31 - Take Care

731 68 19
                                    

Author POV

Justin dan Heza masuk ke area Bandara untuk kembali ke rumah, kembali ke rutinitas mereka. Mereka berdua sama-sama baru pertama kali keluar kota tanpa didampingi oleh orang dewasa. Untungnya Heza sedikit mengerti tentang apa yang harus dilakukan, kalau tidak Justin yakin mereka tak akan bisa liburan dengan tenang ataupun pulang dengan selamat karena jujur saja Justin benar-benar tak tahu harus melakukan apa, selama liburan hanya Heza yang meyusun kegiatan dan Justin hanya mengekorinya, Jika Heza tersesat itu artinya mereka tamat.

"Masih belum puas liburannya." kata Justin.

"Mana ada orang yang puas liburan?"

"Gue belum siap kembali ke sekolah trus latihan buat ujian akhir."

"Nanti gue bantuin, jangan terlalu difikirin. Kalau lo takut duluan malah lebih susah nanti belajarnya." sahut Heza.

"Iya.."

"Ayah sama Bunda pulang liburan hari ini juga bang?" tanya Justin.

"Nggak, kayaknya besok atau lusa."

"Berdua doang dong di rumah nanti? Tau gitu kan sekalian pulang dua hari lagi biar barengan."

"Ye mana bisa kayak gitu."

"Harusnya bisa, lo kabur aja bisa kan?" kata Justin sarkas.

"Masih aja dibahas. Kan udah gue ajak kesini."

"Perut gue gak enak banget naik pesawat begini." kata Justin.

"Tidur aja nanti biar kerasanya cepet nyampe. Ntar gue bangunin"

"Lo nggak tidur?"

"Nggak." kata Heza, dia tidak tidur untuk jaga-jaga kalau Justin semakin mual nantinya.

"Jangan tinggalin gue tapi."

"Ya mau ninggalin kayak gimana? kan lagi terbang anjir. Lo kira gue bakalan minta turun tengah jalan?"

"Tengah udara." jawab Justin.

"Terserah lo dah, capek."

-

Setelah kurang lebih 2 jam di atas udara, akhirnya pesawatnya landing. Justin sudah pusing sekali dan mual lebih dari saat dia berangkat. Mungkin karena saat berangkat itu dia tegang atau terlalu excited sampai tak merasa seperti ini atau mungkin ini karena kondisinya yang buruk.

"Tunggu disini bentar ya, gue beliin minum." kata Heza.

"Gue gak mau sendirian bang."

"Gak nyampe 15 menit dek, drivernya juga belum nyampe."

"Yaudah."

"Gue cuma bentar doang, lo harus minum air dulu biar perutnya agak enakan. Ok?"

"Iya, jangan lama." kata Justin.

Heza lalu berlari kecil untuk membeli air, Justin memperhatikan Heza yang berlari menjauh. Rasanya menyenangkan memiliki seorang kakak. Padahal mereka baru saja bertemu tapi Justin sudah terlalu nyaman dengan adanya Heza sebagai kakaknya. Dia tak mau mereka berpisah lagi.

Tak lama Heza datang membawa dua air mineral di tangannya, lalu memberikan satu ke Justin.

"Mual banget?" tanya Heza.

"Hmm."

"Nanti kita mampir ke dokter dulu."

"Nggak bang, langsung pulang aja." tolak Justin.

"Gue nggak nawarin btw, gue cuma ngasi tau lo." sahut Heza.

"Malesss."

Di perjalanan pulang Heza benar-benar mengajak Justin untuk periksa ke dokter, bukan tanpa alasan, Justin bukan hanya mual tapi Heza bisa merasakan suhu tubuh Justin mulai menghangat, makanya Heza langsung mengajak Justin ke dokter karena takutnya semakin parah apalagi kedua orang tuanya sedang tidak di rumah.

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang