Author POV
Harusnya hari ini Kelas 12 A tidak lagi belajar bersama karena sehari sebelum ulangan biasanya mereka tidak belajar intens lagi, hanya mengingat-ingat sendiri. Tapi kali ini ada beberapa yang tetap belajar karena ada yang masih belum mereka pahami. Dan yang bisa menjelaskan hanya Heza, beberapa anak sebenarnya mengerti tapi mereka tidak bisa menjelaskan dengan rinci. Jadi tetap butuh bantuan Heza.
"Trus yang ini gimana caranya Za? gue udah coba dari tadi tapi nggak ketemu jawabannya."
"Itu yang belakang lo kali dulu, baru abis itu lo kerjain bareng sama yang depan." kata Heza sambil menyontohkan di ipadnya dan menunjukkan ke teman-temannya.
Heza menjelaskan sambil menyender di headboard kasur karena kondisinya sedang tidak baik karena beberapa hari ini jam tidurnya benar-benar kacau, dia juga tidak bisa terus-terusan minum obat tidur.
"Ahhh pantes aja jawabannya gak ketemu tadi."
"Trus kalo misalnya jenis soalnya kayak gini gimana Za"
"Sama aja, lo ilangin dulu kurungnya, caranya dikali. Baru abis itu baru lo proses dengan cara yang sama kayak yang no 14. Tadi udah gue jelasin."
Heza menjelaskan pelan-pelan. Jeremy, Justin, dan Arsen juga ada di Zoom itu.
"Ini gue ambil contoh soal lain, coba kalian kerjain dulu pake cara yang gue bilang tadi." kata Heza.
Saat Heza masih fokus dengan teman-temannya, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Iya, masuk." kata Heza, membuat teman-temannya melihatnya karena dikira Heza bicara dengan mereka.
"Sorry, itu bokap gue. Bentar ya.." kata Heza pada teman-temannya, lalu melihat ke arah ayahnya.
"Kenapa yah?"
"I told you to sleep Heza." kata Adrian. Kondisi Heza sedang tidak terlalu baik, jadi Adrian menyuruhnya untuk tidur.
"I can't sleep."
"At least take a rest. You'll end up lying on hospital bed instead of here."
"Just a few minutes."
Tadi mereka sudah ke dokter dan dokter bilang HB Heza sangat rendah jadi harus transfusi darah yang artinya dia harus dirawat, mungkin akibat dari kurang tidur. Dokter juga bilang kalau ada gejala tipes, mungkin karena kesibukan Heza, dan jam tidur yang berantakan.
Tadinya dokter bilang kalau Heza harus dirawat, namun Heza tak mau karena dia ada ulangan, setelah perdebatan yang panjang akhirnya Dokter dan Adrian setuju kalau Heza boleh pulang, tapi Dokter bilang jika sampai malam demamnya tidak turun maka Heza harus kembali dan dirawat di rumah sakit.
Adrian memeriksa dahi Heza yang terasa sangat panas, wajahnya juga lebih pucat.
"It's getting worse, we need to go to hospital Za. I don't want to take a risk."
"I have an exam tomorrow."
"Your condition is not good enough for you to go." suara Adrian sudah berubah semakin tegas.
"Please yah..."
"Doctor said you have a fucking symptoms of typhoid. And you need to get a blood transfusion. It's not just a simple fever Heza, you can collapse at anytimes" kata Adrian.
Teman-teman Heza yang mendengarnya hanya bisa diam sambil berkomunikasi lewat ekspresi satu sama lain. Merasa bersalah, dan khawatir akan leader mereka.
"Don't force yourself too hard Za. Siapa yang peduli kamu kelas A, B, atau C? Bagi ayah kamu tetep yang terbaik." tanya Adrian.
"I do."
KAMU SEDANG MEMBACA
18 | Haruto Jeongwoo (Sequel Derana)
Novela Juvenil'18' is where it ends and where it begins again... ⚠️ Brothership ⚠️ 'Friendly' harsh word ⚠️ Bxg ⚠️ Fiksi