Ini bukan akhir bagi kisah yang kami tulis pada lembar demi lembar kehidupan yang masih terus berjalan. Jika pada umumnya umat manusia menginginkan akhir yang bahagia, kami malah berharap bahwa kisah kami ini adalah awal dari kebahagiaan selanjutnya...
Paul memperhatikan Nabila yang tengah tersenyum memeluk baju Toga yang akan ia kenakan 1 minggu lagi . Sesenang itu ia dengan baju Toganya hingga Nabila berulang kali mengelus dan mencoba topi toga .
Paul :
"Sayang , seneng banget keliatanya ."
Nabila :
"Seneng banget sayang , karena akhirnya perjuanganku sampai juga .."
Paul :
"Kita pasti bangga punya dede bayi , karena lahir lahir udah wisuda.."
Nabila tertawa .
"aku pikir kamu bakal bilang Bangga sama aku , atau gak dede bayi bangga sama mamanya.."
Paul :
"Maksudku itu sayang hehe..." paul mencium pipi nabila lalu memeluknya dari belakang . Mengelus perutnya perlahan .
Nabila :
"Ga nyangka yaa.. satu minggu lagi aku wisuda , habis itu dede bayi lahir..."
Paul :
"Bentar lagi aku jadi papa... makasih ya sayang..."
Nabila :
"Sama sama sayang..."
---
Byurrr...
Guyuran air dari shower membasahi tubuh Paul yang berkeringat . Setelah berbincang dengan Nabila , ia kembali membereskan kamar untuk anak mereka nanti nya . Nabila juga menata nata baju Baby kedalam lemari .
Sekarang semuanya sudah rapi . Baju baby dan Nabila pun telah siap didalam tas untuk persiapan jika ia akan melahirkan nanti .
Setelah mandi , Paul mendapati Nabila tengah duduk di kursi panjang (kursi ibu menyusui)
Pandanganya menerawang jauh sembari mengelus elus perutnya .
Paul :
"Sayang..." Sapa ia setelah mendekat .
Nabila :
"Emmmm ..." jawab nabila dengan lamunanya
Paul :
"Mikirin apa si ? Kok melamun ?"
Nabila :
"Engga mikirin apa apa sayang .. cuman tadi liat lemari dede yang udah rapi jadi gak sabar pengen cepet cepet ketemu..."
Paul pun duduk bersimpuh di sebelah Nabila . Mengelus pelan perut istrinya itu .
Paul :
"Sayangnya papa , mama udah gak sabar ketemu dede ... dede nanti semangat ya , berjuang sama mama..." Ucap paul membisiki perut nabila .
Nabila tak bisa menahan haru melihat sikap suaminya itu . Perlahan ia mengelus pelan kepala suaminya itu . Keduanya tersenyum bahagia .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.