11. 👥👀

31 3 0
                                    

Kini Fiki sudah mengenai pakaian sekolah, dengan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan didepan cermin.

"Tir!" Panggil Fiki yang menyadari keberadaan sahabatnya itu

"Kenapa?" Tanya Tira

"Salah ya? Kalau gue ngomong apa adanya" ujar Fiki menatap Tira sendu

"Maksudnya?" Binggung Tira

"Gue kan cuma__" ucapan Fiki terhenti saat teriakkan mama sambil membuka pintu kamarnya

"Fiki!!" Panggil mama

"Apa ma?" Tanya Fiki

"Lagi ngobrol?" Tanya mama saat melihat posisi duduk Fiki seperti ada dua orang saling berbincang

"Gak sihh, cuma ngobrol biasa" bals Fiki apa adanya

"Mama panggil Fiki kenapa?" Fiki kembali bertanya

"Makan! Entar telat sekolah"

"Iya, ini. Mau makan"

"Yaudah, bg Shan udah nungguin tu" ujar mama sambil berjalan menjauhi kamar Fiki

"Tumben mah!" suara Fiki sedikit berteriak

"Udah, cepat!" Bals mama dengan mempersingkat ucapan Fiki

"Yaudah, gue makan dulu" pamit Fiki pada Tira

Tira hanya mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.

=

=

Fiki sudah tiba di kelas, entah kenapa hari ini. Tanpa begitu sepi, entah Fiki yang terlalu cepat datang atau emang mereka terlambat datang.

Kelas itu benar benar sepi, hanya dirinya terduduk di bangku nya. Tapi diluar kelas satu per dari murid sekolah itu berlalu lalang menuju tujuan nya.

"Kenapa sepi banget ya? Tumben" gumam Fiki sambil menatap sekeliling

Fiki sempat berpikir untuk mengajak temen gaib nya ngobrol soal tadi yang sempet terpotong akibat mama yang mengajak nya makan pagi.

"Tir, Tira. Muncul dong, gue mau ngobrol sama lu soal tadi" ujar Fiki pelan

"Apa Fik" bals Tira yang entah sejak kapan ada di belakang Fiki

"Astagfirullah!! Ngagetin gue aja sih" repleks Fiki dengan nada kesel

"Hihihi...." Tira tersenyum dengan menampakkan gigi rapih nya "kenapa Fik?"

"Ruangan itu?" Ujar Fiki memulai pembicaraan "tapi bentar?" Fiki menjeda kalimat nya dengan menatap Tira curiga

"Kenapa, lihat gue kegitu?" Binggung Tira

"Baju Lo?"

"Baju??" Gumam Tira binggung dengan menatap dirinya

"Baju Lo sama dengan sosok yang mengikuti Fajri, apa Lo yang ngikutin Fajri. Suara yang gue denger diruangan itu, kayaknya buat Lo deh, dia di sekeliling gue dan dia ada disini juga butuh bantuan kamu tapi dia tidak pernah ngomong hal itu" Fiki berusaha berpikir untuk memecah masalah ini

Tira yang mendengar ucapan Fiki yang Memecahkan misteri itu hanya terdiam

"Setiap makhluk gaib yang ada di dunia ini, pasti ada pesan yang belum tersampaikan sebelum dia meninggal, apa Lo ada disini juga masih ada pesan yang belum tersampaikan. Atau mungkin saudara Lo atau pacar Lo belum ikhlas?" Tanya Fiki seakan akan sahabat nya itu lah maksud dari suara dari ruangan itu

Tira terus menatap Fiki tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Lo sama gue sama! Kita remaja, apa karena Lo masih disini ada pesan yang belum tersampaikan" ujar Fiki terus terusan agar Tira menjawab pertanyaan ya tadi

"Jawab tir!! Kenapa Lo diam aja" paksa Fiki agar Tira jujur

"Mau jawab apa? Gue ada disini diutus Allah buat jadi teman lo" bals Tira dengan nada seperti Fiki

"Bohong! Mana ada makhluk gaib diutus oleh sang pencipta untuk jadi teman gue, aneh Lo, Lo itu hantu! Dan setiap orang yang sudah meninggal gak akan kembali lagi kalau masih belum ada ikhlas setelah kepergian nya" debat Fiki mulai emosi

"Lo pikir, kehilangan dan kepergian itu hal yang mudah buat dihilangkan. Engga Fiki!!" Kesel Tira

"Iya gue tau kok, semua orang akan merasa hal itu, tapi disini beda konsep nya! Lo__"

Sejak perdebatan tadi, banyak pasang mata yang menatap Fiki binggung, siswa siswi yang menatap Fiki seperti sedang marah marah sendiri, seperti orang gila'. Segerombolan orang terus menatap Fiki dengan penuh cibiran.

"Fajri!! Fajri ayo!!" Gesak fenly yang baru saja keluar dari kantin

"Apa sihh bentar!" Bals Fajri santai

"Udah, ayo. Nanti aja bayar nya!!" Fenly terus mengesak Fajri untuk keluar dari kantin

"Bentar!! Ahh" kesel Fajri

"Gak ada waktu!!" Dengan paksa fenly menarik paksa tangan Fajri keluar dari Kantin

"Sabar Napa sihh!" gerutu Fajri terpaksa ikut arah tarik fenly

Fajri melorot kaget, saat mendengar suara Fiki dari ruang kelas nya, kelas mereka tak jauh kantin, maka kenapa Fajri dan fenly bisa mendengar suara Fiki dari dalam ruangan.

"Fiki?"

"Ayo kita susul" ajak fenly berlari, Fajri melihat fenly berlari juga ikut berlari.

=

=

Fiki sontak terdiam saat melihat segerombolan orang yang menatap nya binggung. Fiki Bener benar tak bisa apa apa, ia benar benar binggung mau ngapain. Fiki juga menatap temen gaib nya itu sudah pergi sejak perdebatan itu. Tapi, kali ini untuk ada fajri dan Fenly yang membantu nya untuk mengeles.

"Wahhh, bagus acting Lo. Kayak real, keren!!" Puji fenly seolah-olah Fiki sedang berlakon

Suara fenly membuat semua siswa siswi beralih menatap nya, beberapa dari mereka mengerut kening binggung.

"Semoga di tampilkan ya? Drama Lo" sahut fajri juga ikut mengoleng pikiran mereka tentang Fiki

"Hehehe.... Makasih yaa, doain semoga drama nya lancar" bals Fiki

"Dasar aneh! pantesan Lo bertiga kompak. Aneh ketiga tiga nya" celetuk salah satu perempuan yang juga sekelas sama mereka

"Ngapain lo masih disini, bubar!" kesel fenly sambil berjalan menuju tempat duduknya

Satu persatu dari mereka berhamburan, berjalan menuju kelasnya masing-masing. Setelah beberapa kelas itu sedikit damai, fenly dan Fajri memulai mengajak ngobrol Fiki mengenai soal tadi.

"Untung ada kita, kalau gak. Lo udah di cap dukun tau gak, lu! ngomel-ngomel sendiri" kesel fenly

"Udah kali di cap, sebagai dukun. Gak dengar cibiran mereka" sahut fajri

"Gue sama __"

"Udah udah, ibu esi masuk" potong fenly ucapan Fiki hingga Fiki belum sempat bicara

Mendengar jejak kaki ibu esi, satu kelas itu mengubah posisi duduknya dengan semestinya.

"Assalamualaikum...." Ucap ibu esi

"Waalaikumsalam...." Bals seisi kelas itu

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang