Author POV
Justin mengulurkan tangannya mencoba untuk membantu Heza untuk masuk ke rumah, hari ini Heza sudah boleh pulang dan Justin juga Gita ikut menjemput Heza di rumah sakit. Sekalian memindahkan beberapa barang karena Gita dan Justin akan tinggal bersama dengan Adrian dan Heza.
"Sini gue bantuin." kata Justin, Heza menerima uluran tangan Justin walau sedikit heran.
"Thanks Tin. Tapi yang sakit tangan gue btw, gak perlu lo tuntun juga gue bisa jalan." kata Heza.
"Lo tuh bisa gaksih hargain usaha gue dikit jing?" kata Justin protes.
"Ini gue udah pegang tangan lo, udah bilang makasih?! kurang menghargai apalagi sih nyet?"
"Tau ah, jalan aja lo sendiri." kata Justin lalu meninggalkan Heza dan masuk ke rumah lebih dulu.
"Kenapa sih tuh anak?" gumam Heza.
"Maklum aja Za, namanya juga pengen deket. Kamunya jangan ketus sama dia." kata Adrian.
"Ya aku cuma kasi tau, kan yang sakit tangan bukan kaki. Gunanya dituntun apa?" kata Heza.
Adrian tak bisa menjawab, Heza dan segala fikiran penuh logikanya.
"Udah-udah jangan diterusin, nanti malah berantem. Justin emang gitu anaknya." kata Gita melerai Adrian dan Heza.
Mereka masuk ke rumah Heza, dan Justin duduk di sofa diikuti dengan Heza yang duduk di samping Justin.
"Mau langsung ke kamar aja Za?" tanya Adrian.
"Nggak yah, disini aja dulu. Aku mau pesen makan soalnya, capek makan makanan rumah sakit dari kemarin." kata Heza sambil mengutak-atik HPnya mencari makanan yang enak.
"Mau bunda masakin aja Za?" tawar Gita.
"Gak usah bun, Bunda pasti capek abis dari rumah sakit trus abis beresin baju juga tadi. Kita pesen aja biar simple." kata Heza.
"Gapapa padahal Za."
"Besok aja bunda masaknya, sekarang pesen aja biar bunda juga bisa istirahat."
"Yaudah kalo gitu." sahut Gita. Gita tak salah, sifat Heza sangat mirip dengan Adrian.
"Bunda mau pesen apa?" tanya Heza.
"Samain aja sama kamu, Bunda mau tau kamu sukanya makanan yang kayak gimana."
"Aku beli nya sushi, gapapa?"
"Gapapa kok."
"Yaudah, kalo ayah?"
"Samain aja Za."
"Kalo Lo Tin?"
"Samain aja biar gampang." sahut Justin.
"Oke"
Heza lalu memesan makanan di HPnya.
"Bunda mau ke kamar beresin baju dulu ya" kata Gita lalu diikuti oleh Adrian.
Setelah Adrian dan Gita ke kamarnya, Heza dan Justin hanya duduk sambil memainkan HP masing-masing.
"Za" panggil Justin.
"Hmm?" sahut Heza tanpa melihat Justin.
"Lo beneran nggak mau gue panggil abang?"
"UHUKK UHUKK" Heza terbatuk beberapa kali saking kagetnya dengan pertanyaan Justin.
Justin dari tadi sebenarnya memikirkan itu, tapi masih bingung mau bilang ke Heza atau tidak. Panggilan Za atau Tin terlalu biasa seolah mereka bukan saudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)
Teen Fiction'18' is where it ends and where it begins again... ⚠️ Brothership ⚠️ 'Friendly' harsh word ⚠️ Bxg ⚠️ Fiksi