CHAPTER 20

1.3K 220 15
                                    

Pandu's POV


Lengkap satu minggu sudah aku menempati tempat yang disebut sebagai markas rahasia oleh Nasha. Nama yang kini aku nanti-nantikan kehadirannya. Aku menunggu setiap hari untuk mendengar bagaimana kabarnya. Namun genap satu minggu pula tidak ada pesan yang mewarnai roomchat kita. Dia tidak menepati janjinya. Dia tidak membutuhkan aku. Bukankah dia yang mengatakan bahwa teman harus saling memberitahu? Dan ternyata dia tidak melakukan itu.

Terakhir aku bertemu dengannya adalah dua hari lalu, ketika aku hendak menemui Mas Leo di gedung kantor stasiun tv swasta yang sama seperti waktu itu. Dia tengah sibuk menjawab pertanyaan para wartawan yang sudah mengerebunginya. Dan saat itu pula aku tahu, bahwa yang bersamanya saat itu adalah Syena, manager sekaligus sahabat Nasha. Tidak mungkin kan, aku menyapa nya di tengah-tengah keramaian itu? Jadi kuputuskan untuk memperhatikannya sejenak, kemudian pergi dari sana. Aku juga sedang tidak punya banyak waktu untuk mengikuti Nasha.

Sudah ku usahakan untuk terus menghubungi Nasha. Menanyakan bagaimana kabarnya? Apakah harinya berjalan lancar? Apakah dia baik-baik saja? Namun selama satu minggu ini pula tak ada satu pesanku yang dibalas olehnya. Apakah aku melakukan sebuah kesalahan? Atau memang dia memang sesibuk itu sampai tidak dapat membalas pesanku yang tidak penting itu. Memangnya siapa aku? Bukankah aku hanya orang asing yang tiba-tiba hadir di kehidupannya?

Namun tidak sesederhana itu bagiku, Na. Memang benar, aku hanya orang baru yang hanya tiga kali bertemu denganmu. Namun dalam tiga pertemuan itu, kamu sudah menyita perhatian ku. Dalam setiap pertemuan itu, kamu berhasil membuatku selalu memikirkanmu. Dan dalam pertemuan-pertemuan singkat itu, aku jadi berharap padamu.

Perasaanku padamu sudah tidak sederhana lagi, Na. perasaan itu sudah berubah menjadi istimewa sehingga setiap hal yang berkaitan denganmu, akan menjadi istimewa juga. Aku mengkhawatirkanmu, Na. selalu. Setiap kau tidak berada dalam jangkauan mataku, aku selalu mengkhawatirkanmu. Bahkan hari ini. Ketika aku melihatmu pun, aku masih mengkhawatirkanmu. Kau memang tersenyum kepada setiap wartawan yang mengerubungimu. Bahkan sesekali kau juga tertawa. Namun matamu tampak begitu sayu. Apakah kamu sedang lelah, Na? Apakah jadwalmu sepadat itu sampai waktu istirahatmu terganggu? Aku mengkhawatirkanmu, Na.

Hari ini aku kembali menemui Mas Leo di kantornya. Terlihat seperti studio rekaman lebih tepatnya. Studio rekaman milik management tv swasta itu. Aku dan Mas Leo sedang membicarakan lirik pertama yang berhasil aku tulis. Sudah kuserahkan sejak dua hari lalu. Dan hari ini Mas Leo memintaku untuk mendengarkan aransemen music yang sudah dibuatnya. Beliau ingin aku berpendapat bagaimana dengan musiknya. Jika aku menyetujuinya, maka lagu itu akan diserahkan kepada Nasha untuk dipelajari sebelum melakukan proses rekaman. Itu akan menjadi lagu pertama di album barunya.

Sudah kubayangkan bagaimana indah merdu suaramu membawakan lirik yang aku tulis, Na. Tentu saja semuanya akan menjadi tentang kamu. Sejak pertemuan pertama kita di kedai kopiku sore itu, kau akan abadi dalam setiap bait yang ku tulis. Sejak hari itu, kau akan menjadi inspirasiku. Dan jika dalam lagu yang kamu nyanyikan nanti kau merasa sedang di rayu, maka itu adalah benar. Aku sedang memujamu sebagai makhluk indah yang telah Tuhan ciptakan. Tunggu ya, Na. Dalam kata-kata yang akan aku tulis nanti, kau akan menemukan bagaimana aku, jatuh begitu dalam tenggelam dalam sorot matamu.

Lirik lagu 1

Pada tahap-tahap

Yang akan kau lalui

Tolong sertakan aku

Meskipun nanti,

Mungkin aku tak banyak membantu

Namun akan ku pastikan

Bahwa bersamaku,

Kau tak akan merasakan "sendirian"

Sertakan aku,

Akan selalu kutemani

Halus terjal jalanmu




.......... 

Sabar ya Pandu, hehehehe

AROMA KATA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang