CHAPTER 34

1.2K 221 17
                                    

Pandu's POV


Hari demi hari berlalu begitu lama sekali. Tak ada yang spesial. Semua terasa menjadi semakin kosong. Tidak ada lagi Nasha dan senyum cantiknya yang kini menjadi hal paling aku suka. Bahkan media juga seperti menyembunyikannya. Tak ada pemberitaan tentangnya sama sekali. Jika ada pun, itu hanya berita-berita lama yang di upload ulang oleh akun-akun gosip yang kehabisan bahan. Pesan-pesan yang setiap hari aku kirimkan, masih tak kunjung mendapatkan balasan. Namun untungnya masih ada Syena yang selalu mau memberitahukan keadaan Nasha kepadaku.

Aku sakit sekali setiap kali mendengar kabar bahwa Nasha sedang menanggung beban yang begitu berat, sedangkan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Syena memberitahuku bahwa Nasha seperti kehilangan semangat hidupnya. Kondisi Kak Reno yang semakin memburuk membuat Nasha tak tahu harus berbuat apa. Andai saja dia mau mengizinkan aku untuk menemaninya. Sayangnya, pesan-pesan dariku saja tidak pernah terbalas.

Beberapa kali aku meminta kepada Syena untuk dapat bertemu dengan Nasha. Namun dia tidak mengizinkan. Untuk sementara waktu itu, Syena memintaku untuk memperhatikan Nasha dari jauh dulu, sambil menunggu informasi lebih lanjut dari pihak penyelidik mengenai kasus kematian Andra. Aku bisa saja nekat untuk menemui Nasha. Aku bisa saja nekat untuk datang kerumahnya dan menemuinya. Aku tidak takut babak belur lagi. Namun yang bisa aku lakukan saat ini hanya menghargai keputusan Nasha sembari terus berdoa berharap bahwa kita akan bisa bertemu segera.

Satu minggu yang lalu Syena mengabariku tentang kondisi Kak Reno dan kecurigaan dokter bahwa sakit jiwa yang dialami Kak Reno sekarang adalah akibat dari kejadian kematian Andra. Seperti kataku, dokter juga menduga bahwa sebenarnya bukan Reno pelaku dibalik terbunuhnya Andra. Namun sayangnya sampai sekarang aku belum bisa menemukan bukti apa-apa. Syena juga mengatakan bahwa kemungkinan Kak Reno tertekan atas tuduhan-tuduhan bahwa dia adalah seorang pembunuh. Kini kondisi Kak Reno semakin memprihatinkan, katanya.

Ingin sekali aku menemui Nasha, memeluknya, dan membiarkan dia menumpahkan segala keluh kesahnya dalam dekapanku. Namun sayangnya, aku masih tidak bisa. Jika aku nekat untuk menemuinya, Nasha pasti akan semakin marah padaku. Jika aku menemuinya, aku khawatir dia akan menjadi membenciku. Dan aku tak mau itu semua terjadi. Biarlah saat ini aku merindukannya sendirian. Satu yang aku yakini adalah, hari bahagia itu pasti ada. Hari bahagia itu akan tiba. Entah akan datang segera, atau sedikit lebih lama. Namun aku yakin, aku bisa membawakan bahagia itu untuk Nasha.

Sore ini aku baru saja menemui Mas Leo untuk memberikan lirik-lirik lagu selanjutnya. Dari total 7 lirik yang harus aku buat, aku sudah menyelesaikan 5 diantaranya. Kata Mas Leo 3 lagu sebelumnya sudah melalui proses rekaman dan siap untuk di rilis. Dengan memberanikan diri, aku meminta kepada Mas Leo untuk mendengarkan hasil rekaman dari 3 lagu yang sudah jadi itu. Dengan senang hati Mas Leo mengizinkan aku untuk mendengarnya.

Benar dugaanku, suara merdu dan lembut milik Nasha begitu indah terdengar di telingaku. Indah sekali. Benar-benar indah. Sekarang aku tahu alasan mengapa Nasha bisa seterkenal itu. Dia mampu memberikan rasa pada setiap lagu sehingga sampai ke para pendengarnya. Salah satunya adalah aku. Aku kini ikut larut dalam suara-suara lembut Nasha. Aku tidak pernah salah ketika mengatakan lirik yang aku buat akan semakin sempurna ketika dinyanyikan oleh Nasha. Dan sialnya, kini aku jadi semakin merindukannya.

Lirik 4

Tidak ada alasan untuk pergi

Tidak ada alasan

Untuk membiarkanmu sendiri

Aku tidak akan lari

Aku akan tegap berdiri

Bersamamu,

Menggenggam tanganmu

Akan selalu ku temani

Halus terjal yang kau lalui

Jangan merasa sendiri

Aku bersamamu disini

Lirik 5

Berbagilah padaku

Suka duka dalam hidupmu

Berbagilah padaku

Tangis tawa dalam harimu

Sebab denganmu aku utuh

Tanpamu aku rapuh

Kini aku sudah tiba di markas rahasia milik Nasha yang masih aku tinggali. Mungkin tak lama lagi aku juga akan pergi dari sini. Mama memintaku untuk tinggal dirumah bersamanya dan Papa. Dan kini aku tidak punya alasan untuk menolaknya. Aku ingin menebus waktu yang sudah kuhabiskan tanpa Mama dan Papa. Menyadari hal itu, kini aku melihat sekeliling ruangan yang aku tempati. Rasanya baru kemarin aku mengenal Nasha. Rasanya baru kemarin dia menangis di dekapanku yang waktu itu sama sekali belum mengenalnya.

Bayangan-bayangan tentang peristiwa yang terjadi antara aku dan Nasha di tempat ini, membuatku jadi semakin merindukannya. Aku ingat, di sofa yang aku duduki ini aku dan dia saling mengungkapkan rasa. Hari dimana aku merasa paling bahagia. Namun sayangnya, ketika hari berganti, kita harus menemui masalah yang sampai saat ini belum dapat aku selesaikan juga. Tak apa, aku bisa menunggu lebih lama. Meskipun harapanku, aku bisa bertemu dengannya segera.

Di tengah-tengah kenikmatanku mengenang hal-hal manis yang sudah kulalui bersama Nasha, teleponku berbunyi. Kulihat ada panggilan masuk dari Papa. tentu saja aku mengangkatnya.

"Halo, ada apa Pa?"

"Pelakunya ketemu, Pandu. Dan benar, bukan Reno." Kata papa di seberang sana.

"Papa serius?" Tanyaku sangat antusias.

"Iya, riwayat rekaman cctv nya ketemu. Ada dua orang selain Reno yang kabur melompat. Tapi ada kemungkinan juga itu orang suruhan Reno." Kata Papa melanjutkan.

"Terima kasih banyak, Pa." Kataku.

"Kalau kamu mau lihat bukti rekamannya, kamu bisa kerumah sekarang. Sekalian kita makan malam bersama. Mama udah masakin ayam suwir kesukaan kamu ini." Kata Papa lagi.

"Oke, Pa. Pandu kerumah sekarang. Terima kasih ya, Pa." Kataku kemudian mematikan telepon itu.

Aku mengambil dompet dan kunci mobilku. Aku senang sekali karena setidaknya aku bisa membuat Nasha tahu bahwa bukan Kak Reno yang menembak Andra. Nasha pasti senang sekali mendengar kabar itu. Kini aku sudah siap untuk ke rumah Papa. Namun ketika aku membuka pintu, seseorang dengan wajah begitu pucat berdiri mematung disana. Ada apa dengan dirinya?




..............

Siapa lagi ini wehhhhh????

buat yang kangen Pandu Nasha: "bersabarlah sayang" itu kata yang slalu ku ucap. 

(jangan lupa bacanya sambil nyanyi wkwkw)

AROMA KATA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang