37 - Farewell

583 72 23
                                    

Author POV

"Yakin udah baik-baik aja bang?" tanya Justin saat mereka sedang mengemas barang-bara Heza untuk pulang dari rumah sakit.

"Udah dek."

"Jangan sakit lagi. Gue mau ini terakhir kalinya gue liat lo masuk rumah sakit kayak gini."

"Mana bisa begitu? namanya manusia pasti pernah sakit." sahut Heza sambil masih merapikan barang-barangnya walaupun Gita sudah menyuruhnya untuk diam dan menunggu saja.

"Nggak sering kayak gini juga bang."

"Iya dek iya.."

"Gue kayak gini juga karena gak suka liat lo sakit bang, lo ngerti gak sih gue tuh sedih kalo ngeliat lo sakit?" kata Justin, Heza lalu menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah Justin yang terdengar serius dengan apa yang dia katakan.

"Ngerti." sahut Heza.

"Lo ngomong doang bilang ngerti tapi tetep aja begitu."

"Iyaaaa. Bacot betul adek ini." sahut Heza membuat Justin refleks memukul kepala Heza dengan botol air mineral kosong.

"Bang, Dek. Gak boleh gitu ah." tegur Gita melihat kedua anaknya bertengkar.

"Abang tuh bun."

"Udah dibilangin iya dek, masih aja ngomel. Bunda aja nggak begitu." kata Heza membela diri.

"Kan yang liat lo kayak kemarin tuh gue bang."

"Iyaaaa Justin. Trus gue harus gimana? kan itu udah terlanjur, udah lewat juga. Ya gue bisa apa."

"Lain kali jangan gitu."

"Iya iya."

"Janji loh ya."

"Mana bisa janjiin hal begituan." sahut Heza.

"Tuh kan lo gitu. Males banget gue."

"Bang, iya-in aja kenapa sih? seneng banget bikin adeknya kesel." kata Adrian yang sudah capek melihat pertengkaran itu.

"Ya aku bener dong, kalo semua orang bisa janji kayak gitu kayaknya hari ini rumah sakitnya udah tutup." sahut Heza.

"Langsung berantem ajalah kita bang." kata Justin.

"Dek, jangan gitu sama abangnya." kata Gita.

"Udahan ngomelnya, lo gak mau bantuin gue bawain ini apa?" kata Heza sambil menyerahkan beberapa barang-barangnya.

Justin lalu mengambilnya walaupun dengan wajah yang ditekuk. Heza itu terlalu chill dalam masalah ini, beda dengan Justin yang jauh lebih sensitif akan hal seperti ini.

"Tidur aja dulu bang, biar bisa istirahat."

"Gue udah kebanyakan tidur dek."

"Tidur lagi biar lo gak kekurangan tidur."

"Kalo tidur terus malah pegel."

"Batu banget jadi orang, heran gue."

Heza tak menyahut, dia sibuk membuka HPnya dan melihat-lihat notifnya.

"Eh dua hari lagi udah acara kelulusan kan dek?" kata Heza.

Benar, Justin bahkan hampir lupa tentang acara kelulusan mereka, juga yang akan diikuti dengan keluarnya hasil tes di universitas yang mereka inginkan. Kemarin-kemarin dia selalu kepikiran apa dia bisa satu kampus dengan Heza tapi semua itu seketika lenyap digantikan dengan rasa khawatirnya hingga dia bahkan lupa akan hal ini.

"Anjir iya lagi, gue sampe lupa."

"Sedih banget udah acara kelulusan aja, pasti bakalan kangen SMA nanti." kata Heza.

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang