28 - Path

635 81 24
                                    

Author POV

Heza menghirup udara pantai dari kamarnya, dia sengaja memilih tinggal di resort yang dekat dengan pantai agar vibes liburannya lebih terasa. Dia duduk di sunbed yang berada di pinggir kolam renang kamarnya sambil membaca buku, sudah lama sejak terakhir kali dia merasa rileks seperti ini. Tak lama staff datang ke kamar Heza untuk menata sarapan di tray yang akan dibiarkan mengapung di kolam. Heza turun untuk berenang sambil sarapan dengan pemandangan pantai di depannya. Sungguh tak ada yang lebih indah dari ini.

Setelah menghabiskan waktu lumayan lama untuk berenang, Heza lalu mandi dan membersihkan dirinya. Hari ini dia mau bermalas-malasan saja di kamarnya, terlalu panas untuk jalan-jalan keluar.

Heza duduk di kasurnya lalu membuka laptop untuk mencari universitas yang sekiranya cocok untuknya. Heza mulai menyusun kembali plan-pan yang sebelumnya berantakan itu, mulai membuka satu per satu web universitas terbaik yang ada di Indonesia, dia mulai mencari banyak - banyak informasi, Heza tak mau salah pilih. Heza juga tak mau terlalu larut dalah pengandaian-pengandaian yang akhir-akhir ini dia lakukan.

Setelah beberapa lama berkutat dengan laptopnya, Heza mulai merasa bosan jadi dia pergi ke restaurant di resort itu. Heza juga membawa laptopnya, jadi dia bisa mencari-cari informasi lagi. Semuanya harus selesai hari ini karena mulai besok dia akan melakukan banyak kegiatan untuk refreshing jadi dia ingin segala urusan tentang planningnya selesai hari ini, jadi dia bisa berlibur dengan tenang.

Heza memesan beberapa makanan yang terbilang cukup ringan dan juga segelas jus. Disini sangat indah, sangat nyaman.

"Heza?" sapa seseorang disana. Heza langsung menoleh ke arah orang itu, tidak menyangka kalau akan ada orang yang dia kenal disini.

"Pak Sena" sapa Heza lalu dia bangun dan memberikan salam dan pelukan hangat kepada gurunya yang sudah pensiun setahun yang lalu. Sedikit kaget karena dia tak menyangka akan bertemu disini.

Pak Sena ini adalah salah satu guru yang selalu membantunya, yang selalu menginspirasinya, dan salah satu guru yang begitu semangat saat mendengar Heza yang ingin mengambil kuliah di Melbourne. Pak Sena itu panutannya.

"Silahkan duduk pak." kata Heza lalu menutup laptopnya. Pak Sena juga duduk di depan Heza.

"Mau saya pesankan makanan atau minuman pak?" tawar Heza.

"Nggak usah Heza, saya sudah pesan tadi."

"Gimana kabar bapak?" tanya Heza.

"Baik, seperti yang kamu lihat, sekarang saya sedang menikmati masa tua." kata Pak Sena sambil tertawa.

"Sama siapa aja liburannya pak?"

"Sama istri saja, dia lagi di kamar. Katanya males keluar soalnya panas." sahut Pak Sena.

"Kamu sama siapa kesini?"

"Sendiri pak." kata Heza.

"Kok bisa sendirian?"

"Hehe iya pak, lagi mau healing aja."

"Bentar lagi ujian loh, gimana mau ke melbourne kalau malah liburan sekarang bukannya belajar?" kata Pak Sena.

Heza sedikit tersentuh karena Pak Sena masih ingat dengan itu.

"Nggak jadi kesana pak." sahut Heza.

"Loh, kenapa?"

"Nggak dibolehin sama keluarga, katanya kuliah disini saja."

"Yaudah, disini kan juga bagus-bagus kampusnya. Lagian kamu udah dasarnya pinter mau kuliah dimana aja juga nggak jauh beda." kata Pak Sena.

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang