CHAPTER 18

1.3K 242 32
                                    

Pandu's POV

Kini aku, Nasha dan Mama sedang duduk di ruang tamu apartemenku. Aku masih tidak menyangka dengan apa yang sudah disampaikan oleh Mama kepadaku tentang siapa sebenarnya Nasha. Mama sedang menatap aku dan Nasha secara bergantian. Tidak ada yang memulai pembicaraan antara aku dan Nasha. Aku masih mencerna apa yang dikatakan oleh Mama tadi. Aku masih sedikit tidak percaya. Bagaimana bisa seperti itu?

Flashback On

"Ma. Ayo dong jelasin yang bener. Jangan bercanda gini ah." Kataku sedikit merengek kepada Mama.

"Giliran gini aja kamu mohon-mohon sama Mama. Kemarin Mama mohon-mohon sama kamu gak kamu gubris." Mama menjawab sambil menuang minuman di gelas yang sudah beliau ambil sebelumnya.

"Oke, sekarang Mama jelaskan sejelas-jelasnya soal Nasha, nanti aku pertimbangkan permintaan Papa." Kataku mantab.

"Beneran ya? Janji ya?" Kata Mama.

"Iya Ma, ayo cepetan jelasin." Kataku memaksa Mama.

Akhirnya Mama menceritakan kepadaku tentang bagaimana Mama bisa bertemu Nasha. Mama juga menceritakan bagaimana akhirnya Mama bisa seakrab itu bahkan Nasha sampai memanggil beliau dengan sebutan "Mama", sama sepertiku.

Pertemuan itu terjadi sekitar 5 tahun lalu, ketika aku masih berada di Swiss. Waktu itu Nasha sudah menjadi penyanyi. Tapi belum se terkenal sekarang. Mama bercerita waktu itu dia bertemu dengan Nasha ketika dia pulang dari kantor. Mama yang sedang membeli martabak di pinggir jalan tak sengaja melihat seorang perempuan yang tengah ribut di seberang jalan bersama seorang laki-laki yang akhirnya Mama ketahui sebagai kakaknya Nasha, Kak Reno.

Waktu itu Mama melihat Nasha yang sudah beberapa kali ditampar oleh laki-laki itu merasa tak tega. Mama berinisiatif untuk mendekat kepada Nasha. Namun ketika Nasha sedang berjalan, Mama melihat sebuah mobil yang ternyata dikendarai oleh kakak Nasha itu, berjalan kencang dan mau menabrak Nasha. Untung saja Mama yang memiliki perawakan seperti atlet itu dengan cepat menarik Nasha dan menyelamatkannya dari mobil itu. Mama dan Nasha kemudian sama-sama terjatuh. Nasha selamat, Reno langsung melarikan diri, namun Mama harus mengalami cedera di bagian kaki kirinya. Dan aku sama sekali tidak tahu kejadian itu.

Setelah kejadian itu, Nasha dengan dibantu ambulance membawa Mama ke rumah sakit. Papa yang waktu itu dikabari oleh pihak rumah sakit sempat marah kepada Nasha. Namun setelah Mama menjelaskan semuanya, Papa justru merasa iba kepada Nasha dan akhirnya menyuruh Nasha tinggal di rumah mereka. Di rumahku. Selama tinggal dirumah Mama dan Papa, Nasha dengan telaten membantu merawat Mama hingga Mama sembuh. Nasha juga seringkali membantu pekerjaan Papa karena ternyata Nasha begitu cerdas dan terampil. Mama dan Papa senang sekali waktu itu karena Nasha dapat menghibur mereka di tengah kesepian yang mereka rasakan karena aku tidak ada disana.

Ternyata beberapa bulan setelah kejadian itu, Nasha mendapatkan banyak Job, dan karirnya melonjak sangat bagus. Mama akhirnya memberikan tempat tinggal 2 lantai yang ternyata tempat itu adalah markas rahasia yang akan ku tempati mulai besok. Alasan Mama memberikan tempat tinggal itu adalah agar Nasha bisa bersembunyi ketika mungkin dia sudah tidak bisa menghadapi sikap kakaknya. Mama tentu saja ingin Nasha tinggal terus bersama Mama. Namun Mama juga tahu bahwa itu tidak mungkin. Mau bagaimanapun Nasha juga punya keluarga.

Setelah menjadi terkenal, Nasha masih sering mengunjungi Mama dan Papa. Mama juga mengatakan bahwa mereka sering meluangkan waktu hanya untuk sekedar makan bersama. Aku menjadi merasa bersalah akan hal itu. Karena aku kini menjadi begitu jauh dengan mereka. Dan seperti itu lah akrabnya Mama dan Nasha sampai-sampai Nasha memanggil nya dengan sebutan Mama juga.

Aku lega sekali ketika mendengar bahwa ternyata Nasha bukan saudara kandungku, meskipun Mama sudah menganggap Nasha seperti anak sendiri. Dari cerita Mama aku juga tahu bahwa ternyata Nasha adalah seorang yatim piatu. Ayahnya meninggal ketika dia berusia 2 tahun, dan Ibunya meninggal ketika dia berusia 15 tahun. Maka dari itu mau bagaimanapun dia akan tetap menjaga hubungannya dengan Reno, kakaknya. Karena Kak Reno adalah satu-satunya keluarga yang dia punya. Ternyata begitu kelamnya masa lalumu, Na.

"Lega kamu sekarang dia bukan adik kamu?" tanya Mama terus terang. Aku hanya membalas ucapan Mama dengan senyum kikuk.

"Pandu, pandu. Jangan terlalu kentara lah kalau naksir orang. Inget, kamu harus turuti permintaan Papa." Kata Mama.

"Oke, aku mau menuruti permintaan Papa tapi dengan syarat." Kataku menyetujui.

"Aku akan meneruskan perusahaan Papa, tapi Mama dan Papa juga harus tetap mengizinkan aku menjadi penulis dan menjalankan usaha kedai kopiku. Satu lagi, tolong jangan beritahu Nasha bahwa aku seorang penulis." Lanjutku.

"Oke deal! Dari dulu kek kamu kaya gini. Kan Mama gak perlu marah-marah dulu ke kamu. Mama harus bilang makasih ni sama Nasha." Kata mama tersenyum penuh kemenangan.

Flashback off

"Nasha kamu apa kabar sayang?" Tanya Mama memecah keheningan diantara kita

"Baik, Ma. Mama juga sehat kan? Maaf ya, Nasha jadi jarang main ke Mama sama Papa. Jadwal Nasha lagi padat soalnya." Nasha menjawab mama. Mereka tampak begitu akrab sekali. Entah mengapa aku jadi tersenyum menatap dua wanita ini.

"Oh iya, jadi Pandu itu anak Mama. Yang waktu itu Mama bilang dia lagi sekolah di Swiss." Kata Mama menjelaskan siapa aku kepada Nasha.

"Oh, yang kata Mama gak mau nurut sama Mama itu ya?" Tanya Nasha yang sedang menggodaku sekarang.

"Na, tolonglah." Pintaku memelas.

Lagi-lagi aku harus lebih banyak bersyukur. Tuhan memberikan bahagia yang berlipat-lipat kepadaku. Kini semuanya terasa begitu mudah. Jalan ku menuju Nasha seperti di buka lebar. Meskipun aku juga tidak tahu rintangan apa yang akan kutemui di depan. Namun kini aku yakin. Bagaimanapun terjalnya, akan ku usahakan untuk terus berjalan menuju ke arahnya. 





..............

Udah kerasa belum nih roller coasternya??? wkwkwk

Siapa yang tebakannya benar angkat tangannyaaaa

AROMA KATA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang