Saat Tiara mendekati Fajri untuk membantu, ibu itu dengan kesel nya memegang sebuah kayu, yang entah dari mana dapat nya. Ingin memukul kedua orang itu dari belakang. Tapi untung saja ketiga orang itu tepat waktu datang untuk membantu Tiara dan Fajri.
"Mama!!" Pekik Naya sambil mencegah pergerakan mamanya
"Aji, Lo gak papa?" Tanya fenly membantu Fajri berdiri
"Gak papa" bals Fajri
"DIA PEMBUNUH! DI SUDAH BUNUH ANAK SAYA!" teriak mama histeris
"Mama tenang tenang dulu, lepas kayu nya, mama denger Naya" tutur Naya lembut perlahan mengambil kayu ditangan mama nya
"Tolong Fiki" Naya langsung memberikan kayu kepada Fiki untuk membuangnya jauh-jauh dari mama nya
"Makasih yaa" ujar Naya saat Fiki kembali setelah membuang kayu dari mama nya
"Iya kak" bals Fiki
Tanpa aba aba, Adam langsung masuk kedalam tubuh Fajri, bersamaan dengan Tira yang masuk kedalam tubuh Tiara.
Kini tubuh Fajri berubah menjadi Adam, sedang Tiara berubah menjadi sosok Tira.
"Adam?" Gumam mama sambil mengeluarkan air mata sedih
Fiki dan fenly hanya terdiam, Naya berusaha kuat dihadapan mama nya tapi bagaimana pun kehilangan tidak pernah ada yang menginginkan nya.
"Mama aa mohon, mama pulang yaa, Aa akan tenang kalau mama bahagia, ikhlasin aa pergi, mama kan ngajari aa buat ikhlasin kepergian papa, jadi aa mau mama ikhlasin aa pergi, biar aa bisa bahagia bersama papa, doain aa terus yaa" lirih sendu Adam
"Hiks..." Mama dan Naya hanya bisa Menangis, kalimat yang pas untuk mewakili hati nya hanya menangis.
"Tante, saya mohon! maafin saya yaa, saya gak bermaksud buat nabrak anak Tante" lirih Tira sedih
"Mama aa mau, mama maafin kakak Tira ya, bagaimana pun ini takdir aa pergi, kak Tira sudah membalas rasa dendam mama untuk kak Tira pergi seperti yang mama mau, tadi itu kembaran kak Tira. Aa' gak bisa lama lama, ada harus pergi. Aa' sayang kalian" peluk adam begitu erat
"Mama maafin kak Tira kok, mama janji akan usahain buat ikhlasin kepergian kamu, tapi kamu sering sering temui mama di mimpi yaa" bals mama dengan memeluk Adam dengan erat
Tira melihat hanya tersenyum senang, mama yang melihat itu tersenyum mengikhlaskan kejadian berlalu, dengan tenang Tira keluar dari raga Tiara secara perlahan.
Tubuh Tiara hampir sempoyongan tapi untung ada Fiki dan fenly yang siap siaga menjaganya.
"Gak papa?" Tanya Fiki
"Kok pusing ya kepala gue" ujar Tiara
"Duduk dulu, tenangin" perintah fenly sambil membantu Tiara duduk
Fiki dan fenly yang sibuk mengurusin Tiara, sampai tidak pokus ke Fajri, hingga Fajri jatuh pingsan saat Adam keluar dari raga nya.
"Fajri, Fajri bangun" Naya berusaha membangun kan Fajri yang sudah tergeletak di lantai
Sedangkan mama Naya hanya terdiam binggung, kejadian tadi benar-benar tidak logis menurut nya.
"Mama mau pulang Naya" ujar mama Naya secara tiba-tiba
"Iya ma" bals Naya
"Biar aji, kita bawa kerumah sakit. Kakak bawa pulang, gak papa" kata Fiki
"Tapi_"
"Gak papa kan, kita bertiga bisa kok" sahut Tiara
"Maaf ya gak bisa bantu" Ujar Naya tidak enak hati
"Iya kak, gak papa" balas fenly
=
=
Setelah beberapa menit akhir Fajri sadar dari pingsan nya, luka didahi nya juga sudah di perban oleh perawat rumah sakit, dan langsung boleh pulang.
"Kamu gak papa kan?" Tanya Tiara khawatir saat melihat Fajri sudah terbuka mata
"Perasaan tadi, ngomong sama kita gak ada pake kamu, kenapa sekarang sama Fajri pake kamu" binggung fenly menatap kedua nya
"Ji, Lo gak papa kan?" Tanya Fiki mengacuhkan komentar fenly
"Gak papa, cuma badan gue agak pegal aja, kayak biasa" seru Fajri agar temannya tidak mengkhawatirkan keadaan dirinya
"Maafin aku yaa, gara gara aku, kamu jadi luka" sedih Tiara
"Gak papa sayang" bals Fajri mengelus pipi Tiara secara kembali
"Sayang?" Gumam fiki dan fenly saling menatap
"Jangan bilang Lo udah jadian" duga Fiki menatap serius
"Kenapa emangnya, salah kalau gue jadian sama Fajri!" Ketus Tiara menatap kedua kesel
"Ya engga, maksud gue__"
"Gak usah pake maksud maksud!" Kesel Tiara memotong perkataan fenly
"Gue gak ikut" angkat tangan Fiki pasrah
"Dua orang yang berbeda, kalau Tira. Dia gak akan ketus sama siapa pun" bals fenly membandingkan
"Gue emang bukan Tira, kenapa? Gak suka?" Julit Tiara
"Ya gak" singkat fenly
"Udah lah fen" acuh Fiki yang tidak mau mendengar perdebatan fenly bersama Tiara
Fenly melihat tanggapan Fiki hanya menatap Fiki kesel.
"Apa pun pilihan Lo, kita selalu dukung. Yang terpenting Lo bahagia" kata Fiki mendukung
"Makasih ya bro" ucap Fajri tersenyum
"Sama sama" bals Fiki
"Gue ikut senang deh, walaupun galak sihh" cibir fenly mendukung
"Sayang kok betah sihh, temanan sama fenly. Kalau aku punya teman kayak dia, udah ku hampas kali" julit Tiara
"Enak banget tu bibir ngomong, hempas hempas! Lo yang dihempas Fajri. Kok bisa ya Fajri nembak Lo, gak habis pikir gue" kesel fenly sambil berseru
"Udah Napa sihh, Lo berdua gue heran banget. Fiki sama Tiara, fenly sama Tiara. Ada apa sihh sama Tiara Lo berdua" heran Fajri yang pusing mendengar cekcok mulut mereka.
"Iya iya ji, tapi gue sama adek Lo, gak heran kita kan saudara, walaupun jauh" sahut Fiki
"Gue juga sama dia saudara, papa gue sama papa nya adek kakak" sahut fenly menatap Tiara tak suka
"Ha!!" Kaget Fiki dan Fajri
"Kamu gak tau?? Aku kira Tira ngomong sama kamu" bals Tiara
"Gak ada" singkat Fajri sambil menggeleng kepala nya binggung
"Jadi, masalah Tira dan Adam selesai dong" seru Fiki
"Alhamdulillah, semoga Tira tenang disana" bals Fajri
"Aamiin" bals ketiga nya dengan kompak
"Besok, pulang sekolah kita ke makam Tira yuk!" Ajak Fajri
"Boleh deh, selama ini gue temanan sama dia tapi gak pernah ziarah kubur nya, kata fenly temen gaib gue" sindir Fiki
"Yee.... Fajri juga ngomong Lo, bukan gue aja" kata fenly membela diri nya
"Tapi Lo yang duluan, ngomong gitu" sahut membela dirinya
"Yaudah boleh, sekalian ajak mas zweitson. Dia juga gak pernah lihat makam Tira" bals Tiara
"Berarti deal ya besok" kata Fiki memastikan
"Iya" bals ketiga nya dengan menyakinkan
=
=
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING
Horormahluk hidup bukan manusia saja tanpa kita sadari!! tumbuhan, hewan dan bahkan mahluk tak kasat mata juga makhluk yang harus kita hargai. mereka sama seperti kita, hanya saja kita tak dapat melihat mereka. hanya orang spesial yang bisa melihat dan b...