36. tak selamanya 🧟 jahat

9 3 0
                                    

Fajri yang mendengar suara motor fenly dan Fiki memutuskan untuk menghampiri, tapi Fajri mendengar suara Fiki yang ingin berbicara penting bersama Tiara mengurungkan niatnya ke sana.

"Ngomongin apa Mereka?? Hantu lagi? Heh!! Capek bener gue, sehari aja gak bahas hantu, gak bisa apa?! Jadi hantu kok pilih pilih banget minta di bantu, emang dia siapa? Hantu lagi Fajri siapa lagi!! Ini lagi, apa sih nih, kata bukan jimat mana ada jimat warna lain ya warna hitam lah, punya adek aneh bener, adek indigo teman indigo pantesan aja di kelilingan gue isi nya hantu, pada indigo semua" gerutu Fajri sambil merebahkan tubuhnya dengan menatap bungkusan kain hitam

"Tapi gue jadi penasaran yaa, dia ngomong apa" Fajri kembali bangkit dari tempat tidur dengan melempar kain hitam dengan sembarang tempat.

Tepat Fajri keluar dari kamarnya, Arin langsung masuk ke tubuh fajri secara tiba-tiba, dengan tersenyum licik Arin membawa Fajri ke rooftop, untuk melakukan aksinya di depan teman-temannya.

Tapi, langkah Arin terhenti saat mendengar pembicaraan mereka, karena Arin merasuki tubuh Fajri, jadi Arin bisa melihat Fiki dan fenly dan berbicara mereka secara jelas.

"Sebelum Arin bunuh diri, arin sudah babak belur karena pukulan itu"

Fenly dan Fiki hanya mengohka saja.

"Kalian orang baik, seharusnya kalian tidak terlibat dari masalah ini" ujar Arin

"Fajri??" Gumam fenly dan Fiki me dengar kalimat itu

"Itu bukan aa', tapi Arin" mendengar kalimat itu fenly dan Fiki terdiam.

Aku butuh bantuan kalian"  ujar Arin

Fenly Fiki dan Tiara saling menatap.

"Tapi janji, setelah ini kamu kembali ke tempat kamu dengan tenang" ujar Tiara

"Kubur jasad saya tempat orang tua saya di kubur kan" pesan Arin

"Oke" bals Tiara

"Tolong buka mata batin saya!" Perintah Fiki

"Mata batin kamu akan terbuka kembali ketika saya udah di kuburkan dengan tenang" jelas arin

"Oke, setelah pulang sekolah. Kamu temui kita bertiga di ruangan itu, dan satu lagi jangan masuk kedalam raga Fajri" ujar Fiki

"Gak bisa bego! Bagaimana caranya lu bisa lihat, kalau tu sosok gak masuk kedalam raga Fajri, secara mata batin lu belum kebuka kalau tu jasad belum di kubur" kesel fenly sambil berbisik

"Iya juga yaa" bals Fiki "tapi kan Tiara bisa lihat, bisalah dia bantu, banyak yang bantu kan lebih cepat" sambung Fiki berpikir

Tiara mendengar perdebatan mereka memutar bola matanya kesel, tapi aba-aba Arin langsung keluar dari tubuh Fajri secara tiba-tiba hingga Fajri hampir jatuh, untungnya Tiara sempat melihat hal itu dengan cepat menangkap tubuh Fajri walaupun ia keberatan.

"Heh, lu berdua. Tolongin gue, berat nihh" keluh Tiara keberatan

Melihat hal itu, fenly dan Fiki langsung memapah tubuh Fajri menuju kamar.

"Tu hantu, gak bisa apa sampe dikamar aja keluar nya, jadi repot kan ini, mana nih anak berat lagii" dumel Fiki

"Bisa diam gak sihh Fik!" Sentak Fenly yang kesel mendengar ocehan Fiki

Fiki hanya memutar bola matanya kesel.

=

=

Setelah jam pulang sekolah, mereka bertiga memutuskan untuk menunggu kedatangan Tiara di ruangan kosong itu, sebelum itu mereka membiarkan seluruh siswa siswi di sekolah itu keluar dari lingkungan sekolah.

"Kita mau ngapain sihh?" Tanya Fajri yang binggung dengan tingkah kedua temannya itu

"Percuma juga cerita sama lu, lu gak bakalan inget. Tak lama juga Lo di masukin sama sosok Arin" cibir fenly

Belum sempat fenly menyelesaikan omongan nya, arwah Arin udah masuk kedalam tubuh Fajri.

"Langsung keruangan" datar Arin dengan tatapan ke depan

Melihat hal itu, fenly hanya bisa menghembus nafas panjang.

"Belum juga selesai ngomong, udah masuk aja tu mahluk" dumel fenly

"Udah, jangan gerendeng" bals Fiki langsung mengikuti Arin menuju ruangan itu

Fenly emang mengikuti Fiki dan sosok Arin tapi tatapan nya penuh keterpaksaan.

=

=

Tiara udah dulu masuk kedalam ruangan itu, walaupun Tiara bukan anak sekolah itu, tapi Tiara banyak cara buat masuk kedalam itu, salah satunya dengan menghilangkan diri dengan bantuan Brayen.

Tiara perlahan berjalan menelusuri seluk beluk ruangan itu, Fiki yang melihat itu. langsung menghampiri Tiara dengan menepuk pundak Tiara hingga membuat Tiara kaget.

"Iihh, bikin jantung aja sihh!" Kesel Tiara menatap Fiki

"Gue gak ada bermaksud buat ngagetin lu yaa, Lo aja kagetan" cibir Fiki

"Lo! datang tu ngucap salam kek, Jangan kayak Hantu. Tiba-tiba nongol!" Ketus Tiara

"Ya maaf" bals Fiki merendahkan nada bicara nya

"Maaf maaf!"

"Udah udah, terus ini gimana?" Rerai fenly sambil bertanya kepada Arin

"Ikut aku" perintah Arin mulai bergerak

Ketiga orang itu langsung mengikuti Arin dari belakang.

=

=

Setelah beberapa menit, mereka menemukan jasad Arin di tempukan lemari yang sudah membusuk.

"Eehhh, bau nya nyerangat banget" Fenly langsung menutup hidungnya begitu juga dengan Tiara dan Fiki

"Ini harus kita apain?" Tanya fiki

Melihat jasad nya, Fajri menetaskan air matanya. Terlihat jelas arin sangat terpukul saat mengingat kembali kejadian itu, Tiara yang mengerti maksud dari tatapan nya, langsung memeluk tubuh Fajri dengan erat.

"Lo harus ikhlas ya, mungkin ada hikmah dibalik ini. Dan Lo harus tenang di sana, buat yang lalu biar mereka membalas perbuatan mereka sendiri dengan karma nya" tutur Tiara dalam pelukan

Mendengar itu, Arin hanya bisa tersenyum dengan perlahan menghapus air mata nya.
Mereka langsung melaporkan ke pihak kepolisian dan beberapa menit menunggu akhir nya, kepolisian datang dan membawa jasad Arin. dan sekolah itu, di kelilingi garis polisi.

Di hari itu juga, jasad Arin di kubur di samping orang tuanya, setelah beberapa menit menyelesaikan tugasnya, dan para tamu untuk mengubur jenazah Arin pulang dari tempat itu, serasa sudah sepi. Arin perlahan tersenyum dan mengucapkan terakhir kalinya.

"Makasih ya, udah bantu aku. Maafin juga kalau aku sempat jahat sama raga ini, tolong sampaikan maaf aku ke dia ya? Menembus rasa bersalah aku, aku akan kasih raga ini sesuatu, dan itu sangat berarti buat kalian, fenly dan Fiki, tetap lah jadi orang yang baik, karena kita tidak tau bagaimana nasib kita kedepannya, aku pamit" tutur Arin

Setelah mengucapkan sepatah kata terakhir, Arin keluar dari raga Fajri dengan keadaan Fajri tidak pingsan, tapi tatapan Fajri terlihat sangat binggung.

"Nanti kita jelsin" ujar Fiki yang sudah mengerti maksud dari tatapan Fajri

"Yuk aa' pulang" ajak Tiara mengandeng tangan Fajri

"Arin?" Gumam Fajri saat tak sengaja melihat batu nisan yang Tanah nya masih basah

Fiki dan fenly sudah dulu meninggalkan makam itu dan disusul oleh Tiara dan Fajri.

=

=

S e l e s a i

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang