34. misteri

14 3 0
                                    

Fajri berlari mengejar Arin yang berjalan tanpa menoleh ke Fajri yang berteriak namanya.

"Arin! Arin!" Pekik Fajri sekuat tenaga

"Mau kemana tu anak, di panggil gak nyahut  nyahut" gumam Fajri, tapi Fajri terus aja mengejar

Tiba di rooftop, Arin menghentikan langkahnya tepat di ujung rooftop, dengan perlahan Fajri melangkah menghampiri.

"Ngapain kamu ikutin aku" datar Arin yang matanya terus ke depan.

"Kamu di panggil gak nyahut, kayak bukan nama kamu aja" bals Fajri

"Kalau itu emang beneran bukan nama aku, kamu percaya?" Arin bertanya

"Percaya gak percaya sihh, tapi kan waktu kenalan, kamu nyebut nama kamu Arin, dan gak Mungkin gak dong" Fajri menjawab

Arin hanya terdiam, perlahan Arin merentangkan kedua tangannya dengan menutup mata nya.

"Mau apa kamu?? Jangan aneh aneh deh" tegas Fajri

"Kalau aku mau bunuh, kenapa kamu??" Tanya Arin dengan tatapan sendu

"Jangan! Kalau ada masalah, sebaiknya diselesaikan dengan baik baik dengan orang yang bersangkutan" larang Fajri

"Yaudah, kalau kamu gak mau aku butuh diri, kamu yang harus gantiin"

Kalimat Arin membuat Fajri mengerutkan keningnya.

"Ayo!!"

"Engga! Ngapain aku harus ganti kamu, yang punya masalah kan kamu"

"Yaudah, gak usah ngelarang aku ngelakuin ini" kata Arin dengan tersenyum licik

"Tapi__" ucapan Fajri terhenti, tiba-tiba tatapan nya menjadi kosong.

"Bunuh diri!" Perintah Arin tepat di kuping Fajri

Dengan tatapan kosong, Fajri perlahan menatap kearah bawah dengan tangan di rentang kan nya. Tinggal beberapa detik lagi, Fajri jatuh dari gedung tinggi itu, tapi untuk saja ada Fira membantu nya. Fira menarik tangan hingga Mereka berdua Sadar.

"Fira?" Gumam Fajri saat melihat genggam tangan Fira

"Kak Fajri" Fira repleks langsung melepaskan tangannya "maaf kak Fajri"

"Gak papa" bals Fajri binggung "kok gue ada disini yaa?" Gumam Fajri

"Tadi perasaan aku, aku pengen ke kantin. Kenapa tiba-tiba di kesini?" Gumam Fira yang ikut binggung

Sosok tadi yang melihat rencananya gagal, menatap keduanya dengan tatapan tajam.

"Sial!! Padahal sebentar lagi dia bakalan mati, awas aja tu anak!" Tegas sosok
=

=

Jam pulang sekolah sudah tiba, seluruh siswa siswi berhamburan keluar kelas. Sejak kejadian tadi, Fajri terus saja diam, bahkan Fajri selalu Kepikiran tadi. Kejadian tadi tidak bisa ia ingat, bahkan Fajri ngerasa sudah tiba tiba di rooftop.

"Ji!" Panggil Fiki, tapi Fajri tak kunjung merespon panggilan nya

"Fajri!!" Pekik Fiki kesel

"Budek juga kuping gue!" oceh fenly mengusap kuping nya

"Hm?"

"Dari tadi gue panggil, tanggapan nya cuma HM... Doang, heh!!" Dumel Fiki

"Kek cewek Lo Fik, lemes" sahut ana

"Diam lu??" Sentak Fiki membuat ana kaget

"Ihhh!!" Desik ana tak suka

"Lo kenapa sihh, dari tadi diam? Kita tunggu Lo kantin, sampe jam istirahat berakhir. Lo gak nongol nongol, malah Lo sudah di kelas" fenly menjelaskan

"Kalau kamu ada masalah, cerita" balas Tiara

"Gue pulang dulu yaa" pamit Fajri tanpa menganggap kalimat temannya

"Fajri aneh banget, gak kayak biasanya" gumam aca

"Fen, kita perlu ngomong berdua" ujar Fiki nada serius

"Sekarang?" Tanya fenly

Fiki langsung mengangguk mengiyakan, Fiki dan fenly langsung meninggalkan lingkungan sekolah. Sedangkan Fajri sudah pergi meninggalkan lingkungan sekolah sejak tadi, Tiara, aca dan ana hanya saling terdiam dengan tatapan tidak mengerti. Sedangkan Fira yang tadi melihat itu, hanya terdiam.

=

=

Tiba di perumahan nya, Fajri langsung memarkir motornya di tempat biasa, setelah beberapa menit berjalan menuju kamar, Fajri langsung melempar tas nya di sembarang tempat.

"Hugh...." Fajri menjatuhkan tubuhnya dikasur

"Kenapa gue gak ingat sama sekali ya? Gue ngerasa kayak gue tiba-tiba udah ada di rooftop, dan ke jadian tadi, gue rasa kayak gue baru masuk sekolah, tadi pagi" gumam Fajri sambil berpikir

"Aa'!! Aa' aji!!" Pekik Tiara dari dalam ruangan

"Aa" panggil Tiara tepat di ambang pintu

"Apa?" Balas fajri

"Pasti ngerasa aneh kan? Pasti aa' bertanya tanya, kenapa aa' tiba tiba ada rooftop dan aa' sadar kalau kak Fira juga ada di sana dengan keadaan binggung" tebak Tiara

"Kamu pasti tau kan, udah sini! Ceritain semua ke aa'" sahut fajri

"Tapi aa' harus pake ini dulu, biar obrolan kita gak ada yang tau sama siapa pun" bals Tiara sambil berjalan dengan menyerahkan jimat berbungkus kain hitam.

"Gak ahh, aa' gak mau percaya yang begituan, musrik!" Tegas Fajri

"Ini bukan jimat" kekeh Tiara

"Jimat, pasti bungkus kain hitam. Mana ada warna lain, aa' gak mau" tolak Fajri

"Udah pegang aja" paksa Tiara

"Gak mau"

"Yaudah" bals Tiara yang beranjak dari tempat duduknya

"Ehh!!" Cegah Fajri dengan menggenggam tangan Tiara dengan erat

"Nih! Kalau di kasih tau, jangan ngeyel. Jadi incaran kan" dumel Tiara langsung menyerahkan bungkus Hitam itu pada Fajri

Mendengar kalimat itu, Fajri hanya terdiam mencerna.

=

=

Fiki dan fenly sudah tiba di taman, sebelum itu mereka membeli minuman terlebih dahulu, dan mereka langsung kembali ke taman dan duduk di salah satu bangku taman.

"Ha? Mau ngomong apa?" Tanya fenly to the poin sambil meminum air

"Gue rasa, Fajri di incar sama sosok. dan sosok itu tau kalau gue Indigo, maka nya dia nutup mata batin gue" duga Fiki yakin

"Masa sih" balas fenly tak yakin

"Lo kan tau, Fajri jarang ngomong sendiri kalau gak gerendeng, lagian ya?? Dari gelagat Fajri aja udah terbaca, kalau dia lagi ngobrol sama orang" Fiki menjelaskan

"Iya sihh, Fajri juga nyebut nama yang dia aja ngobrol, namanya....? Arin, iya Arin. Terus orang yang di ajak ngobrol Fajri hilang pas kita datang, aneh sih? tapi emang ada disekolah kita namanya arin? Setahu gue gak ada ya? Karena gue OSIS, jadi gue tau banyak lah nama nama anak disekolah kita. ENY... Fajri juga bilang, mana ada hantu yang cerocos kayak manusia, dan yang Fajri temui itu ngomel, makanya gue gak yakin itu" jelas fenly panjang lebar

"Terus gimana solusinya?" Tanya Fiki pada fenly, tapi fenly hanya terdiam

"Masalah nya gue gak bisa lihat, tu orang! Gue ngerasa ganjel sih, pulang sekolah aja Fajri diam, di ajak ngobrol malah cabut tu anak" dumel Fiki

"Gimana kalau kita tanya Tiara aja?" Usul fenly

Fiki menatap fenly berpikir.

"Tiara kan indigo, lebih indigo Tiara sih pada lu" lanjut fenly dengan nada mencibir

Mendengar itu Fiki menatap fenly kesel.

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang