewa dan merespon dengan ekspresi cemberut. "Aku tidak bisa. Ada acara keluarga di hari itu."

Jiwon ikut kecewa mendengarnya. "Sayang sekali." Jiwon meraih tangan Yoonseo dan menepuk-nepuknya. "Tidak apa-apa, kita bisa merencanakannya lagi lain kali. Masih ada banyak ujian yang akan kita lewati." Dia mencoba menghibur. Yoonseo mengangguk dan segera menjadi lebih baik setelahnya.

Beberapa saat kemudian, bel kembali berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran selanjutkan akan segera dimulai. Semua murid yang tadinya berada di luar, kembali masuk ke dalam kelas, termasuk Kyungjun yang dengan malas mendudukan dirinya ke kursi dan langsung memposisikan diri untuk tidur.

Sementara Jiwon, Yoonseo dan Junhee, terpaksa menghentikan obrolan mereka karena guru telah memasuki kelas dan siap memulai pelajaran.

To Be Continued

A/n

Hallow! Aku update~
Jangan lupa tinggalkan komentar yeorebun~

ɴʜᴄ: ᴄᴀᴛᴄʜɪɴɢ ғᴇᴇʟɪɴɢs ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang