CHAPTER 50-FINAL CHAPTER

2.1K 277 51
                                    

AUTHOR'S POV


Tak ada yang bisa Pandu lakukan selain mengharapkan kini Nasha dalam keadaan baik-baik saja. Sebab semenjak ia menyadari bahwa Nasha tak mungkin mendatanginya lagi ke meja makan malam yang telah ia siapkan dengan sedemikian romantisnya, ia memutuskan untuk mencari Nasha. Semua orang yang mungkin menjadi tujuan Nasha untuk lari sudah Pandu hubungi. Namun nihil. Tak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan Nasha. Telepon genggam milik Nasha yang berfungsi sebagai alat komunikasi itu, kini juga mati. Pandu tahu, bahwa itu sengaja dimatikan oleh sang pemilik.

Dari sisa-sisa kewarasan yang ada pada diri Pandu, ia mencoba mencari tahu kemana Nasha melalui cctv pada ruang keamanan yang dimiliki hotel ini. Ternyata Nasha meninggalkannya menggunakan taxi yang kebetulan terparkir di depan hotel itu. Namun hanya itu petunjuk yang Pandu punya, sebab setelah pergi dari sana, Pandu tidak dapat lagi melacak keberadaan Nasha. Takut, kalut, sedih, bimbang. Semua perasaan berkecamuk menjadi satu memenuhi kepala Pandu. Yang terpenting baginya saat ini adalah menemukan Nasha dalam keadaan baik-baik saja tak terluka sedikitpun. Mengenai bagaimana akhir cerita cinta diantara mereka berdua, Pandu sudah tidak memikirkannya. Jika memang pada akhirnya Nasha sendiri yang meminta Pandu untuk pergi, atau Nasha yang ingin pergi, maka Pandu akan melepasnya. Sebab tak peduli baginya jika harus terluka. Tujuannya hanyalah Nasha Bahagia.

Semua tempat yang mungkin menjadi tujuan Nasha bersembunyi, sudah Pandu kunjungi. Rumah Nasha, Markas Rahasia, Rumah Syena, Kantor, Studio, Apartemen miliknya, dan tak satupun dari tempat itu menyajikan kehadiran Nasha. Hingga kini Pandu tiba pada tujuan terakhirnya, yaitu rumah Papa dan Mama. Pandu berjalan gontai memasuki rumah besar bernuansa klasik itu. Seorang perempuan yang ia sebut sebagai Mama sudah menyambutnya dengan raut muka penuh kekhawatiran. Papa nya juga demikian. Semua orang yang berada di rumah itu bertanya kepada Pandu apa yang sudah ia lakukan sehingga Nasha pergi meninggalkan dirinya. Jika kepergian itu benar disebabkan oleh kesalahan yang telah Pandu lakukan, maka Pandu siap menyerahkan dirinya kepada orang-orang yang menyayangi Nasha untuk mendapatkan hukuman. Namun saat ini, Pandu juga sama dengan mereka. Bahkan dialah orang yang paling ingin tahu apa penyebab Nasha pergi dari dirinya.

"Sebenarnya ada apa Pandu?" Mama bertanya tepat ketika Pandu melangkah gontai melewatinya. Pandu yang sudah mulai frustasi hanya bisa menggelengkan kepala sambil melanjutkan langkahnya. Bukan maksud dirinya untuk mengabaikan mamanya. Namun saat ini, dia benar-benar lelah dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia juga tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan padanya. Jadi menurutnya saat ini, diam adalah hal yang terbaik.

Pandu melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Santu lantai dengan kamar yang ditempati Nasha yang kini tertutup rapat tanpa ada sedikitpun tanda kehidupan di sana. Pandu, hanya bisa menatap nanar pada pintu yang tertutup rapat tanpa celah itu. Hembusan nafas panjang ia lakukan sebelum akhirnya ia memilih memalingkan wajahnya dari pintu kamar milik perempuan yang dicintainya, untuk membuka pintu kamar miliknya sendiri.

Pandu memasuki kamarnya, menuju ranjang besar yang ada di sana, merebahkan tubuhnya dan melepas sedikit lelahnya. Meskipun dalam otaknya terus berputar kemungkinan apa saja yang terjadi pada Nasha, calon istrinya. Ia mencoba memejamkan matanya, berkali-kali. Namun tetap tidak bisa. Justru kepalanya terasa semakin berat. Setelah lagi-lagi ia menghela napas panjang, ia mendudukkan tubuhnya. Matanya menatap lurus ke arah meja kerja yang tepat berada 3 meter di hadapannya. Disana terdapat satu buku yang berwarna coklat muda dengan tulisan "Aroma Kata" bersanding dengan satu bingkai foto berukuran tidak terlalu besar yang menyimpan foto dirinya bersanding dengan Nasha. Seketika sesak memenuhi dada laki-laki yang kini tak lagi bisa menahan air matanya. Pandu menangis. Mengingat betapa sakitnya ketika dia harus kembali disadarkan bahwa Nasha, gadis yang menjadi tujuan terakhirnya, kini menghilang meninggalkannya dengan berjuta tanda tanya.

AROMA KATA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang