18 - What Is This?

685 82 37
                                    

Author POV

Heza, Justin, Arsen, dan Jeremy sedang mengobrol bersama di meja mereka karena guru yang seharusnya mengajar sedang berhalangan hadir dan beliau juga tidak menitipkan tugas apa-apa jadi kelas 12-A menikmati kelas kosong yang jarang-jarang untuk didapatkan.

"Jadi gimana rasanya?" tanya Jeremy.

"Rasa apa?" tanya Justin tak mengerti.

"Tinggal bareng."

"Jing kalimat lo udah kayak gue sama Justin pacaran aja." sahut Heza.

"Ya kalimatnya emang harusnya begitu, otak lo aja yang kejauhan."

"ya ya ya."

"Jadi gimana?"

"Ya gak gimana-gimana. Biasa aja." sahut Justin. Padahal aslinya mau bilang seneng banget.

"Lagian ini udah lebih dari satu bulan, kenapa lo baru nanyain sekarang? aneh banget." kata Heza.

"Biasanya pahit manisnya itu baru kerasa setelah lebih dari dua minggu. Minggu pertama pasti masih jaim."

"Sok tau banget temen lo Sen." kata Heza pada Arsen.

"Tau tuh." sahut Arsen.

"Lo udah bilang mau di pihak gue ya Sen, semudah itu lo berkhianat." kata Jeremy yang dibuat dramatis.

"Drama banget setan." sahut Heza.

Sebenarnya setelah sebulan lebih tinggal bersama rasanya cukup menyenangkan. Baik Heza dan Justin juga suka tinggal bersama seperti sekarang.

"Nanti sore les Za?" tanya Justin.

Mereka sepakat kalau di sekolah mereka akan memanggil nama. Bukan Abang atau Adek karena mereka tak bisa membayangkan segaduh apa Jeremy dan Arsen jika mendengar itu, belum lagi siswa lain yang sampai sekarang belum tau mereka saudara. Mereka bukannya menyembunyikan, hanya saja tidak ada yang bertanya, jadi ya sudah.

"Iya."

"Balik jam berapa?"

"Palingan jam 8."

"Ohhh..."

"Kenapa?"

"Nggak, mau minta bantuan buat tugas yang tadi." kata Justin.

"Yaudah, nanti aja pas gue udah balik."

"Gak enak ah, lo capek pasti."

"Gak usah soft gini anjir. Biasanya juga mabar sampe pagi." kata Heza.

"Lo beneran anti sama perhatian apa gimana sih bangsat?"

"Perhatiannya biasa aja. Gue geli."

"Terserah lo lah. Aneh."

"Ini kalian emang berantem terus kayak gini?" tanya Arsen.

"Tergantung temen lo." kata Justin.

"Apasih gajelas." sahut Heza tak mau kalah.

Sebelum mereka beradu mulut lagi, pintu kelas mereka diketuk dan tak lama ketua OSIS baru yang bernama Reno berdiri di pintu.

"Maaf, permisi.. Saya mau ketemu sama kak Heza.." katanya.

Heza yang memperhatikan dari tadi menaikkan tangannya dan menyuruh Reno untuk masuk saja ke kelasnya.

"Kenapa Ren?" tanya Heza. Terlihat kalau Reno cukup gugup berada di kelas 12-A mengetahui disana adalah kelas terbaik sekolah mereka.

"Maaf aku ganggu kak. Ini mau tanyain masalah data tahun lalu ini... Aku kurang ngerti, bisa dijelasin lagi gak kak?"

"Ohh bisa kok... mau dijelasin disini atau di ruang OSIS aja?" tanya Heza yang menyadari kalau Reno pasti gugup disana.

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang