29. ternyata mereka indigo

24 3 0
                                    

Tiara dan Fiki sudah tiba di gerbang sekolah, tanpa banyak drama, pintu gerbang itu terbuka dengan mudah. Tanpa basa-basi Fiki dan Tiara langsung masuk di lingkungan sekolah.

"Kak, ruangan misterius yang ada di sekolah dimana?" Tanya Tiara disela sela perjalanan nya

"Kenapa emangnya?" Tanya Fiki balik

"Soalnya Brayen menyembunyiin aa' aji sama kak fenly disitu" jelas Tiara

"Yaudah, kita langsung ke sana aja" nggas Fiki langsung beranjak menuju pergi keruang misterius itu

"Jangan!!" larang Brayen yang tiba-tiba muncul

Mendengar suara itu, Fiki dan Tiara Sontak terdiam sambil menatap kearah belakang.

"Kenapa?" Tanya Tiara

"Mereka akan lebih terancam, lebih baik kita selesaikan dulu masalah ini" jawab Brayen

"Caranya?" Sahut Fiki

"Kita temui dulu sosok itu, dan kita harus cari sumber masalah ini" jelas Brayen "sumber dari masalah itu ada disini, membantu kita"

"Sosok juga?" Fiki kembali bertanya

"Iya, masa lalu dari mereka" jawab Brayen

"Mereka? Maksudnya Fajri sama fenly" Fiki menatap Brayen sedikit kaget mendengar penjelasan nya

"Iya, maka kenapa? Sosok itu butuh raga kakak untuk membunuh mereka"

Mendengar perjelasan Brayen, Fiki kaget dan binggung, sejak kapan mereka mempunyai musuh? Selama berteman, Fiki selalu bersama nya dan setiap masalah dari mereka, mereka akan ngomongin. Dan Fiki rasa selama ini permalasahan mereka gak pernah nyangkut tentang gaib, apa mereka menyembunyikan dari fiki?.

=

=

Di ruangan misterius itu, fajri dan Fenly terus-menerus menutup hidungnya, bahkan mereka bernafas melalui mulut. Mereka hanya menjaga jaga barang kali mereka tak sengaja dan sosok itu mengetahui keberadaan mereka, kan bahaya!.

"Ji, sampai kapan?" Tanya fenly

"Gue gak tau fen, gue rasa ini malam terpanjang yang pernah gue rasain, selama gue hidup. Mana gelap banget lagi" bals Fajri sesekali menatap sekitar

"Mana sosok yang ada di ruangan ini menatap kita lagi" fenly juga menatap sekeliling nya

"Udah diam aja, selagi kita gak ganggu mereka, mereka gak akan jahat" bals Fajri

Belum sempat fenly membalas ucapan fajri, suara dari sosok itu membuat mereka terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan mereka memeluk lutut mereka disudut ruangan agar tidak terlihat oleh sosok tersebut.

"Ra, aa' takut. Bantuin aa'" lirih Fajri ngomong dalam hati

"Aa' tenang aja, Ra bakalan bantu kakak"

Suara itu membuat fajri mencari sumber suara, apakah Tiara bisa baca pikiran seseorang? Itulah yang terlintas di otak fajri saat mendengar suara itu.

"Fen, Lo denger suara Tiara gak, adek gue?" Tanya fajri pelan

"Nanti aja deh ji, ngobrol nya. Lo gak denger suara jejak kaki sosok itu" fenly benar benar malas menghampiri sosok itu lagi, maka kenapa fenly mengacuhkan pertanyaan dari Fajri

"Jawab aja, iya apa gak!" Balas fajri yang ingin tahu suara itu hanya dirinya saja yang mendengar nya atau fenly juga mendengar nya

"Gak tau gue, gak ada juga gue denger suara apa apa" mendengar tanggapan fenly, kayak emang suara itu hanya dirinya saja yang mendengar nya.

=

=

Fiki, Tiara, dan Brayen sudah di depan sosok itu, dengan persiapan mereka juga harus siap siaga apa pun yang terjadi nanti. Brayen juga memberi pesan pada mereka untuk mereka menahan nafas ketika mereka sedang dalam bahaya, karena bagi Brayen sosok yang penuh emosi dan rasa dendam, emang sangat kuat ketimbang sosok pada umumnya.

Tapi langkah mereka terhenti saat melihat sosok itu sedang perang mulut bersama Tira, apakah Tira ada hubungannya dari masalah ini? Apa mereka terancam ada sangkut pautnya dengan Tira? Mereka saling menatap satu sama lain, Fiki dan Tiara tahu pikiran mereka masing-masing tentang apa yang mereka lihat.

"Mau apa kamu?" Tanya Tira baik baik

"Mereka Harus mati!" Ujar sosok itu penuh penekanan pada kalimat 'mati'

"UDAH CUKUP KAMU NYIKSA MEREKA SEMASA HIDUPNYA, SEKARANG MATI PUN KAMU NYIKSA DIA! DASAR GAK PUNYA HATI!" kesel Tira

"MEREKA YANG TIDAK PERNAH TAU PERASAAN SAYA, SAYA!! MEREKA UDAH BUNUH ORANG TUA SAYA!!" Sosok itu terlihat sangat marah kepada Tira

"ORANG TUA KAMU MENINGGALKAN GAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA MEREKA, MEREKA JUGA IKUT KECELAKAAN SETELAH ORANG TUA KAMU SUDAH MATI TEMPAT" Tira juga ikut menatap sosok itu marah

"Ternyata masalah itu?" Gumam Tiara yang mulai mengerti dari sosok itu

"Waktu Fajri sama fenly koma, ini alasan dia selalu nyelakin fenly sama fajri" Fiki ikut bergemam

Tiara memejamkan matanya sejenak untuk memanggil sosok untuk membantu mereka.

"Kenapa kamu panggil saya?" Ujar sosok itu sudah berada di hadapannya mereka

Fiki yang melihat hal itu sontak kaget, bahkan Fiki kaget melihat adek fajri lebih indigo dari pada dirinya, bisa baca pikiran, lihat sosok, mengetahui kapan waktu sosok meninggal dan memanggil sosok.

"Lihat!" Tiara berucap dengan matanya memerintahkan sosok itu menatap arah tatapan matanya

Sosok itu yang mengerti maksud dari Tiara, langsung menatap kearah tatapan Tiara dengan mendengar perdebatan mereka.

=

=

Walaupun ruangan itu terlihat sepi dan sunyi, tapi Fajri bisa ngerasain bahwa ruangan itu sangat ramai, bahkan fajri bisa ngerasain keberadaan sosok yang baru datang di lingkungan sekolah ini.

Perlahan fajri berjalan mendekati pintu dari ruangan itu, melihat tindakan Fajri, fenly langsung bergerak cepat untuk mencegah pergerakan Fajri.

"Heh, mau kemana Lo?" Tanya fenly

"Gue rasa, ruangan ini bukan cuma kita aja berdua" jawab fajri

"Terus siapa?" Sosok yang bantuin kita?" Fenly kembali bertanya dengan hati penasaran

"Adek gue salah satunya"

"Bukannya adek Lo takut ya? Hal hal yang berbau mistis gini" sahut fenly binggung

"Kita keluar yuk!" Ajak fajri

"Tapi, kata tu mahluk kita harus tunggu disini, gue juga mals ketemu tu sosok lagi" bals Fenly

"Udah ayoo!!" Paksa Fajri melangkah keluar dari ruangan itu dengan menarik paksa tangan fenly.

=

=

Sela sela perdebatan mereka, sosok itu menatap Tira marah besar dengan menodong pisau di hadapan Tira untuk membunuh nya. Seorang pria paruh baya menghalangi aksinya hingga hampir mengenai Tiara, tapi untuk saja Fiki cepat mencegah pisau nya, dengan tangan nya yang tergores bagian siku.

"Auu" keluh Fiki kesakitan

"Kak Fiki" kaget Tiara yang melihat tangan Fiki mengeluarkan darah

"Gak papa, kita selesaikan dulu ini" balas Fiki yang mengacuh darah di tangan dengan menahan sakit

Tanpa memperdulikan celoteh Fiki, Tiara melepas jaket untuk menutupi luka nya agar darah dari luka Fiki tidak keluar lagi.

"Udah biar darah berhenti" ucap Tira

Fiki terus menatap Tiara kagum, ternyata Tiara tak semenyebal itu "makasih ya"

"Iya, kayak sama siapa aja" bals Tiara

Fiki tersenyum.

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang