30 - Sunset & Sunrise

758 74 21
                                    

Author POV

Justin mengedarkan pandangannya untuk mencari Heza diantara banyak orang disana, ada sedikit rasa takut kalau-kalau dia tidak bisa menemukan Heza, karena ini pertama kalinya dia pergi sendiri sejauh ini.

Justin menghela nafas lega saat matanya menemukan Heza yang sedang melambaikan tangan padanya. Rasanya sangat lega, Heza tak akan begitu tega membiarkannya sendiri.

"Gimana rasanya pergi sendiri?" tanya Heza membuat Justin ingin memukul kepalanya.

"Lo tuh ya, anjing banget." sahut Justin. Heza hanya tertawa mendengar umpatan Justin.

"Perut gue mual banget sat." kata Justin lagi. Memang Heza bisa melihat wajah Justin yang kelihatan berantakan.

"Sini gue bawain kopernya. Mau duduk dulu nggak?" tanya Heza.

"Nggak deh, langsung ke hotel aja. Gue mau tidur."

"Mau makan dulu?"

"Nggak, nanti aja pas di hotel." sahut Justin.

"Yaudah, ayo."

Mereka lalu berangkat untuk ke hotel tempat Heza menginap.

"Sumpah ya bang, gue males banget sama lo." kata Justin.

"Ngapain kesini kalo males?"

"Bisa nggak sih lo tuh yang waras dikit? Gue packing cuma seadanya anjir, nggak ada persiapan apa-apa juga. Kenapa nggak dari kemarin aja bilang sama gue? kan nggak ribet kayak gini."

"Kalo ribet kan tinggal stay di rumah aja dek."

"Kan gue pengen kesini."

"Ya kalo gitu ngapain marah-marah ke gue?"

"Gak tau ah. Mau tidur aja." kata Justin, dia kesal tapi dia tidak akan bisa menang lawan Heza.

"Ya, mendingan tidur aja. Nanti gue bangunin."

Justin lalu langsung tidur seperti yang dia katakan pada Heza. Padahal di pesawat tadi dia juga sudah tidur tapi masih belum cukup.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di Hotel tempat Heza menginap, sebenarnya Heza tidak tega untuk membangunkan Justin yang sedang tidur dengan nyenyak. Tapi mau bagaimana lagi.

"Dek bangun, kita udah di hotel." kata Heza sambil mengguncanh tubuh Justin sedkit.

"Dek..." panggil Heza tapi Justin masih belum bangun.

"Justin, bangun gak? kebo banget lo buset." kata Heza mengguncang tubuh Justin dengan lebih keras. Bahkan Tour Guide Heza sampai tertawa melihat mereka.

"Aduh bang, bisa lembut dikit gak?" protes Justin.

"Gue udah lembut dari tadi. Lo aja yang nggak bangun-bangun."

"Ayo bangun." Kata Heza lagi.

"Iya, iya."

Justin langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur setelah mereka masuk ke kamar.

"Mandi dulu dek. Jangan langsung tidur."

"Gue tadi udah mandi bang."

"Tapi lo udah keringetan lagi anjir."

"Ah gue males. Mau tidur aja langsung."

"Yaudah gue ambil kamar satu lagi kalo gitu." sahut Heza.

"Iya ini gue mandi bang. Gak usah pisah kamar." kata Justin.

"Takut ya lo." tanya Heza meledek.

"DIEM." sahut Justin lalu dia langsung mandi. Mana bisa dia tidak takut tidur sendirian di tempat yang 100% asing seperti ini. Dia juga tidak tahu bagaimana sejarah bangunannya, repot kalau nanti malam tiba-tiba ada air yang nyala di toilet kan?

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang