22 - Mom & Her Sons

864 88 10
                                    

Author POV

Justin meringkuk di kasurnya, di hari minggu seperti ini harusnya dia menikmati hari liburnya dengan bermain game sepuasnya, tapi entah kenapa dari tadi malam kepalanya terasa sakit dan pusing padahal kemarin dia masih baik-baik saja.

Justin mengambil HPnya dan mengirimkan pesan pada bundanya agar datang ke kamarnya, jika sudah sakit seperti ini maka Justin akan membutuhkan bundanya karena setiap dia sakit bundanya selalu ada untuknya dan menemaninya setiap saat kalau-kalau dia butuh bantuan.

Tak lama setelah pesannya terkirim, Gita langsung datang ke kamar Justin dan begitu khawatir melihat Justin yang sudah pucat, Gita memeriksa dahi Justin dan benar saja suhu tubuh Justin cukup tinggi.

"Justin.. sayang.. apa yang sakit?" tanya Gita sambil membangunkan Justin.

"Pusing Bun, sakit kepala."

"Mau ke dokter aja? ayo bunda anterin."

"Nggak nanti aja."

"Yaudah, tunggu sebentar ya, bunda ambil kompresan dulu."

Gita lalu mengambil kompresan dan merawat Justin dengan telaten.

"Kamu sendiri dulu ya? bunda buatin bubur dulu biar kamu bisa minum obat." kata Gita. Justin hanya mengangguk sekilas. Padahal tak sepenuhnya sadar dengan apa yang dibilang bundanya.

-

Gita mulai memasak bubur untuk Justin, sambil menyiapkan beberapa obat untuk Justin minum, dan semoga saja setelah minum obatnya demam Justin bisa turun.

Saat Gita masih menyiapkan bubur untuk Justin, dia melihat Heza yang keluar dari kamarnya, sepertinya baru bangun tidur karena rambutnya juga masih acak-acakan. Tadinya Gita ingin menyapa Heza tapi Heza lebih dulu berlalu dan berjalan ke arah pintu depan. Heza tak akan pergi keluar dengan rambut yang tak disisir itu kan?

Tak lama setelah itu Heza kembali dan berjalan ke dapur dimana Gita sedang menyiapkan bubur untuk Justin.

"Tadi ngambil apa bang?" tanya Gita tanpa melihat ke arah Heza yang berdiri di belakangnya karena dia sedang sibuk dengan buburnya.

"Ngambil bubur bun." sahut Heza dengan suara yang serak. Gita fikir itu mungkin karena Heza baru bangun.

"Loh? kenapa nggak minta sama bunda aja? padahal bunda lagi bikin bubur ini." kata Gita.

"Aku nggak tau bunda mau bikin bubur."

Heza lalu berdiri di depan kotak obat sambil mencari paracetamol diantara beberapa obat yang ada disana, seingatnya kemarin dia sudah beli dan masih sisa 1 tablet. Tubuhnya sedang terasa tidak enak dan sepertinya dia akan demam karena suhu tubuhnya juga mulai terasa panas.

"Nyari apa bang?" tanya Gita saat melihat Heza yang mencari-cari sesuatu di kotak obat.

"Paracetamol bun, kemarin aku ada beli dan seinget aku masih sisa satu." kata Heza sambil tetap mencari.

"Kamu sakit?" tanya Gita.

"Nggak enak badan."

"Coba bunda periksa suhu tubuhnya." kata Gita lalu menempelkan punggung tangannya di kening Heza. Dan terkejut merasakan tubuh Heza yang panas, mungkin lebih panas dari Justin tadi.

"Yaampun bang, ini tubuh kamu panas banget. Pusing gak?" tanya Gita panik.

"Dikit."

"Kepalanya sakit?"

"Sakit dikit bun, tapi gapapa. Jangan panik kayak gitu."

"Ya gimana bunda nggak panik? Mau bunda anter ke dokter aja?"

18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang