CHAPTER 21

1.3K 232 18
                                    

Nasha's POV


Sudah berjalan lebih dari satu bulan sejak pertemuan pertamaku dengan Pandu. Dan sudah sekitar 2 minggu aku mengabaikan pesan pesan yang dia kirimkan kepadaku. Jika aku terkesan sombong dan jahat, sebenarnya bukan begitu maksudku. Tapi akan lebih baik bukan, jika Pandu menganggap aku seperti itu. Itu akan lebih mudah bagiku meskipun sebenarnya tidak ada yang benar-benar mudah. Aku tahu Pandu mengalami hal sulit karena tidak mendapatkan balasan pesan dariku. Aku tahu dia bersusah payah untuk mencari tahu bagaimana kabarku. Aku juga tahu kini, dia pasti sedang diselimuti rasa bersalah, entah apa yang kesalahan yang sudah dia perbuat sampai-sampai aku bersikap seperti ini kepadanya. Aku tahu, dia sedang menyimpan sejuta pertanyaan tentang aku.

Tapi ketahuilah, menjadi aku juga sulit. Menjadi aku lebih sakit. Aku harus bersusah payah menahan egoku untuk tidak membalas setiap pesan-pesan yang Pandu kirimkan kepadaku. Aku harus berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikannya ketika aku tahu kita sedang berada di tempat yang sama. Ketika aku tahu dia juga sedang memperhatikanku, dan aku harus tetap mengabaikannya. Aku harus menutupi segala kesedihan dan mata sembab ku di depan kamera agar semua tahu bahwa aku sedang baik-baik saja. Agar Pandu tahu bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan aku.

Aku sakit, ketika mengetahui bahwa Pandu se berusaha itu untuk mengetahui bagaimana keadaan ku melalui Syena, bahkan mungkin Mama. Syena memberitahu bahwa Pandu memberanikan diri untuk menghubunginya dan menanyakan bagaimana aku, apakah aku sedang sibuk atau tidak, apakah aku dalam keadaan baik atau tidak. Dan aku, hanya bisa meminta Syena untuk mengatakan kepadanya bahwa jadwalku memang sedang padat dan aku baik-baik saja.

Aku juga sakit ketika harus terus menerus membohongi Mama dan menolak permintaannya untuk bertemu. Andai Mama tahu, aku sangat ingin memeluk Mama, mencari kehangatan dan kenyamanan pelukan seorang ibu yang sudah lama tidak aku rasakan. Dan lagi, aku tidak boleh menuruti egoku. Aku tahu, bahwa satu diantara pertemuan yang Mama minta itu, aku pasti akan bertemu Pandu. Dan aku tidak menginginkan hal itu. Bukan karena aku tidak mau bertemu Pandu. Sungguh aku sangat ingin. Aku sangat ingin menemuinya, membagi segala hal yang aku alami dengannya. Bahkan dia adalah orang yang paling ingin aku temui saat ini. Aku sakit sekali dengan semua yang harus aku rasakan ini.

Akan tetapi, aku juga tahu. Membiarkan diriku terus menerus jatuh dalam hangat dekapnya juga akan membuatku semakin sakit. Membiarkan diriku untuk luluh dalam lembut sorot matanya juga akan membuatku semakin sulit. Dan membiarkan diriku semakin jatuh cinta akan membuatku semakin takut lagi. Aku tidak bisa, sungguh.

Lagi pula sebelumnya aku juga sudah menghabiskan 23 tahunku tanpa Pandu kan? dan semuanya berjalan baik-baik saja meskipun tidak benar-benar baik-baik saja. Jadi akan ku biasakan diriku untuk kembali kepada masa dimana aku belum mengenalnya. Meskipun lagi, hal itu juga tidak mudah. Namun akan tetap aku usahakan. Akan lebih baik jika seperti ini, bukan?

 Akan lebih baik jika seperti ini, bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AROMA KATA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang