Author POV
Sudah lebih dari 2 bulan sejak Justin mulai bersekolah di Diamond High School, hari-hari yang Justin lalui di Diamond nyatanya jauh lebih baik dari yang dia bayangkan, bahkan mungkin lebih baik dari hari-harinya di Polaris. Teman-temannya juga baik dan kompak, dan setelah kejadian dimana Heza membelanya di kantin, tidak ada yang mengganggunya lagi. Semua berjalan dengan amat sangat baik, hubungannya dengan Arsen, Jeremy, dan Heza juga semakin baik, bonding yang juga semakin kuat. Mereka sering pergi bersama juga atau nongkrong bersama dan rasanya menyenangkan. Dulu dia tidak pernah nongkrong di luar jam sekolah, jadi terasa baru.
Tapi anehnya, diantara mereka Justin merasa paling nyaman dengan Heza, padahal harusnya Jeremy yang merupakan sepupunya atau Arsen teman sebangkunya. Bukan Heza yang nyatanya orang yang memiliki sifat sangat bertolak belakang dengannya. Tapi dia malah merasa dekat dengan Heza entah karena alasan apa.
"Za, lo dicari tadi sama Pak Rama." kata Arsen.
"Udah ketemu tadi." sahut Heza.
"Ngapain?" tanya Jeremy.
"Ngomongin tentang perekrutan anggota osis baru, seleksi, trus pelantikan. Minggu ini udah mulai."
"Sibuk banget ngalahin anak presiden."
"Mendingan sibuk daripada gue gabut gaada kerjaan."
"Ini terlalu banyak kegiatan namanya Heza." kata Arsen
"Iya jir, kecapekan ntar." sahut Jeremy yang setuju dengan yang Arsen katakan.
"Udah terlanjur."
"Gak mau ngurangin les aja apa Za? Lo udah pinter." tanya Jeremy.
"Nanggung banget Je, bentar lagi kelar trus dapet sertifikat. Kalo berhenti sekarang gak bisa dapet sertifikatnya dong gue, buat apa bayar mahal-mahal."
"Masih bisa atur waktu nggak?" tanya Arsen.
"Masih kok, kenapa? lo mau jadi manager gue kah?" tanya Heza bercanda.
"Berani gaji berapa lo?"
"Gue gaji pake pizza aja sekotak."
"Enak aja."
-
Saat bel pulang sekolah berbunyi Heza bangun dari kursinya dan meminta anak kelas 12-A untuk diam di kelas sebentar.
"Guys, gue minta waktunya bentar ya." kata Heza, teman-temannya yang tadinya sibuk memasukkan peralatan sekolahnya mulai berhenti dan mendengarkan Heza yang berdiri di depan kelas, sangat berwibawa.
"Sebentar lagi kita udah akan exam buat semester 1 di kelas 3 yang artinya ini pembagian kelas terakhir sebelum kita lulus. Kita masih punya waktu buat siapin Exam selama kurang dari 3 minggu. Seperti exam sebelum-sebelumnya gue pengen kita bisa kompak dan saling bantu lagi kali ini, jadi kita bisa pertahanin formasi kelas yang lengkap dan nggak ada yang pindah ke kelas B." kata Heza.
Teman-temannya mulai menatap satu sama lain, here we go again, mereka harus berjuang sampai titik penghabisan untuk bisa tetap berada di kelas ini.
"Gue udah siapin contoh soal ulangan tahun lalu. Baru dapet beberapa mata pelajaran aja, tapi gue bakalan cari buat sisanya jadi kita bisa tau kira-kira materi apa aja yang bakalan masuk soal. Sekarang gue kasi kalian 1 mata pelajaran dulu, biar nggak kecampur-campur fokusnya." kata Heza lagi lalu membagikan soal matematika yang sudah dia siapkan foto copynya sejumlah 20 sesuai dengan jumlah mereka.
"Gue sengaja pilih matematika, pelajaran yang paling susah buat kita pelajarin pertama, jadi nanti nggak kelabakan. Mulai besok gue harap kalian udah mulai coba kerjain soal-soalnya. Trus tanyain di grup kalo emang ada yang kalian gak paham." kata Heza lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)
Novela Juvenil'18' is where it ends and where it begins again... ⚠️ Brothership ⚠️ 'Friendly' harsh word ⚠️ Bxg ⚠️ Fiksi